GARA-GARA AMANAH

93 43 2
                                    

Hii min up lagii nih kuy...
Gimana untuk bulan feb kali ini? Dejavu gaa?
Votmen jangan lupa yaa!

****

"Kamu kenapa nanggapin kak cakra begitu, Na?" tanya Haura, gadis itu hendak duduk disebelahnya.

Zeena menghelakan nafasnya perlahan. "Untuk apa coba? Lagi pula ... Perempuan di sini ga cuma aku, banyak sekali. Aku harap dia ketemu sama perempuan baik-baik," jawabnya.

"Kamu juga baik kok, salahnya di mana? Kurang apa kak cakra Na?" tanya Haura, dia kesal kepadanya.

Haura mencoba menatap Zeena. "Apa, jangan-jangan kamu suka sama orang lain, iya?!" duganya.

Alis Zeena terangkat. Dia menggeleng kuat. "Eng-engga kok! Apaan si, Ra. Aku ga suka sama siapa-siapa! Lagi pula, aku suka sama siapa?" elaknya.

Haura memutarkan otaknya, seolah-olah dia berfikir. "Hm ... Kak galaksi, yaa ..." goda Haura diakhiri kekeh. Mendengar itu jantung Zeena berdetak kencang, raut wajahnya panik, cemas.

Melihat reaksi Zeena, Haura tertawa. "Bercanda, serius amat. Lagipula keknya seluruh mahasiswi ini, cuma lo doang yang engga suka sama kak galaksi, heran gue,"

Zeena berdecak kesal. "Ih, ngapain kamu mbahas galaksi mulu? Suka bilang, Haura! Biar dia tau."

"Maunya gitu, tapi keknya ... Typenya bukan aku." Haura menundukkan kepalanya.

Zeena menepuk jidatnya. "Astaghfirullah ... Langsung login aja, yu? Gausah bikin aku darah tinggi!!" kesalnya.

Haura menyengir, "Hehe ... Santai bro, segera aku nyatain tapi bukan sekarang," katanya memberitahukan.

"Kapan?"

"Maybe ... Besok?"

Zeena mengulumkan senyuman. "Aamiin, aku doain semoga berhasil, ya?"

~•••• GRATHA FANA ••••~


"Galaksi ... Zeena memberitahukan bunda, kalo Zeena sudah pulang bareng Haura." teriak seorang wanita paruh baya yang berada di dapur.

Galaksi yang berada didekat sana berdeham, dia menghampiri sang ibunda dengan lemas. Dia memeluk sang bunda dari belakang. "Gala tau bunda ... Gala rindu Zeena, nda," Dagu Galaksi diletakkan dibahu kiri sang ibunda.

Gistra—ibunda Galaksi. Dia ingin menyingkirkan tangan kekar itu, namun masih saja memeluknya. Gistra menggeleng, "Kalo kangen itu ke rumahnya, bilang atau call, gausah ngadu ke bunda dong," Gistra sibuk memasak, Galaksi hanya pasrah mengikuti ke mana pun Gistra bergerak.

"Gala, bunda mau nanya, bolehkan?" izin Gistra kepada sang anak, tanpa menoleh kearahnya. Diangguki oleh sang anak.

"Mau tanya apa bunda?" tanya Galaksi.

"Ga harus bersama zeena, 'kan? Maksud bunda ... Kalian udah sama-sama dewasa sekali, pahamlah maksud bunda, kalian masih kuliah, memang, tapi fikir aja dulu, menurut gala ... Masa depannya bagaimana nantinya, hm?"

Alis Galaksi terangkat. "Maksudnya ... Karena beda agama harus putus, gitu? Bunda ... Gala gabisa jauh-jauh dari zeena, sehari tanpa zeena aja Gala gabisa, gimana nantinya kalo selamanya, Gala gabisa ..." adunya.

GRATHA FANA ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang