Mengetuk pintu hati yang tertutup

9 3 0
                                    

Setelah kepergian Aden, Zeita sudah tidak tinggal di rumah Lala lagi. Mama dan Zeny pulang, memutuskan untuk membeli rumah sederhana dan juga membangun usaha kecil-kecilan. Sebuah toko bunga, dan perkebunan keluarga Aden menjadi pemasok bunganya. Zeita, Mama, dan Zeny menata hidup dari awal, pelan-pelan. Zeita mendapat apa yang pernah Ia minta, waktu kebersamaan bersama Mama. Hubungan antara ibu-anak yang selama ini jauh kini mendekat, Zeita dan Zeny bisa memeluk Mama kapanpun mereka mau. Dalam kesederhanaan Mama masih bekerja keras, namun tidak melupakan kasih sayangnya lagi.

Setelah kepergian Aden, langkah Zeita sama sekali tidak mudah, seakan separuh jiwanya juga ikut pergi. Kehilangan Aden terlalu berat baginya, itu adalah duka terdalam yang pernah Zeita rasakan di seumur hidupnya. Namun begitu setiap ingatan tentang Aden jugalah yang membuatnya kembali bangkit, Ia terus melangkah meskipun dengan langkah yang terseok-seok. Teringat semua janjinya dan juga ucapan aden.

Zeita belajar dengan sungguh-sungguh, Ia juga mulai membuka diri dan berteman. Sesuai permintaan Aden, Ia juga akan meraih mimpinya. Selulus sekolah, Zeita menerima beasiswa penuh untuk berkuliah ke luar negeri. Awalnya gadis itu ragu, Ia tidak mau meninggalkan Mama dan Zeny. Tapi Mama tidak ingin Zeita menyia-nyiakan kesempatan, Mama ingin Zeita mengejar mimpinya dan melihat dunia luas.

Zeita akhirnya berkuliah di salah satu universitas di Australia, dan di sanalah Ia bertemu Danang. Pemuda itu tengah melanjutkan S-2 nya, dan Danang juga sama terkejutnya menyadari Zeita berada di satu universitas yang sama dengannya.

Zeita sudah tau kalau pertunangan Lala dan Danang berakhir, meskipun Lala tidak memberitahukan apa alasannya. Bagi Zeita, Danang sudah seperti seorang kakak yang selama ini ikut membantunya saat kesusahan. Jadi tentu Zeita juga merasa senang bertemu dengannya, tanpa mau ikut campur mengenai urusan pribadi pemuda itu. Jadi mereka banyak menghabiskan waktu bersama di sela-sela waktu senggang perkuliahan, layaknya kawan lama yang bertemu di perantauan. Berbagi suka dan sedih mengalir begitu saja.

Hingga menginjak tahun ketiga masa perkuliahannya, Danang menyatakan niatnya untuk meminang Zeita. Membuat gadis itu terpaku dengan tatap tak percaya, dan bagaimana jawabnya Zeita? Gadis itu menolak.

"Kakak tau kalau Lala itu sahabatku, dia yang selalu ada bahkan di saat-saat terendah dalam hidupku. Aku mungkin bisa saja gila, tapi aku tidak akan berbahagia dengan merenggut kebahagiaannya. Aku minta maaf, tapi sepertinya kita tidak perlu bertemu lagi." Setelah hari penolakan itu, Zeita dan Danang benar-benar tidak lagi bertemu. Bahkan kalau tidak sengaja berpapasan, salah satu di antara mereka akan mengalah dan mengambil jalan lain.

Mungkin Zeita tampak kejam, tapi Ia bukan orang yang akan menikam jantung sahabatnya sendiri. Lagipula, bagaimana bisa Danang yang selama ini di anggapnya sebagai kakak menyatakan perasaan bahwa ia mencintai Zeita dan memintanya untuk menjadi istri? Zeita bahkan terlalu terkejut untuk berpikir jernih.

🌹

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Zeita kembali ke Indonesia. Mencari pekerjaan sesuai bidangnya di negeri sendiri, di tempat Ia bisa dekat dengan orang-orang terkasihnya. Ia juga bisa dekat untuk menyekar ke makam Aden, sesekali juga mampir ke kebun bunga dan mengunjungi Bunda setelah menemui Lala dan ibunya.

Lalu undangan itu datang, Lala akan menikah. Bukan dengan Danang tentu saja, kali ini Lala menikah dengan pria pilihanannya sendiri. Lala meneruskan mengurus pesantren menemani ibunya, dan suaminya juga merupakan seorang pengajar di sana. Mereka juga teman seperkuliahan.

Di pernikahan Lala-lah Zeita kembali bertemu Danang, dan kali itu Danang yang memilih menghindar. Pemuda itu tau Zeita tidak akan suka berdekatan dengannya. Tapi saat itu Lala menatap Zeita dan memintanya berbicara empat mata.

Karena Kita Bertemu (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang