"Ayo Sya!"
Kini, mereka berdua sudah sampai di depan apartemen Fahsan yang terlihat begitu minimalis.
"Ini apartemennya Gus?" tanya Aca. Raut wajah gadis itu terlihat begitu terpukau dengan apa yang dirinya lihat.
"Iya Sya, dan nanti ini juga bakalan jadi apartemen kamu juga. Maaf ya, kalau saya cuma bisa ngasih ini sama kamu," ucap Fahsan. Aca langsung menggelengkan kepalanya tidak setuju. Apa yang dikatakan oleh Fahsan tidaklah benar. Ini jauh lebih dari kata lebih baik.
"Aca suka banget Gus. Nuansanya nyaman banget buat ditempati," polos Aca menghadirkan senyuman di wajah Fahsan.
"Yaudah, ayo masuk!" Dengan segera, mereka bertiga pun masuk ke dalam apartemen itu dan lagi-lagi Aca terpukau akan keindahan dari apartemen ini.
"Gus, Aca gak nyangka, ternyata Gus kaya ya?" ucap Aca lagi dengan wajah polosnya.
"Hanya milik Allah Sya, bukan milik saya." imbuh Fahsan seraya berlalu ke dapur dan menuangkan air ke dalam gelas.
"Kamu suka dengan apartemen ini?" tanyanya kembali dengan segelas air yang dia berikan kepada Aca.
"Gus mau Aca bohong atau jujur?" tanya Aca menerima pemberian Fahsan dan langsung meneguknya sampai habis.
"Jujur aja,"
"Aca suka banget Gus! Serius! Aca gak bohong! Gus tinggal di sini sendirian?"
"Saya tinggal di sini hanya sesekali Sya. Kalau gak ada kegiatan di pondok, ya saya ke sini."
"Sering?" tanya Aca yang hanya diangguki oleh Fahsan.
"Kenapa gitu Gus? Kenap gak tinggal bareng Ummy aja?" tanya Aca penasaran.
"Gak papa, saya hanya ingin mencari suasana baru aja. Apalagi, saya juga sering lembur. Kasian Ummy ataupun keluarga ndalem harus nungguin saya pulang dulu, baru tidur." jelas Fahsan membuat Aca manggut-manggut.
"Berarti, nanti kalau Aca tinggal di sini, Aca bakalan nungguin Gus pulang dong?" tanya Aca polos.
"Ya itu terserah kamu Sya. Saya gak memaksakan kamu untuk menunggu saya pulang. Tapi, sebisa mungkin akan saya usahakan untuk pulang cepat," timpal Fahsan dengan senyuman merekahnya.
"Asik, berarti Aca bisa dong ngedrakoran sampai tengah malam. Apalagi kalau Gus gak pulang," jawab Aca merdeka.
C'tak!
"Aw! Sakit Gus!" keluhnya setelah mendapatkan citakan dari Fahsan pada keningnya.
"Kalau gitu saya gak bakalan pulang larut mulai sekarang. Biar kamu gak berpikiran lagi buat ngedrakoran atau apalah hanya untuk bergadang semalaman." ucap Fahsan membuat Aca hanya menyengir tanpa rasa bersalahnya.
...
"Gus!" teriak Aca reflek di saat dirinya tidak sengaja menginjak ekor cicak yang sudah putus.
"Astaghfirullah, ada apa Sya?" tanya Fahsan khawatir. Di tangan lelaki itu kini ada seorang kucing putih berbulu lebat yang sedang menyender pada bahu bidang Fahsan.
"Ada ekor cicak! Geli!" ucapnya seraya memperlihatkan raut wajah gelinya.
Bukannya nolongin, Fahsan malah tertawa mendengar ucapan istri kecilnya itu yang seperti anak kecil.
"Ih, Gus ngapain ketawa? Awasin itu? Aca gak suka liatnya!" ucapnya. Jika diperhatikan, air mata gadis itu kini sudah menumpuk di pelupuk matanya.
"Kerjaan kamu tuh Miki, istri saya jadi takut kan," ucapnya yang berbicara kepada kucing di pangkuannya itu.
"Meow!" timpal kucing itu, menampilkan wajah polosnya kepada Fahsan. Dan Fahsan malah terkekeh karena itu.
"Gus, itu kucing siapa?" tanya Aca yang masih stay di posisinya.
"Kucing saya, kenapa?"
"Gak kenapa-kenapa! Cepat awasin ih!" jawab Aca yang malah kembali melihat ekor cicak itu.
"Yaudah, sebentar!" Lagi-lagi,Fahsan terkekeh melihat Aca yang ketakutan.
"Eh tunggu!" henti Aca membuat Fahsan mengernyit bingung.
"Kenapa lagi?"
"Itu! Jangan dibawa!" pintanya dengan wajah memelas.
Dengan pasrah, Fahsan memberikan kucing itu kepada Aca dan dengan senang hati Aca pun menerimanya.
"Awas loh, Miki suka mainin ekor cicak." beritahu Fahsan yang reflek membuat Aca terjerit dan kucing putih itu langsung meloncat dari pelukanAca karena terkejut.
"Eh, jangan dilempar Sya!" terkejut Fahsan kembali mengambil alih kucing putih yang bernama Miki itu.
"Gus, nakutin Aca!" kesal Aca yang malah dihadiahi kekehan oleh Fahsan.
Tanpa menghiraukan omelan Aca selanjutnya, dia pun langsung pergi ke dapur dan membawa miki bersamanya, guna mengambil barang yang bisa digunakan untuk menyingkirkan ekor cicak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dia (End)
SpiritualKisah gadis yang bernama Lakesya. Dunia malam yang sudah menjadi hobinya harus dia tinggalkan di saat keluarganya mengetahui semua hal yang sudah dia lakukan selama ini, semenjak dirinya jauh dari keluarganya. Pernikahan yang selalu diimpikannya aga...