PUTRI KECIL

55 31 1
                                    

Sorry ya baru up
Ini up ga double ya jadi, nikmatin
Ohya ... Utamakan vote + komentar setiap parafnya ya
Happy reading...

****

Di dalam mobil, Devid melirik kearah adek perempuannya yang sejak tadi menahan tangisan, bahkan setiap perjalanan dia hanya diam, tak biasanya. Karena, biasanya gadis itu banyak sekali topik yang dibicarakan mengenai galaksi, maupun impian dia nanti.

"Ceritakan semuanya sama abang, jangan apa-apa pendam sendiri, ga baik," ucap Devid seraya fokus menyetir mobilnya.

Zeena menoleh terasa cowo itu menyindirnya. Dia menggeleng sesekali. "Aku gapapa, bang, santai aja. Ayo, buruan nanti Ayah marah-marah." elak Zeena.

"Cih, bohong kalo lo ga kenapa-kenapa, abang ngerasa gagal kalo kamu kek gini, Na. Sebagai abang yang baik, abang harus lebih peka, bahkan harus selalu ada untuk adeknya, apa lagi adeknya itu perempuan," kata Devid menjelaskan.

Terdengar jelas kalimat itu. Zeena menatap sesekali seraya mendengar kalimat yang dituturkan oleh abangnya itu. Mata dia berkaca-kaca. "Abang ..." lirihnya di dengar oleh Devid.

Devid tersenyum mendengar itu sehingga langsung menoleh. "Iya, Na? Ceritakan, ya? Kalo siap, abang pasti akan mendengarnya dengan baik, tapi ... Kalo ga siap, abang ga bakalan maksa kok,"

Zeena mengangguk. "Maafin aku, ya bang? Aku belum siap. Tapi pasti aku bakalan ceritain itu." Devid mengangguk mendengar respon dari adeknya.

"Gapapa, sekali abang bisa dan ada, kamu bakalan aman, Na. Abang bakalan jagain kamu selama abang ada nantinya, meskipun nanti kalo kamu udah punya suami, kamu tetap menjadi adek kesayangan abang, putri kecil abang pastinya. Abang janji, akan selalu ada untuk putru kecil abang, selama hidup abang,"

Zeena tak percaya apa yang dikatakan oleh abangnya. Apa lagi, dia seorang laki-laki yang mampu berjanji tanpa bukti, apa mungkin dia bisa mempercayai janji itu? Dia tau, dia adalah abangnya, abang yang senantiasa ada untuknya, bahkan terkadang dia rela bergadang untuk menemani Zeena nugas, sampai mengajari gadis itu hingga mengerti.

"Abang, apa janji abang sungguh? Maksud aku ..."

"Na, mungkin di luar sana memang banyak laki-laki yang hanya berjanji kepada perempuan, bahkan bisa dibilang laki-laki itu brengsek, dia ga bisa tepatin janji. Tapi, abang bukan seperti itu. Abang berjanji, bersungguh-sungguh, abang ga rela jika ada laki-laki yang menyakiti kamu, Na. Abang aja menjaga kamu dengan baik, sampe kamu sekarang gini. Ini semua juga karena ayah yang selalu nasehatin abang,"

Zeena tersenyum tipis. "Bagaimana kalo orang yang aku cintai dia membawa luka dan dia menyakiti hatiku, bang?"

****

"Siapa, Na? Siapa cowo itu? Apakah dia galaksi? Siapa, Na? Jelaskan sama abang!" rengek Devid. Sejak tadi, setibanya di cafe cowo itu meminta menjelasan kepada perempuan itu. Bagaimana dia bisa diam saja jika mendengar bahwa adek perempuan disakiti?

Zeena tak mempedulikan itu. Dia tetap berjalan melangkah, meskipun abangnya selalu menanyakan hal yang sama kala berjalan disampingnya. Zeena mati-matian tak menceplos masalah tadi.

"Gue curiga ada masalah apa nih bocah?" Devid membatin kala dia berhenti berjalan. Dia menatap punggung adek perempuannya.

Devid mengacak-acak ramputnya, sesaat dia melihat jika zeena sudah tiba bersama keluarganya di sana. Dia sangat frustasi, bahkan bingung apa yang adeknya rasakan hingga cowo itu tak mengetahuinya.

GRATHA FANA ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang