Bagian 22

38 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ranu mengemudikan mobilnya ke arah pinggir kota. Hari berganti sore ketika ia memasuki rest-area tol menuju luar kota. Ranu tau, dengan mobil koleksi Ren yang tentu saja dipasangi gps dan penyadap, mustahil bagi Ranu untuk pergi jauh tanpa diketahui. Ia mengecek seluruh isi mobil, melepas gps yang terpasang beserta penyadapnya. Ranu membuang semua 'mata-mata' itu ke dalam tong sampah. Ranu memasang masker dan kacamata, lantas keluar dari mobil dengan membawa paperbag. Ranu telah membeli ponsel beserta simcard baru serta beberapa potong pakaian dan tas baru dari gerai ternama di sebuah pusat perbelanjaan yang ia temukan di jalan tadi.

Ranu melangkah menuju toilet rest area. Ia memasuki salah satu bilik dan memulai ajang persembunyiannya. Ranu memulainya dengan memindahkan beberapa data penting yang membutuhkan autentifikasi netra matanya—hal yang ia rancang sendiri tanpa diketahui Ren ataupun Sandya—ke ponsel barunya. Ranu sengaja mematahkan simcard lamanya dan membuangnya ke kloset beserta ponselnya. Ranu mengeluarkan belati yang selalu ia bawa ke mana-mana dan memangkas pendek rambut panjangnya. Ia lantas mengganti pakaiannya dengan sebuah crop top dan rok pendek yang memamerkan area perut dan pahanya. Ranu memasukkan gaun yang ia pakai sebelumnya ke dalam paperbag. Ranu juga mengeluarkan isi tasnya dan memindahkannya ke tas baru yang ia beli tadi. Ranu keluar dari bilik toilet dan mematut diri di depan cermin. Ia merapihkan pakaiannya dan rambut barunya. Kemudian, Ranu melangkah menuju tong sampah untuk membuang barang-barangnya.

Dengan memakai masker dan kacamata, Ranu memasuki sebuah minimarket. Ia membeli beberapa makanan dan air mineral seraya berusaha mengontak seseorang. Ranu tersenyum senang di balik maskernya ketika orang itu menjawab panggilannya.

"Halo," sapa Ranu dengan riang.

"....."

Ranu tertawa kecil. "Hehehe... maafkan aku. Aku baik-baik saja. Ya, kamu tak perlu khawatir."

"....."

"Aku perlu bantuanmu."

"....."

Ranu tertawa makin keras, membuat beberapa orang menoleh ke arahnya. "Tidak akan. Simpan semua tagihanmu, aku akan membayarnya setelah semua ini selesai."

"......"

"Terima kasih. Aku menyanyangimu! Jangan khawatir, aku akan memberikan hadiah indah untukmu!"

Ranu mengakhiri panggilannya. Lantas ia membayar pesanan makanannya dan menunggu di kursi yang terletak di luar minimarket. Ranu memperhatikan sekeliling dari balik kacamatanya. Dua puluh menit berlalu, Ranu bangkit dari duduknya dan membawa semua barang belanjaannya. Ia berjalan menuju sebuah mobil Toyota Supra yang terparkir sedikit jauh dari mobilnya. Seseorang dengan pakaian serba hitam, kacamata hitam dan topi hitam keluar dari mobil tersebut. Ia menyerahkan kunci mobil pada Ranu dengan gerakan yang tak terduga. Orang-orang di sekitar mereka tak akan menyadari perpindahan kunci dari dua orang itu. Ranu menaruh barang belanjaannya di kursi penumpang. Ranu menghidupkan mesin dan menginjak pedal gas. Ia sempat melihat sekilas ke arah mobil lamanya yang kini tengah dicek oleh beberapa orang yang Ranu yakini adalah orang suruhan Sandya. Ranu tersenyum miring.

Who Am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang