10 : Camilan

10 1 0
                                    

"Paham tidak, Mel?"

Melody mengetuk pelan kepalanya dengan bolpoin sambil mencoba memahami materi yang bau saja di terangkan oleh Pak Hyunsik

Akhirnya Melody memilih menyerah dan menggelengkan kepalanya

Wain di sampingnya yang fokus tadi mengerjakan soal jadi sedikit tertarik dengan materi apa yang membuat Melody tidak juga paham padahal Pak Hyunsik sudah menerangkan ini tiga kali padanya

"Sini gue ajarin" Wain menyeret buku milik Melody mendekat ke arahnya

"Percuma, gue gak bakal paham" -Melody

"Lu kok pesimis? Lu gak yakin sama kemampuan ngajar gue?" -Wain

"Bukan gitu maksudnya" -Melody

"Terus gimana?" -Wain

"Gue laper, kalau laper susah konsentrasi. Camilan gue udah habis soalnya" Melody nunjukin bungkus camilannya yang telah kosong

"Jadi lu gak paham cuma gara-gara laper?" Wain menatapnya lelah

"Laper itu bukan sekedar cuma"

"Udah-udah.. Melody ke minimarket depan aja beli camilan" Pak Hyunsik lagi-lagi menengahi mereka berdua

"Makasih, bapak.. baik banget deh, gak kayak manusia satu ini" Melody melirik sinis Wain yang juga meliriknya

"Apaan sih es batu?"

"Bacot kulkas"

Pak Hyunsik hanya bisa menghela nafasnya untuk yang kesekian kalinya dalam hari ini

•••

Melody memasuki ruang kelas yang akan di gunakannya untuk latihan olimpiade

"Melody datang duluan? Tumben, biasanya Iwan dulu"

Sapa Pak Hyunsik, saat melihat Melody memasuki kelas

"Padahal saya tadi piket sebentar sebelum ke sini, si kulkas gak masuk ya?" Tanya Melody sedikit senang

Pasalnya kalau Wain gak masuk kan dia jadi gak perlu berdebat masalah gak penting sama Wain

"Gue masuk ya" yang mereka omongin udah berdiri di pintu kelas sambil membawa satu kresek besar yang entah isinya apa

"Tumben telat, kenapa?" Pak Hyunsik bertanya

"Beli ini dulu, Pak" Wain mengangkat tas kresek di tangannya lalu berjalan menuju Melody dan duduk di sampingnya

"Nih buat lu" Wain meletakkan kresek itu di hadapan Melody

Melody mengernyit dan membukanya, penuh dengan camilan mulai dari yang manis sampai yang gurih ada di sana

Melody menatap Wain dengan pandangan bertanyanya, meminta penjelasan kenapa memberikannya camilan sebanyak ini

"Biar lu gak laper" ucap Wain seraya membuka-buka buku latihannya, mencari sampai di mana dia belajar untuk olimpiade ini

"Makasih.." Melody berucap dan mengambil salah satu dari banyaknya camilan di sana

".. Kak Hazwan"

Wain langsung menoleh pada Melody yang mulai membuka buku latihannya

Melody tadi.. manggil namanya kan?

Wain tetap berdiam diri sambil menatap Melody yang fokus pada bukunya, entah kenapa perasaan menggelitik masuk ke dalam diri Wain

Rasanya semakin Wain memandang Melody, semakin banyak perasaan itu memenuhi hatinya

Sedangkan Pak Hyunsik memperhatikan mereka berdua dengan menopangkan dagu di meja guru sana dan tersenyum-senyum sendiri

'Yes! Kapalku berlayar!'

Ucapnya dalam hati sambil tersenyum sendiri

Jangan bilang-bilang mereka berdua ya kalau Pak Hyunsik diam-diam jadi pendukung mereka





























---------------
Yang mulai PDKT nih

Arestara : WainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang