Chapter 22 : Kenyataan yang Terungkap

181 16 2
                                    

                  SMA Wirabuana akhirnya mendapat jatah tanding basket melawan SMA Cokroaminoto, tentu saja hal itu menjadikan suasana semarak karena banyak siswi-siswi yang berjajar rapi di bangku penonton untuk menyemangati tim basket putra sekolah mereka. Point pentingnya histeria para penonton adalah ketiga inti Wolfie yang sejak tadi terus membobol ring lawan.

"Dan apakah kali ini sang kapten berhasil membobol ring lawan kembali teman-temann?" Pembawa acara pun turut memeriahkan seperti pertandingan nasional.

"Yakk, yakk.. sang kapten mendribble bola melewati lawan dengan gesit menuju ring, menuju ring dann.."

Duankk.. "Tidak masukk.." Bola yang Dylan lempar gagal masuk ke ring, hanya mengenai pinggirannya saja karena terlalu di bawah ring saat melemparnya. "Sayang sekali teman-temann.."

"Sepertinya sang kapten terlalu bersemangat saat mendribble bola, sehingga melupakan titik di mana harus berhenti dan melemparkan bola ke ring.."

Nathan berjabat tangan sembari menepuk punggung Dylan, "It's okay, kita masih jauh di atas mereka.."

"Giliran lo Nath, cetak triple point buat kita.." Dylan memberikan kesempatan pada Nathan untuk mencetak triple point yang biasanya bisa untuk membungkam telak lawan mereka.

"Sekarang?"

"Iyalah, masa lo nunggu abis power dulu.."

"Oke👍" Nathan mengacungkan jempolnya pada Dylan.

                   Pertandingan kembali dimulai, sekarang yang menjadi penyerang adalah Alfa. Cowok itu yang akan membukakan jalan untuk Nathan menempatkan diri di posisi yang pas agar bisa mencetak triple point..

"Kali ini teman-temann, terlihat Alfa menyerang. Mendribble bolaa.."

"Mengoper pada Aidenn.."

"Aiden, Aidenn.."

"Aiden mengoper pada Dyl_ sayang sekali diblokir oleh Lintangg.."

"Ohh, ohh.. Morgan berhasil merebutnya kembali. Morgan menyerangg.."

"Mengoper pada Alfaa.." Dan mulailah oper mengoper hingga Nathan berhasil mendapatkan posisinya, "Alfaa.."

"Alfaa.."

"Alfaa mengoper pada Nathann.."

"Dann.." Brakk.. Nathan membobol ring lawan dengan posisi triple pointnya. "TRIPLE POINT TEMAN-TEMANN.."

Sorakan bergemuruh mengapresiasi mereka, terutama Nathan yang mencetak triple point. "Good job, ma bruhh👍"

Setelah menyalami rekan setimnya, Nathan mengedarkan pandangannya ke arah kursi tim cadangan. Di sana, di belakang tim cadangan terlihat Key berdiri bersama anak-anak Wolfie yang lainnya. Sembari tersenyum miring dengan tipis, Nathan memberikan saranghae ke Key. "AAAA NATHANN.."

Tapi tentu saja yang lainnya juga ikut baper, "SARANGHAE.."

"Njirr, yang dikasih saranghae si Key.. yang heboh sestadion.." Cibir Anton di tengah tertawanya.

"Sabar Key, betina kalo sama yang bening dikit emang kek gitu. Nggak peduli udah ada pawang apa belom.."

"Santai aja kalik.." Key tertawa, untuk apa dirinya harus marah-marah karena para betina mengidolakan cowoknya? Key tidak perlu membuang-buang tenaga untuk itu karena tatapan Nathan hanya tertuju padanya. "Official Alpha-Luna kan nggak bisa diganggu gugat.."

LUNA RATU WOLFIE [Selesai Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang