Eren mengepalkan tangan kanannya di depan wajahnya. Sambil menggertakan giginya, ia menatap kesal teman-temannya yang tidak becus membersihkan ruangan. Karena hari ini mereka bebas dari ekspedisi, sebagai gantinya mereka ditugaskan oleh kapten Levi untuk membersihkan kamp survey corps.
" Hei kalian! Bersihkan dengan benar atau kapten Levi akan marah melihat kerja kalian ini. Jean lap meja dengan benar! Itu di bawah masih ada debu." teriaknya lalu berjalan mengambil lap dari tangan Jean yang merotasikan matanya.
" Kau bagaimana sih membersihkan saja tidak becus. Jika kapten Levi datang dan pekerjaan belum selesai maka habislah sudah."
" Eren kau berlebihan. Mana mungkin kapten Levi tega memarahi kita." balas Jean malas, ia mengganggu Connie dengan cara menjauhkan ember pel dari jangkauannya.
" Berlebihan bagaimana, kapten Levi kalau sedang marah sangat menyeramkan. Aku sering—"
Eren menutup mulutnya lalu menghentikan aktivitas mengelapnya.
" Sering? Kau sering dimarahi kapten Levi? Pffftt pantas saja saat ini kau terlihat panik."
" Diamlah Jean kau berisik. Cepat bantu Connie jangan hanya mengganggunya! "
" Hei hei kau mulai berani mengaturku ya." Jean memincingkan matanya tak suka.
" Haa? Kau pikir aku takut denganmu." Eren membuang lapnya sembarangan.
Keduanya saling melayangkan tatapan menantang satu sama lain. Menyita perhatian teman mereka yang tengah bersih-bersih. Tidak ada kata melerai jika Eren dan Jean sudah mencengkeram erat kerah masing-masing. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menyaksikan dan menghela nafas pasrah berharap Hanji-san atau senior lainnya datang melerai pertengkaran keduanya.
" Kau tahu kan meski tubuhmu lebih tinggi dariku kau tetap tidak akan bisa melawanku." ancam Eren
Jean mendengus remeh, " Yayaya aku tahu ... Seingatku kau berada di peringkat atas dalam pertarungan combat. Yeah ku akui kau sangat hebat dan membuatku iri."
" Lalu kau masih ingin berkelahi melawanku, hm? "
" Siapa takut. Aku tidak ingin terlihat seperti pecundang di hadapan Mikasa."
" Cih ... "
" Heii kalian ini sudah berumur delapan belas tahun! Berhenti bertengkar! " Armin mencoba melerai meskipun tahu hasilnya gagal.
Tinju Eren telah terkepal di udara bersiap memberi hantaman keras di wajah Jean. Namun pergerakannya seketika terhenti saat mendengar bunyi pintu terbuka.
KRIEET
Semua yang ada di dalam sontak menatap kearah pintu. Wajah mereka berubah horor termasuk Eren dan Jean, gerakan tangan mereka spontan terhenti. Eren tak bisa mengalihkan tatapannya dari pemilik mata sapphire yang memandangnya datar dari pintu.
" Apa yang terjadi di sini."
Perkataan Levi mampu membuat udara di sekitar seperti tersedot habis. Mereka semua menahan nafas karena takut jika Levi murka karena tugas mereka belum selesai! Dan seingatnya, mereka harus selesai bersih-bersih tepat saat Levi kembali. Eren dan Jean menatap kaku satu sama lain lalu Eren mendorongnya kasar agar menjauh.
" A-ah kapten Levi! Kau sudah datang."
" Kapten Levi, ke-kenapa kau kembali cepat sekali ... " imbuh Jean gugup, keringat bercucuran deras di dahinya.
" Apa maksudmu. Aku datang kesini untuk memastikan pekerjaan kalian sudah selesai."
Levi berjalan pelan menuju meja di dekatnya. Tangan kanannya mengusap bagian bawah meja. Eren diam-diam menepuk jidatnya saat melihat kerutan di dahi Levi. Pasti hasilnya buruk!
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secrets [EreRi]
FanfictionDi balik tragisnya nasib penduduk pulau Paradise yang harus menghadapi ganasnya titan. Terdapat kisah romantis yang dijalin antara Eren dan Levi. Mereka memutuskan menjalin kisah asmara secara diam-diam, tidak banyak yang mengetahuinya. Namun, apaka...