Jari telunjuk menyentuh kelopak bunga tulip merah, mengelusnya sebentar sebelum bergeser menyentuh kelopak yang berwarna biru tua. Iris hijau memandang penuh kekaguman hingga sudut bibirnya terangkat ke atas.
Alisnya mengkerut ketika menyaksikan sebuah tangan menggerayangi tangannya. Begitu menoleh ke samping, seseorang bersandar di bahunya. Itu adalah Mikasa.
" Bunganya sangat indah. Jadi, ini alasannya kau tidak meninggalkan tempat ini."
Eren tersenyum lalu menganggukkan kepalanya kecil. Membiarkan wanita itu bersandar di tubuhnya selagi iris hijaunya menatap tangan mereka di atas kelopak bunga tulip.
" Kau sudah selesai berlatih? " tanyanya
" Ya, aku sudah menyelesaikannya lebih cepat daripada biasanya dan aku segera mencarimu."
" Kenapa mencariku? " Eren terkekeh lalu menarik tangannya dari bunga tulip
" Aku hanya ingin bersamamu, Eren."
" Oh ya..."
Seketika suasana berubah hening bersamaan dengan hembusan angin yang menerpa wajah mereka secara halus. Membawa dedaunan di udara dan mengibarkan helaian rambut mereka. Tak jauh dari sana, seseorang bersandar di bawah atap, menyembunyikan sosoknya dari terpaan cahaya. Kedua matanya menatap sendu ke dua objek di depannya, kepalanya menunduk kecewa sebelum mendecih. Menertawakan dirinya sendiri.
" Benar juga...mengapa aku percaya diri sekali jika Eren akan menyukaiku."
Kedua tangannya terkepal erat, mencoba sebisa mungkin agar penglihatannya tak menangkap dua sejoli itu.
" Ah Mikasa, sepertinya aku harus pergi."
" Pergi kemana Eren? Aku ikut denganmu."
Eren membalikkan badannya, " Umm...hari ini jadwalku membersihkan kandang kuda. Tidak perlu ikut, nanti kau kotor."
" Aku tidak peduli kalau aku kotor karena membantumu membersihkan kandang kuda."
" Baiklah kalau itu maumu. Ayo ikuti aku..."
" Mn! "
Keduanya berjalan bersama meninggalkan tempat tersebut untuk menuju kandang kuda. Mata abu-abu memandang sendu pria brunette itu dari kejauhan sebelum ikut pergi dari tempatnya berdiri.
-
-
-
" Hati-hati Mikasa! "
" Ada apa-uwaah-"
" Mikasa! "
Eren bergegas berlari mendekati Mikasa yang akan membentur lantai karena licin. Dengan gesit ia menangkap tubuhnya, tak lama setelah itu Eren terpleset membuat keduanya terjatuh dengan posisi yang... ambigu. Kedua mata hijau dan hitam melebar sempurna saat merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Benar, kedua bibir mereka saling menempel, dimana posisi Mikasa berada di atas Eren.
BRAK
Eren dan Mikasa reflek menoleh ke pintu setelah mendengar bunyi barang jatuh. Seketika tubuh Eren menegang hebat bak tertimpa ribuan batu begitu melihat Levi yang berdiri mematung menatapnya dengan tatapan tak percaya.
" Maaf mengganggu waktu kalian." ucap Levi seraya berbalik berlari menjauh.
SRET
" Eren?! "
" Mikasa minggir dari tubuhku." Wanita raven mengangguk dan segera beranjak dari tubuhnya dengan wajah memerah hebat.
" Kau tetaplah di sini, aku harus pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secrets [EreRi]
FanfictionDi balik tragisnya nasib penduduk pulau Paradise yang harus menghadapi ganasnya titan. Terdapat kisah romantis yang dijalin antara Eren dan Levi. Mereka memutuskan menjalin kisah asmara secara diam-diam, tidak banyak yang mengetahuinya. Namun, apaka...