PERATURAN

62 36 0
                                    

Haii, apa kabar? Sehat?
Semoga sehat selalu ya, ohya jangan lupa votmen.
Happy reading ...

****

"Kamu chat kak cakra, Na??" tanya Haura melalui telfon.  Entah mengapa topik pertama pasti itu, membuat gadis yang berinsial Z tersebut muak.

Zeena mengendus. "Ngapain nanya gitu? Aku ga ada contactnya, Ra. Males banget ... Aku lagi sibuk nulis, siapa tau ada yang mau lirik ceritaku, penerbit mayor terutamanya." Zeena kekeh diakhir kalimat, dia tak bisa membayangkan bagaimana kalo dia sukses menjadi penulis muda.

Sebrang sana, Haura mengangguk. "Aku doain deh, semoga aja. Emangnya, kamu nulis abadiin siapa, Na? Kak cakra, hm?" tebak Haura, alis gadis itu terangkat.

"Haura!!" pekik Zeena. Dia menghelakan nafasnya, setelah dia menjerit itu, dia sangat sebal jika ditanya atau membahas tentang cakra, dan cakra.

Haura kekeh kecil, dia menggelengkan kepalanya. "Iya, maaf. Lagipula cakra ... Baik, banget. Seagama iya, paham agama pasti, kamu juga begitu," ujarnya.

Zeena terdiam sejenak. Bingung, dia mau merespon apa. Dia sangat tidak sepenuhnya sepadan dengan cakra, justru dia tersesat.

"Ra, aku ..." jedanya. Ucapannya terhenti, karena ada notifikasi yang masuk.

Erlang :

Misi bu baik hati, ada kabar mengejutkan, bayimu sekarang lagi memangis, harap diberi susu, terima kasih 🙏🏻🙏🏻

Setelah membaca itu, Zeena menggelengkan tak terima seraya tersenyum. Dia tau, bukan Erlang yang mengirimkan pesan tersebut tau bahwa satu temannya yang mengirim pesan.

"Wait, aku nutup dulu ya, telfonnya?" izinnya. Setelah membaca, dia tau siapa bayi yang dimaksud Erlang, dia menggeleng.

"Kenapa? Aku belum tanya banyak hal, dan aku belum ngobrol, Na." bantah Haura.

"Aku harus terusin nulis, kalo banyak ngobrol sama kamu ... Ga bakalan tamat nih cerita," jelas Zeena, dia mengulumkan senyum.

Haura menghelakan nafas, dia memasang wajah melasnya. "Iya, yaudah. Tak matiin." pamit Haura. Zeena mengangguk, Haura pun melambaikan tangannya dan Zeena pun sebaliknya, setelahnya Haura mematikan telfon secara sepihak.

"Huft, ada apa lagi kamu, gala?" monolognya. Dia langsung mempencet pesan tersebut. Anak jari pun mulai mengotak-atik untuk membalas pesan itu.

Anda :

Kevin, dia kenapa? Aku gabisa ke sana, soalnya aku lagi sibuk nulis, jelasin aja.

Setelah membalas pesan itu, dia mulai menulis diaplikasi berwarna oren, wattpad lebih tepatnya.  Namun, beberapa saat ketika dia baru menulis setengah, notifikasi masuk lagi.

Erlang :

Ini gue Erlang, sori temen gue emang aga-agak, temen cowo lo juga si.. Galaksi tadi ngobrol sama nyokapnya, terus mungkin dimarahin atau apa jadi dia nangis, coba lo ke sini, Na. Dia ga bakalan mau keluar kalo lo ga yang bujuk, tolong ya? Tolong...

Dia mengendus, "Emang, tante gistar kek gitu? Perasaan engga ... Hm, gue baru nulis setengah lagi, ck! Kapan selesainya kalo kek gini, masyaAllah ..."

Anda :

Ck, iya. Otw, tunggu aja, tapi aku izin dulu sama bunda, soalnya ini udah sore

GRATHA FANA ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang