Ekstra Part 2

161 11 17
                                    

               Key menatap ke dalam kamarnya dengan binar hangat dari gawang pintu, ia melihat Nathan tengah menata segala perlengkapan yang akan mereka butuhkan seminggu lagi. Wanita itu berjalan mendekati suaminya masih dengan senyuman manisnya..

"Mas e.." Panggil Key lembut pada Nathan yang terlalu fokus dengan apa yang tengah ia kerjakan.

Menoleh langsung pada wanita yang memanggilnya, Nathan tersenyum hangat. Tidak lupa dirinya langsung menyuruh Key untuk duduk saja di kasur, mengingat kandungan istrinya itu yang sudah memasuki minggu-minggu terakhir. "Iyaa sayang, kenapa?"

"Mas e kenapa nggak selesai-selesai dari tadi ngurusin baby box?"

"Inii, masih masang pengaman pinggiran biar debay aman pas kejedot.." Memperlihatkan solatip busa di tangannya pada Key, Nathan juga mengelus pucuk kepala wanita itu dengan sayang.

Menatap baby box di belakang Nathan, Key menghela nafas dan geleng-geleng kepala. "Astaghfirullah mas e, itu kenapa satu baby box diputerin solatip.."

Bayangkan saja, hampir semua pojokan ataupun ukiran yang sedikit runcing ditambal dengan solatip itu oleh Nathan. Sangat overprotective sekali bukan? "Biar debay kita aman sayang.."

"Aku nggak mau dia terluka, sedikit pun.."

"Mas e, mas e.." Key mencoba memaklumi Nathan walaupun tingkahnya sangat amazing sekali. Untung sayang..

"Beneran sayang.."

Duk.. Dukk.. Key merasakan tendangan kuat dari bayinya, ia langsung tertawa walaupun sedikit meringis. "Dia nendang, mas e.."

"Ohh yaa?" Nathan segera berjongkok di depan Key, menyentuh perut buncitnya dan mengelusnya perlahan. Solatip busa yang tadi ia genggam pun sudah tidak tahu ke mana sekarang..

Ikut menggenggam tangan Nathan, Key merasa bahagia sekali. "Dua kali☺"

Dukk.. Lagi, sepasang suami-istri tersebut merasakan tendangan lagi. "Ahahahahaa😂"

"Hey, heyy.."

"Jagoan Papa, jan keseringan main bola di dalem. Kasian Mama.."

"Nanti kalo udaa di luar aja main bolanya sama Papa.."

"Papa ajarin tendangan maut juga wiss.."

"Ishh mas e, jan ngeracunin pikiran anak kita sama hal berbau berantem-berantem. Masih kecil inii.."

"Yaa nggak papa, kan dia jagoan. Iyaa nggak baby?"

Dukk.. Satu tendangan kembali terasa di telapak tangan Nathan. "Liatt, dia setuju sama ucapan aku.."

"U uhh😗" Memanyunkan bibirnya karena calon anaknya dan suaminya akan satu frekuensi, Key tidak yakin rumah akan sepi dengan tingkah dua cowok tersebut nanti.

"Udaa ngerenggangin kakinya, kasian mama. Sakit ini perut ke tarik-tarik.." Mengilikitik telapak kaki kecil yang sejak menendang tadi terjiplak, Nathan ingin Galaksi menyudahinya karena pasti Key merasa sakit.

Key kembali tersenyum dengan teduh karena kekhawatiran Nathan. "Udaa gede dia mas e, makanya sempit. Udaa mau keluar juga.."

"Nggak sabar aku Bee.." Nathan ingin menangis rasanya, membayangkan bagaimana sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah. Bagaimana ia akan mendidik anaknya dengan caranya sendiri, melihat bagaimana perkembangan Galaksi secara terus menerus. Nathan tidak sabar untuk itu semua..

"Bentar lagi sayang.." Sama seperti Nathan yang tidak sabar menunggu kelahiran putra mereka, Key pun juga sama tidak sabarnya. Ia selalu berdoa agar dirinya dapat menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya, tidak membeda-bedakan dan adil.

LUNA RATU WOLFIE [Selesai Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang