Pengakuan

59 8 8
                                    

❄ Another love story ❄

❄ Another love story ❄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Hueningkai tak ingin mempercayai apa yang tengah ia alami sekarang, sosok yang tengah berada di hadapannya saat ini adalah Steve, namun kenapa Kai seolah melihat sosok Soobin dalam pancaran mata Steve yang menatapnya?

"Aku ingin pulang. Hoseok hyung-"

"Dia sedang dalam perjalanan kesini untuk menjemputmu."

Kai tak ingin percaya, namun nada suara yang begitu tegas itu mengingatkannya pada sosok Soobin, bukan Steve.

"Aku bukanlah Soobin, tetapi aku adalah Steve yang akan menggantikannya untuk melindungimu."

"Aku akan menunggu Hoseok hyung di luar." Kai bangkit dari duduknya yang semula diatas kasur milik Steve. Berjalan dua langkah sebelum langkahnya terhenti akan suara milik Steve.

"Hiduplah bersamaku Kai."

"Steve, cukup!!" Kai berbalik menatap lelaki itu. Perasaannya sedih, entah karena apa.

"Saudaraku sudah tak ada lagi di dunia ini. Apa aku sebagai saudara kembarnya tak bisa untuk menggantikan posisinya? Kau bahkan bisa menganggapku sebagai dirinya."

"Aku tak ingin siapapun menggantikan posisinya, sekalipun itu kau Steve. Maaf."

"Aku akan memaksamu." Soobin tiba-tiba menarik tubuh Kai ke dalam dekapannya.

"Steve, lepas!" Kai berontak namun itu justru membuat Soobin mempererat pelukannya.

Soobin menghirup wangi darah Hueningkai yang mengalir di leher putih itu, terlihat begitu menggoda di mata Vampire nya.

"Kalau aku katakan bahwa aku adalah Soobin, apa kau akan percaya?"

"Tidak, karena Soobin sudah ada di Surga namun tetap dekat denganku."

Soobin menutup kedua matanya, 'Prince, aku sekarang ada di dekatmu dan sampai kapanpun akan selalu di dekatmu.'

"Karena aku.. sangat mencintainya~ aku tak ingin mengkhianatinya lagi.." air mata itu jatuh kembali. Kai teringat akan sosok Soobin yang begitu sangat mencintainya, dan begitu menyesal saat hatinya sempat menduakan sosok itu dengan Steve yang tak lain adalah saudara kembarnya.

"Seandainya Soobin masih ada, aku sungguh ingin meminta maaf padanya karena pernah mencintaimu.."

Salah satu tangan Soobin mengepal kuat, kedua matanya memerah sesaat memperlihatkan betapa kesalnya sosok itu saat ini.

Soobin melepaskan dekapannya, menatap wajah Hueningkai yang masih berlinang dengan air mata. Ia sesungguhnya kesal, bahkan marah. Tapi saat melihat wajah sedih yang penuh dengan penyesalan itu, rasa marah itu redam secara perlahan.

"Dia tak akan marah, walau kau telah membohonginya sekalipun." Soobin menutup ucapannya, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Kai, kemudian mencium bibir kissable yang tengah bergetar itu. Menciumnya dengan lembut tanpa ada penolakan darinya.

BLOOD SWEAT AND TEARS / 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang