Bagian 23

40 5 0
                                    

Ranu menatap sup miso yang dihidangkan di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ranu menatap sup miso yang dihidangkan di hadapannya. Ia membaui aroma yang tercium, memejamkan mata dan mendesah lega. Sudah beberapa hari ia menginap di apartment Seiya. Ranu tersenyum manis, lantas mulai menyuapkan makanan yang dihidangkan. Seiya tersenyum melihat bagaimana Ranu memakan dengan lahap makanan yang ia sajikan. Seiya menopang dagunya dengan kedua tangannya dan memandangi Ranu dengan senyum lebar.

"Enak?" tanya Seiya kepada Ranu. Tangannya mengulur ke arah bibir atas Ranu dan mengambil sebulir nasi yang menempel di sana.

Ranu mengangguk dan melanjutkan makanannya.

"Aku sudah lama tidak memakan masakanmu, Seiya-kun. Terima kasih atas hidangannya!" ucap Ranu dengan tulus, lantas meletakkan sumpitnya di atas mangkok dan menangkupkan tangan di depan dada.

Seiya mengangguk. Ia segera menyelesaikan sarapannya karena ada informasi yang harus ia bagi dengan Ranu. Setelah meletakkan piring dan mangkok kotor di dalam mesin pencuci piring, Seiya menarik lengan Ranu dan membawanya ke ruang pribadinya.

"Aku sudah menemukan segala hal yang ingin kau ketahui tentang calon kakak iparmu, Ran," ucap Seiya seraya duduk di kursi, lalu menunjuk kursi di sampingnya agar diduduki oleh Ranu.

Ranu menggeleng, merasa tak setuju dengan ucapan Seiya. "Aku belum merestui mereka untuk menikah!"

"Ya... ya... tapi kau tau, Adeline memang tengah mengandung anak milik Sandya. Mungkin hal ini sulit untuk kamu terima, tapi itulah faktanya. Aku yakin, kakekmu tidak akan membiarkan darah daging keturunannya hidup susah di luar sana." Seiya menyerahkan dokumen berisi biodata dan latar belakang secara detail kehidupan milik Adeline beserta beberapa foto yang menampakkan Adeline dan Sandya di sebuah hotel.

"Adeline tidak menggoda Sandya. Sandya mabuk hari itu dan ya... terjadilah semua kekacauan ini!"

Ranu menghela napas panjang, ia meremat kedua telapak tangannya. "Semua akan terasa lebih baik jika Adeline berasal dari keluarga yang jelas!" ucap Ranu. Ia lantas menunjukkan deretan kasus yang dilakukan oleh anggota keluarga Adeline. "Ibunya seorang pelacur yang meninggal karena penyakit menular seks. Ayahnya seorang pencuri, dan pamannya seorang pengedar narkoba."

Sandya mengenggam tangan Ranu dan mengusapnya, menyalurkan perasaan nyaman dan tentram yang selama ini Ranu butuhkan. "Aku tau, butuh usaha yang keras bagimu untuk melewati semua ini. Aku tau, apa saja yang kau telah hadapi. Tapi, Ranu, bukankah akan tidak bijak jika kau tidak memberikan mereka kesempatan? Adeline berbeda dengannya. Meskipun keluarganya kacau dan memalukan, aku rasa dia tak seperti dengan ayah, ibu maupun pamannya," ucap Seiya, mencoba menenangkan Ranu.

Ranu menggeleng, menarik tangannya dari genggaman Seiya. Ekspresi penuh penolakan dan marah memenuhi wajahnya. "Tidak! Aku sudah menyaksikan dua kali pengkhianatan yang menghancurkanku! Aku tak akan membiarkannya terulang kembali!"

Ranu menarik napas panjang, mencoba meredam gemuruh di dadanya. "Aku menerima nasibku menjadi pewaris keluarga ini beserta masalah yang ada di dalamnya. Aku menerima jika suatu saat nanti harus menikah dengan laki-laki yang tidak aku inginkan. Ini semua demi keluarga kami. Demi menjaga apa yang diwariskan oleh kakek dan nenek kami. Tapi, bukan berarti aku tidak bisa merasa kecewa, Seiya!" Ranu berdiri dari duduknya, lantas berputar mengelilingi ruangan itu dengan gelisah. "Aku menjaga agar Sandya tidak perlu melakukan hal yang tidak ia inginkan—menikah, karena mimpi yang ia inginkan untuk selalu mengabdi di negeri ini, menjadi pahlawan dalam bayangan dengan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi, Sandya memilih untuk tak menikah karena tidak ingin keluarganya kelak harus kehilangan figur sosok Ayah dengan cara yang tak pernah diduga! Sandya tak ingin ada Sandya dan Ranu lainnya yang hidup dalam bayang-bayang bahaya dan kesepian!"

Who Am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang