Chapter 15 : Kebun Apel dan Sebuah Pernyataan

182 14 0
                                    

                  Key bangun dari tidurnya dan melihat jam dinding di kamar, ia terkejut saat melihat pukul berapa sekarang. Dengan panik Key bangkit dari tempat tidur dan bergegas mengambil handphonenya di atas nakas, kemudian mengambil sandal dan segera keluar kamar.

"Key? Lo mau kemana?" Key tidak menjawab pertanyaan Anton yang berpapasan dengannya dan buru-buru keluar villa, ia takut jika dirinya terlambat ke hotel tempat sahabat-sahabatnya menginap. Key ingin memeluk mereka untuk terakhir kali sebelum mereka pulang ke Yogya..

Tapi baru juga ia akan berbelok, mobil Nathan menghadangnya dari lawan arah. Nathan keluar dari pintu kemudi, "Lo mau ke mana Key?"

Lagi-lagi Key tidak menjawab, ia kembali lari lagi. Tapi Nathan berhasil mencekal lengan Key untuk menghentikan gadis itu. "Nathan, please. Lepasin, aku mau nemuin sahabat-sahabatku buat terakhir kalinya.."

"Di mana? Di hotel? Mereka udah pergi Key, baru aja gue lewat sana. Terus liat bus yang dipakai mereka udah jalan.."

"A-apa?" Key langsung berhenti memberontak setelah mendengar ucapan Nathan, ia benar-benar terlambat. Akhirnya Key menangis lagi..

Nathan memeluk Key sambil mengusap pucuk kepalanya, "Nggak usah nangis Key, gue nggak suka lo nangis kek gini.."

Tapi tanpa sepengetahuan Key, pintu di samping kemudi dan pintu penumpang mobil Nathan terbuka. Terlihat ketiga sahabat Key keluar dan berdiri tak jauh darinya, "Welcome to my villa, kalian bakalan nginep di sini selama seminggu penuh dan kalian bebas mau ngapain aja selama seminggu itu.."

"Tapi kalo mau pergi-pergi, bilang sama anak-anak Wolfie. Jangan pergi sendiri! Sekarang lo bertiga jadi tanggung jawab gue sama anak-anak Wolfie. Paham?"

"Paham.." Ketiga gadis yang baru saja keluar dari mobil mengangguk memahami ucapan Nathan.

Key tersentak kaget, ia menoleh ke arah suara dan melihat ketiga sahabatnya ada di sini. "K-kalian??"

"Tuhh katanya pengen ketemu? Masih betah peluk gue?" Key melepas pelukannya dan mengusap bekas air matanya, wajahnya memerah karena ucapan Nathan.

"Kalian kok ada di sini?" Jelas Key masih tidak percaya dengan matanya, padahal ia ingat betul mereka pulang ke Jogja hari ini.

"Coba tanya sama Nathan, kenapa kita ada di sini.."

Key kembali menoleh pada Nathan yang sayangnya sudah masuk ke dalam mobil dan memarkirkan mobilnya di depan villa. "Dia nggak bakalan ngasih tau aku alesannya.."

"Please, kasih tau aku yang sebenernya kenapa kalian masih ada di sini. Bukannya kalian udah jalan mau pulang?"

"Nathan ngomong sama Daddy Devan biar kita ditinggal di sini.." Jawab Rinda.

"Iyaa Key, terus alasan yang digunain Nathan buat ngeyakinin Daddy Devan.." Meisya menjeda ucapannya, "Kamu nggak bakalan nyangka.."

"Apa alasannya??" Key penasaran, ia tidak tahu Nathan akan senekat itu meminta izin pada Devan agar ketiga sahabatnya ditinggal di sini.

"Dia bilang kalo anak-anak Wolfie masih pengen have fun bareng-bareng lagi sama kita.."

"Dan alasan paling kuat yang Nathan katain ke Daddy Devan, karena dia nggak mau liat kamu nangis lagi. Katanya semalem kamu nangis sampai ketiduran.." Lanjut Lily.

Key diam saat mendengar hal itu, ia tidak percaya Nathan akan melakukan ini untuk dirinya. "Terserah kamu mau percaya ato nggak, Nathan beneran ngelakuin itu demi kamu Key.."

"Kalian masih mau di situ? Kagak mau masuk?" Suara Nathan mengalihkan perhatian keempat gadis itu.

                  Setelah ketiga sahabat Key diantar Nathan ke kamar mereka yang sayangnya berbeda lantai dengan Key, mereka bingung hendak melakukan apa untuk holiday kali ini. Ini bukan teritori mereka, mereka hanya numpang. Jadi tidak mungkin mereka melakukan hal-hal seperti biasanya yang bisa membuat kerusuhan.

LUNA RATU WOLFIE [Selesai Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang