SIAPA YANG MENYEMBUHKAN?

55 28 0
                                    

Haiii, apa kabar?
Masih stay di sini?
Tau cerita ini dari mana?

****

Happy Reading

****

Anda :

Assalamualaikum ... Maaf ini bener kak Cakra?

Tadi, Zeena meminta contact cakra kepada nasha—adek dari pemuda itu. Sebenarnya, dia memang ga ada hubungan apa-apa, kali pertama dia mengirim pesan kepada laki-laki yang bukan mahramnya. Namun, dia juga memiliki sebab menyebab.

Pesan tersebut ceklis dua berwarna abu-abu, setelah mengirim pesan seperti itu, Zeena berpikir untuk mematikan ponselnya dan diletakkan di atas tempat tidurnya.

Gadis itu berniat untuk keluar dari kamar, dia juga membutuhkan udara segar dari luar sana. Entah kenapa, kala dia beranjak keluar, pikirannya seakan terisi oleh sosok yang di mana hafal dengan gerak-geriknya.

Gadis yang berinsial Z itu menutup pintu dengan perlahan, helaan nafas terdengar kala dia berhenti tepat di depan pintu kamar miliknya. "Apa, perjodohan itu ... Dia terima? Apa mungkin dia ga mau balik dan memperjuangkan aku lagi?" monolognya.

Dia tiba-tiba menggelengkan kepalanya dengan sadar. Dia memukul dengan menggunakan anak jari dibagian pelipisnya beberapa kali. "Engga, Zeena. Kamu ga boleh mikirin dia! Apaan si, kalo mau dia terima apa engga, itu urusan dia, bukan aku! Sadar, Zeena! Sadar!" katanya.

Zeena mengucap istighfar terus menurus, sesaat dia berjalan menuju dapur. Sari yang mendengar suara alangkah kaki, wanita itu menoleh, raut wajah seketika memasang kebingungan dengan anak gadisnya itu. Sebab, jarang sekali gadis itu mengucapkan istighfar, sekalipun wanita tersebut mendengarkan itupun kala dia remaja.

"Tumben istighfar? Kesambet setan baik, Na?" sindir Sari seraya mencuci kedua tangannya.

Zeena terus saja beristighfar dan mengabaikan sindiran dari Sari, dia beranjak duduk disofa. Setibanya, dia langsung menjatuhkan bokongnya, dia memijatkan pelipisnya.

"Ada masalah apa si, Na?" tanya Sari. Wanita tersebut menghampiri Zeena dengan membawa cemilan, dia meletakkan di depan Zeena.

Alis Zeena terangkat ketika dia menatap ibundanya. "Ga ada. Cuma, otakku lagi ga baik,"

"Astaghfirullah!" Spotan Sari beristighfar dengan meninggikan suaranya.

Sari dengan tergesa-gesa, langsung duduk disebelah Zeena, dia memegang pergelangan kedua tangan anak gadisnya. Kemudian, dia mengecek suhu tubuhnya. "Ga panas kok, keknya kamu ... Kita periksa aja, ya? Takutnya lebih parah, ya?" ujar Sari cemas.

Zeena mendengar itu, langsung menepuk wajahnya dengan telapak tangannya. "Astaghfirullah ... Aku becanda bunda! Aku ga sakit. Cuma, kepikiran aja sama galaksi." adu gadis itu, dia menundukkan kepalanya.

Sari menghelakan nafasnya dengan kasar, dia kira anaknya sakit. Ternyata, malahan seperti itu. Dia menggelengkan kepalanya sesekali. "Apa yang membuat kamu kepikiran, Na? Kamu itu ga ada hubungan apa-apa lagi sama dia! Zina itu, Na! Astaghfirullah ..."

"Bun ..."

"Zeena, sekali kamu memikirkan dia, sama aja kamu zina pikiran! Ga baik! Dosa! Dia itu membuat dosa, apa lagi alhamdulillahnya kamu bisa terlepas dari hubungan yang tidak pernah direstui oleh Allah," omel Sari. Sesekali, wanita itu menatap raut wajah melas yang ditunjukkan olehnya, meskipun gadis itu menunduk.

GRATHA FANA ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang