Hari ini latihan terakhir mereka olimpiade, karena olimpiade yang mereka ikuti akan diselenggarakan lusa
"Besok kalian boleh gak masuk loh" perkataan dari Pak Hyunsik membuat keduanya menghentikan gerakan tangan mereka yang menulis
"Beneran?" Tanya Melody memastikan
"Iya, tapi jangan lupa kalau lusanya olimpiade" jawab Pak Hyunsik
Melody udah membayangkan apa yang bakal dia lakuin besok buat mengisi hari sambil mikir gimana cara sombong ke Aurel kalau dia bolos sekolah
"Ya kan besok tanggal merah" ucapan dari Wain langsung membuat Melody menoleh padanya dalam sekejap
Raut wajah kecewa sekaligus sedih terpatri pada wajah Melody
"Pfft--"
Melody langsung menatap sinis pada Pak Hyunsik yang menahan tawanya di meja guru sana
Seperti sangat puas karena telah bisa mengerjainya
"Pak" panggil Melody dengan nada dinginnya, tatapan datarnya mengarah pada Pak Hyunsik yang mencoba menoleh padanya sambil masih menahan tawa
"Maaf maaf, tapi ucapan saya gak ada salahnya kan?"
"Tau lah"
Melody akhirnya fokus mengerjakan soal-soal itu lagi
Sedangkan Wain yang sedari tadi memperhatikan Melody dengan tersenyum seraya bertopang dagu kini mencolek lengan atas Melody menggunakan penanya
"Besok mau belajar bareng?" Tanya Wain pada Melody, masih dengan senyum yang belum pudar dari bibirnya
Entah kenapa akhir-akhir ini setiap kali melihat Melody, Wain tidak bisa menahan senyumnya
"Di sekolah?" Tanya Melody balik
"Di cafe kayak biasanya" jawab Wain
Melody menimang-nimang sebentar sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan
"Oh gitu yaa, jadi kalian selama ini diam-diam belajar berduaan di cafe, saya gak di ajak" kata Pak Hyunsik masuk dalam percakapan mereka berdua, niatnya cuma untuk menggoda mereka sih
"Ya ngapain? Kan ini namanya kencan berkedok belajar, Bapak kayak gak pernah muda aja" balasan berani dari Wain langsung menusuk tepat di hati Pak Hyunsik
"Gini-gini saya masih 22 tahun loh" Pak Hyunsik mengusap dadanya mencoba sabar menghadapi anak didiknya ini
"Ya berarti Bapak pernah kencan juga dong, masa iya gak pernah?" Wain berucap
"Bapak gak laku ya?" Pertanyaan singkat dari Melody itu langsung menusuk hingga melubangi hati Pak Hyunsik
"Melody.. kamu tega bilang gitu ke saya?" Pak Hyunsik menatap tidak percaya pada Melody
Melody cuma menggidikkan bahunya sambil tersenyum kecil lalu fokus mengerjakan soal lagi
Begitu pula dengan Wain yang mencoba fokus pada soalnya sambil sedikit menahan tawa
"Pak, kalau nanti menang olim ada reward-nya gak?" Tanya Melody pada Pak Hyunsik
"Mungkin sekolah bakal--"
"Bukan yang atas nama sekolah, tapi dari Bapak pribadi maksudnya" potong Melody sebelum Pak Hyunsik menyelesaikan ucapannya
"Boleh tuh, Pak. Tahun lalu kan Bapak gak ngasih apa-apa soalnya masih baru disini, tapi sekarang bisa lah ya" Wain juga ikutan
Pak Hyunsik menghela nafasnya sambil tersenyum. "Ya kalian maunya apa deh?"
"Beneran?! Bebas?! No limit?! Kalau gitu mau keyboard!" Kata Melody excited dengan mata membulat yang berbinar
"Gak gitu juga, Mel!" Balas Pak Hyunsik agak kesel
Melody cuma cengengesan dan bergumam dalam hati kalau bikin Pak Hyunsik kesel tuh asik. Vibesnya Pak Hyunsik hampir sama kayak Aurel sih, makin lucu kalau di bikin kesel
"TWS boleh gak, Pak?" Tanya Wain
Pak Hyunsik berpikir sebentar. "Boleh, jadi fiks itu yaa, gak boleh di ganggu gugat"
"Loh, Pak? Kan saya belum setuju!" Melody berucap protes
"Kalau gitu lanjut ke pembahasan, udah selesai kan ngerjainnya?" Pak Hyunsik pura-pura tak mendengar protesan dati Melody dan memilih membelokkan topik
Sedangkan Melody hanya menatap Pak Hyunsik datar
---------------
Hyunsik dan dua anaknya :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Arestara : Wain
FanfictionPepatah "Jodoh itu cerminan diri sendiri" memang benar adanya ya.. Lokal! Wain x You XODIAC Update setiap Kamis dan Minggu #kalau gak lupa :')