PROLOGUE

288 50 1
                                    

"Lho ... Kok kamu?! Di mana perempuan yang seharusnya saya nikahi!?!" Galaksi Jafar. Laki-laki yang seharusnya bahagia dengan perempuan yang di cintai malahan kejebak menikah dengan orang lain.

Istri Galaksi itupun menunduk sebelum menjawab. "Kita sudah sah menjadi suami istri, Gala. Terima aku,.."

Haura Kasih. Gadis yang terjebak dipernikahan ini. Gadis yang menantikan pernikahan ini sejak lama. Haura menyukai Galaksi dari pertama kali sahabatnya itu mengenalinya kepadanya.

Galaksi menggeleng cepat. "Tidak akan pernah, Haura! Cinta saya hanya untuk perempuan yang berhak saya cinta, bukan kamu!" bentak Galaksi mentah-mentah.

"Dan satu lagi. Kita harus bisa selayaknya sebagai suami istri hanya di depan orangtua kita saja. Selebihnya itu tidak pernah saya anggap, Haura. Nikmati aja permainannya, ya." lanjutnya dengan tegas.

Mata gadis itu berkaca-kaca. Ia tak sangka jika akan seperti ini. Kenapa Tuhan berkata lain, sementaranya seolah-olah semesta mendukung?! Pikir Haura.

"Kita akan sekamar, bahkan seatap. Tetapi.. Saya akan tidur disofa, kamu dikeranjang." ujar Galaksi memberitaukan sebelum ia berinjak ke kamar mandi untuk mandi.

"Gapapa Haura. Semangat, lo pasti bisa luluhin Galaksi. Lo pasti bisa! Gue yakin semuanya akan baik-baik aja, semangat Hauraa!!" Haura tersenyum meskipun matanya tidak bisa berbohong dan mulai menyemangati dirinya sendiri. Ia harap, gadis yang selalu ada dipikirkan Galaksi akan menghilang dipikiran Galaksi.

****

Setelah makan malam bersama kedua orangtua masing-masing dari Galaksi maupun Haura. Galaksi ingin menuju ke kamarnya, namun dicegah oleh sang ayah.

"Tunggu dulu, Nak. Ayah mau bicara sama kamu."

Galaksipun kembali duduk. Alisnya terangkat, kemudian bertanya, "ada apa, Yah? Apa ada masalah dikantor?"

Ayah Galaksi menggeleng, "tidak, Nak. Ayah mau bicarain tentang pernikahan kalian berdua."

Laki-laki itu mendusel sebal mendengar itu. Ia kira pernikahan ini adalah moment bahagia yang ditunggu olehnya, namun terakhir seperti ini. Mulai tapi terakhir tanpa kata berakhir itu menyakitkan.

Ayah dari Haurapun mengangguk sepakat. "Iya. Kalian kan sudah sah menjadi suami istri, Ayah harap kalian saling melengkapi dan saling mencintai, ya." nasehat Ayah Haura.

"Pastinya dong, percayakanlah kepada anak saya. Dia akan menjaga putrimu dengan sangat baik, pasti." ucap bunda Galaksi untuk menyakinkan kedua orangtua Haura, tak lupa dengan senyuman manisnya.

"Saya sangat percaya kepada putramu." jawab bunda Haura dengan senang.

Sementara kedua orang itu yang tengah dibicarakan saling menatap dan hanya diam. Bingung untuk mengatakan sesuatu.

"Yakan, Nak?" tanya bunda Galaksi serayu menatap Galaksi dengan serius.

Galaksi mengangguk. "Iya, saya akan menjaga dan mencintai putri kalian dengan sebaik mungkin selayaknya kalian menyayanginya." kata Galaksi serayu tersenyum ramah.

Mendengar itu, Haura mengedipkan matanya berulang kali, jujur saja ia kurang yakin dengan kata kata manis itu.

"Yakan, Haura?" Galaksi mengangguk sekali kearah Haura. Haura rileks mengangguk mengiyakan serta tersenyum.

"Ya, syukurlah.. Kami percaya. Galaksi, tolong jaga kepercayaan kami."

****

"Selamat atas pernikahanmu, Haura. Aku senang kamu menikah dengan orang yang kamu cintai." ungkap sahabatnya dipanggilan video saat ini. Gadis berjilbab putih itu tersenyum hangat.

GRATHA FANA ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang