chptr 8

59 4 0
                                    

Sang pemuda tidak hanya pasif menerima tindakan bos mafia setelah ingatan kehidupan pertamanya kembali,
tapi malah semakin aktif merespons tindakan bos mafia yang kian agresif tiap detiknya.

Bahkan rambut panjangnya kini diremas dan dimainkan oleh bos mafia tanpa berhenti dengan kegiatannya.

"Ugh!"

Tiba-tiba bos mafia berhenti dengan kegiatannya setelah pelirnya yang masih terlindungi dengan pakaian yang ia kenakan disentuh sang pemuda tanpa basa-basi.

"Bagaimana?
Apakah ini terasa enak?"
Tanya sang pemuda yang ulah tangannya semakin menjadi sampai-sampai membuat bos mafia tidak bisa menahan suaranya.

Aku tidak memperkirakan reaksinya kalau dia menerima aksiku.
Bos mafia menjambak rambut panjang sang pemuda dengan agak kuat setelah dirasa pelirnya akan segera berejakulasi.
"Hahkh... Kau... Ukhh..!"

Sang pemuda sedikit mendongak akibat kelakuan bos mafia terhadap rambut panjangnya.
"Jika kau sangat suka dengan rambut panjang,
seharusnya kau memanjangkan rambutmu, Yoo Joonghyuk."

Pelir bos mafia berejakulasi setelah sang pemuda berhenti menyentuh pelirnya bos mafia.

" . . . . "
Bos mafia melepaskan pegangannya pada rambut panjang sang pemuda,
dan beralih melingkarkan kedua tangannya di bahu sang pemuda.
"Rambutmu sangat halus, lembut, wangi, dan luar biasa enak disentuh.
Berbeda dengan rambutku yang agak kasar, kurang lembut, tidak ada aromanya, serta tidak begitu bagus rasanya untuk disentuh."

Sang pemuda tidak mengatakan apa-apa,
tapi kedua tangannya langsung meremas dan merasakan tekstur rambutnya bos mafia dengan penuh perhatian.
"Walaupun rambutmu seperti ini,
aku menyukainya."

Bos mafia meneguk salivanya sendiri mendengar tanggapan dari sang pemuda yang cukup untuk membuat pelirnya setengah bangun.

"Kau urus sendiri ya.
Aku saat ini sungguh sangat butuh istirahat."
Ujar sang pemuda setelah menjauhkan diri dari bos mafia.

Bos mafia hanya bisa menurutinya karena teringat akan kondisi sang pemuda yang tidak seperti biasanya.
"Cepatlah kau beristirahat."

"Jangan kecewa denganku.
Gunakan saja boneka sex yang kau beli satu minggu yang lalu."
Kata sang pemuda sebelum pergi ke dapur,
bersiap untuk memasak.

Bos mafia menyusul sang pemuda dengan wajah masam dan tampak sedikit sedih.
"Itu berbedalah.
Boneka yang aku beli itu tidak punya pelir."

Sang pemuda melirik bos mafia sebentar sebelum kembali memotong bahan-bahan yang dibutuhkan untuk masakannya.
"Kau pasangkan saja pelir buatan pada boneka sex mu itu."

"Tidak mungkin.
Rasanya tidak sebagus pelir asli!"

"Yoo Joonghyuk.
Nanti dilanjutkan lagi pembahasan ini.
Sekarang aku harus memasak untuk makan malam ku."

Bos mafia menaikkan sebelah alisnya.
"Aku akan membantumu."

"Jangan membantuku kalau kau belum beres."

"Ya.... Kau benar.
Baiklah.
Kalau begitu,
sekarang aku akan memakai kamar mandimu."

Sang pemuda meletakkan pisau dan bahan yang sedang dipotong sebelum melihat ke punggung bos mafia yang sempat terlihat sebelum pintu kamar mandi ditutup rapat dari dalam.
Aku tidak merasakan apa-apa walaupun sudah sejauh itu.
Mungkin ingatan lengkap dan sedikit kekuatan yang juga kembali,
mempengaruhi tubuhku.
Atau apakah ini semacam kutukan karena sebelumnya aku berasal dari bangsa makhluk bersayap?

Tanah yang dipijak bergetar.

Sang pemuda langsung berjalan mendekati jendela yang ada di ruangan tersebut.

Warna dari daun, langit, dan semuanya yang berwarna,
terlihat jelas sedang menghilang dan berubah menjadi putih atau hitam saja.

Makhluk hidup yang belum kehilangan warnanya berlarian dengan panik mencoba menyelamatkan diri.
Tapi tidak berhasil karena memang tidak dapat dihindari.

Sang pemuda berjalan mendekat ke pintu kamar mandi yang baru saja dibuka dari dalam.

"Ada apa?"

Sang pemuda memberikan baju kaos warna hitam dan jaket hitam anti air pada bos mafia.
"Cepat pakai.
Kita harus segera melarikan diri."

Bos mafia mengelap sebentar tubuhnya yang masih agak basah dengan handuk sebelum mengenakan baju dan jaket yang diberikan oleh sang pemuda dengan amat cepat.

"Hei kalian berdua.
Berpelukanlah dengan erat agar saat kalian diteleportasikan salah satu dari kalian tidak terpisah."

Sang pemuda tidak ragu-ragu melakukan apa yang dikatakan Kang Ilhun.

Tapi tidak dengan bos mafia yang merasa cemas.
Bagaimana kalau pelirku bangun?
Bos mafia agak menundukkan kepalanya agar jarak mulutnya dengan telinga sang pemuda berkurang.
"Jangan terlalu erat.
Akan repot kalau pelirku bangun."

Sang pemuda menempelkan wajahnya pada bahu bos mafia.
"Tidak repot.
Kita bisa memakai apa saja untuk mengurusnya."

Bos mafia mengembuskan napasnya dengan jelas sebelum menanggapi sang pemuda.
"Dia tidak sebangsa dengan kita."

"Ya, itu benar.
Tapi memang tidak apa-apa karena dia juga pernah bilang bahwa dia merasa terhibur melihat aktivitas mesum yang kita lakukan."

Bos mafia menggigit daun telinga bagian atas nya sang pemuda sekali sebelum mengatakan tidak dan kemudian kembali dalam posisi berdiri tegak tanpa melepaskan pelukannya.

Hanya dua jengkal lagi penghilangan warna dapat menyentuh mereka.

Tapi mereka sudah berteleportasi sebelum penghilangan warna itu dapat menyentuh mereka.

.

.

Meneleportasikan dua mahkluk hidup yang terhitung lemah seperti manusia,
sungguh berisiko tinggi.

Oleh sebab itulah Kang Ilhun cuman pernah meneleportasikan Kim Dokja saja selama seumur hidupnya.

Tidak pernah meneleportasikan makhluk hidup yang lain karena menurutnya tidak begitu penting.

Mau sehati-hati apapun,
risiko tinggi tersebut mustahil dilenyapkan.

Alhasil,
hanya satu orang yang berhasil diteleportasikan ke tempat tujuan.

"Kim Dokja tersasar ke dimensi/dunia lain.
Aku harus segera menemukannya secepat mungkin supaya jiwanya tidak menghilang."

Bos mafia mengklik lidahnya.
"Kau tidak kompeten!"

"Ini memang sudah takdirnya.
Seerat apapun kalian berpelukan,
kalau dasarnya harus terpisah ya terpisah.
Sekarang yang bisa kita lakukan adalah mencari Kim Dokja."

Bos mafia menatap kosong ke depan.
"Aku tidak punya kekuatan untuk mencari dia yang tersasar ke dimensi/dunia lain."

"Aku yang akan menemukan jejaknya.
Lalu kau dan aku akan ke tempat dimana jejaknya ditemukan."

"Kau…"

"Aku akan menjagamu"

"....."
Bos mafia tidak begitu peduli dengan apa yang dikatakan oleh Kang Ilhun.

.

.

Bersambung

No LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang