Chapter 16 : Luka

165 17 0
                                    

                   Waktu untuk liburan di Batu Malang telah usai, kebersamaan Wolfie dan KeSyaRiLy juga turut usai. Namun pertemanan mereka tidak akan berakhir karena masing-masing dari mereka sudah menyimpan nomor satu dengan yang lainnya, jadi setidaknya mereka masih bisa saling menghubungi lewat chat..

Setibanya anak-anak Wolfie di bandara Soekarno-Hatta, jemputan sudah menunggu. Mereka akan langsung kembali ke rumah atau apartment masing-masing terlebih dahulu untuk istirahat.

Key dan Nathan yang biasanya berbarengan pun untuk saat ini tidak, karena Key dijemput Abimanyu. "Gimana liburannya di Malang?"

"Asik banget Pa, seruu.." Key antusias menjawab pertanyaan Abimanyu.

"Denger-denger KeSyaRiLy sama Wolfie gabung liburannya.."

"Iyaa Pa, awalnya kan Key ke Malang mau ketemu KeSyaRiLy dan support anak-anak KIR lomba aja. Terus Key nggak nyangka kalo Nathan minta KeSyaRiLy buat singgah.."

"Terus akhirnya gabung?"

"Iyaa Pa, akhirnya gabung dua-duanya. Tapi namanya tetep satu-satu.."

"Terus kamu pakai yang mana? Wolfie atau KeSyaRiLy?"

"Dua-duanya atuh Paa, akulturasi.."

"Apa aja yang kalian lewati bareng-bareng di Malang?"

"Banyak Paa.." Key mulai menceritakan liburan kemarin pada Abimanyu dengan sangat antusias dan suara yang ceria. "Key juga bawa oleh-oleh buat Papa, Mama, sama Kesha.."

"Oh yaa?" Sebenarnya Abimanyu tidak terlalu mengharapkan oleh-oleh, cukup dengan kembalinya Key dengan selamat tanpa kurang satupun itu yang menjadi pengharapannya. Terlebih Key kembali dengan penuh kebahagiaan..

"Iyaa, tapi sekarang ada di bagasi.."

"Yaa udah nanti aja ambilnya.."

"Oh yaa Pa, kita tuh mau ke mana sih? Kaya'nya bukan jalan ke apartment Key deh.." Key hafal jalan menuju apartementnya dan ini bukan jalan yang biasanya ia lalui.

"Kita ke spa dulu, Papa tau kamu pasti capek. Jadi Papa mau ngajakin kamu ke spa biar kamu pijat relaksasi.." Abimanyu memang rutin sebulan sekali memasukkan anak-anak dan istrinya ke spa untuk melakukan perawatan.

"Biar badan kamu enakan.." Berhubung akhir-akhir ini Key sibuk dan tidak punya waktu ke spa, padahal sejak pindah ke Jakarta Key belum ke spa sama sekali. Akhirnya Abimanyu memutuskan untuk langsung menyeret Key ke spa milik Zahra.

"Astaga Papa, harus banget yaa?" Jujur saja, Key sejak dulu tidak suka perawatan di spa. Ia paling tidak suka saat tubuhnya disentuh-sentuh orang asing, walaupun sama-sama perempuan. Key tetap risih..

"Kenapa?" Abimanyu bingung, dari nada suara Key terdengar tidak menyukai hal itu.

"Nggak papa.." Tapi tentu saja Key ikut ucapan Abimanyu, ia tak enak hati untuk menyakiti perasaannya. Terlebih hanya Abimanyu satu-satunya tempat untuknya pulang..

"Cuma risih aja pas dipijit.." Lanjut Key bergumam.

Abimanyu mengacak kecil rambut Key, "Papa yakin kamu bakalan betah di spa kali ini.."

               Sampai di Az Zahra Spa, Abimanyu dan Key disambut langsung oleh Zahra selaku pemilik spa ini. Key tentu saja terkejut saat tahu Zahra pemilik spanya, bahkan Key juga tidak menyangka jika Zahra yang akan menghandle dirinya.

"M-maaf Tante, bukannya Key lancang. Bukannya Tante itu desainer yaa?"

Zahra tersenyum mendengar pertanyaan Key, "Tante emang desainer, tapi Tante juga dipercayai sama suami Tante buat ngelola cabang perusahaannya di bidang kecantikan.."

LUNA RATU WOLFIE [Selesai Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang