chptr 14

44 4 0
                                    

Mata sang pemuda berkilat selama 0,1 detik.
"Buka detail di bawah tulisan misi."

Kemudian...

"Kok bisa ada?
Tadi tidak ada loh!
Apa yang sudah kau lakukan?"
Han Sooyoung menatap jendela bak di dalam game petualangan + RPG yang hanya bisa dilihat oleh diri sendiri.

" … "

Han Sooyoung mengangkat sebelah alisnya menatap sang pemuda yang tidak bersuara.
"Kau sedang memikirkan apa?"

Sang pemuda melihat ke depan.
"Aku tidak akan memaksa orang lain untuk ikut bersamaku menyelesaikan misi menyelamatkan bumi."

"Hah?
Maksudnya apa?"

Sang pemuda kembali tidak bersuara.

Bos mafia yang mulai palak,
mengklik lidahnya dengan mulut yang tidak terbuka.
"Kau itu orang yang tiba-tiba saja muncul.
Yang artinya kau itulah yang dia maksud!"

Han Sooyoung memelototi bos mafia.
"Kau tidak suka atau bagaimana?
Jangan cari gara-gara lah!"

"Karena kau sedikit tumpul makanya aku kasih tau."

Han Sooyoung tertegun.
Baru menyadari bahwa dirinya memang tumpul kalau dalam keadaan yang terburu-buru.

Sang pemuda memecah kesunyian yang terbentuk sesudah pertengkaran antara bos mafia dan Han Sooyoung terjadi.
"Ekhem.
Jadi, apakah kalian sudah membaca detailnya?"

Han Sooyoung berkedip beberapa kali sebelum memberikan tanggapannya.
"Sudah aku baca.
Disitu dikatakan kita harus membuat makhluk hidup dan apapun yang akan kita makan menjadi berwarna."

"Cara mengembalikan warnanya itu hanya menyentuhkan air yang sudah bercampur dengan kristal gradasi warna kepada makhluk hidup dan apapun yang akan dikonsumsi."
Sambung bos mafia begitu Han Sooyoung tidak mengatakan apa-apa lagi.

"Terus apa lagi?"
Tanya sang pemuda setelah bos mafia berhenti berbicara.

"Kristal gradasi warna ada di mana saja.
Bisa di balik batu, di balik daun, di atas ranting, di rerumputan, dan sebagainya.
Air yang digunakan hanyalah air biasa.
Cara membuat air yang akan disentuhkan pada makhluk hidup dan apapun yang akan dikonsumsi,
cukup dengan mencampurkan kristal gradasi warna pada air biasa di dalam sebuah tempat yang bisa diguncang-guncang sampai keduanya menyatu dengan sempurna."
Ujar anak sang pemuda,
melanjutkan apa yang dikatakan bos mafia.

"Kita akan mulai mencari kristal."
Kata sang pemuda.

Han Sooyoung segera menghentikan yang lain untuk bergerak mencari kristal.
"Tunggu dulu!
Semuanya harus mendengarkan alasan detail yang ada pada jendela masing-masing yang tidak lengkap.
Apa ada yang salah pada diri kami,
atau bagaimana?"

Sang pemuda menoleh ke samping untuk melihat Han Sooyoung yang sedang menunggu penjelasan dari mulutnya.
"Karena aku membagi kekuatanku ke sesuatu yang hanya bisa dilihat oleh diri sendiri.
Sehingga begitulah hasilnya."

Han Sooyoung mengangguk-anggukkan kepalanya.

Bos mafia yang dari tadi diam,
kini menyuarakan pikirannya.
"Lalu bagaimana dengan dirimu sendiri?
Apakah detailnya lengkap?"

Sang pemuda menggumam pelan sebelum menjawab pertanyaan bos mafia.
"Hm. Detailnya lengkap."

"Pantas saja kau meminta kelanjutan penjelasan detail dari kami bertiga."
Ujar Han Sooyoung.

"Biar kita semua tau dan tidak salah melangkah."
Balas sang pemuda.

"Ngomong-ngomong,
tadi kan kau bilang bahwasanya kau tidak ingin memaksa orang lain untuk ikut bersamamu menyelesaikan misi menyelamatkan bumi.
Aku sudah memikirkannya baik-baik.
Dan jawabanku adalah...."

.

.

.

.

Sang pemuda dan yang lainnya bergegas mencari kristal ke semua tempat yang menunjukkan adanya tanda-tanda keberadaan kristal.

Petunjuk seperti kilauan cahaya yang tidak begitu jelas terlihat.

Letak posisi sebuah batu ataupun rerumputan yang berbeda dari yang biasanya.

Dan lain sebagainya.

"Hei, Kim Dokja."

"Hm?"

"Tempat untuk mencampurkan kristal gradasi warna dengan air biasa itu ada dimana?
Apa kau tau tempat itu ada dimana?"
Han Sooyoung tidak berhenti dalam mencari kristal walaupun mulutnya sedang bertanya pada sang pemuda.

Sang pemuda tidak segera menjawab pertanyaan Han Sooyoung,
sehingga anaknya sang pemuda lah yang menjawab.

"Kak Sooyoung,
bukankah tadi sudah saya katakan bahwa tempat itu adalah tempat yang bisa diguncang-guncang.
Yang dengan kata lain,
tempat itu bisa apa saja asalkan kita bisa memanfaatkannya untuk pencampuran kristal dan air biasa."

Han Sooyoung mengerucutkan bibirnya sebentar.
"Ah! Sangat menyebalkan!
Kimia adalah hal yang paling aku benci!"

Bos mafia kontan menanggapi keluhan Han Sooyoung.
"Kembalilah ke tempat asalmu."

Han Sooyoung berteriak sekali,
melampiaskan kemarahannya sebelum meladeni bos mafia.
"Tidak mungkin!
Akan sia-sia usaha kami semua jika aku kembali seorang diri!"

"Tidak boleh."
Larang bos mafia dengan tegas.

Han Sooyoung menatap tajam pada bos mafia.
"Kau tidak bisa melarangku!
Bahkan kau pun tidak ada sangkut pautnya dengan orang yang ingin aku bawa!"

"Tidak."

"Ck."
Han Sooyoung membuang muka.
Tidak sudi melihat bos mafia yang seenaknya melarang ini itu seperti dirinyalah yang hendak Han Sooyoung bawa.

Sang pemuda batuk pelan,
mengalihkan perhatian kedua insan yang tengah bercekcok tersebut.

"Ada apa?"
Tanya Han Sooyoung seraya mendekati sang pemuda.

Sementara bos mafia bergegas menepuk-nepuk pelan punggung sang pemuda,
berharap agar tidak batuk lagi.

Sang pemuda mengucapkan terima kasih kepada bos mafia dengan suara yang menyerupai bisikan.

Han Sooyoung menatap heran terhadap interaksi antara kedua lelaki itu.

"Tidak pernah melihat orang pacaran kah makanya wajahmu kayak begitu?"
Tanya bos mafia dengan ketidakpedulian yang tersirat di tatapan matanya.

Han Sooyoung menggeleng-gelengkan kepalanya dengan brutal sebelum mencoba membujuk sang pemuda.
"Pikirkan matang-matang kehidupan di masa depan, Kim Dokja.
Apa kau tidak ingin kembali dan bertemu dengan kami semua?
Atau apa kau lebih memilih untuk tinggal di dimensi ini bersama dengan orang-orang ini?"

Sang pemuda menyanggah dagunya sendiri sebelum memberikan responsnya.
"Kau ini anti gay?"

Sudut bibir kiri Han Sooyoung terangkat dengan sedikit kaku.
"Dari mana kau mendapat pemikiran seperti itu?"

"Berdasarkan perilaku mu."

Han Sooyoung memberikan sebuah kantung ukuran sedang yang berisi kristal-kristal gradasi warna yang telah ia kumpulkan ke tangan sang pemuda.
"Kelakuan kalian berdua membuatku teringat akan masa lalu."

.

.

Bersambung

No LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang