“Jika tak sanggup lebih baik pendam saja.”
☆▽☆
Sepintas terdengar suara bising dari dalam kelas. Teriakkan para ciwi-ciwi sangat menusuk ke telinga Gistara. Tepukan tangan juga terdengar jelas sekali. Alisnya mengkerut karena penasaran hal apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana.
Dan, ketika Gistara memasuki kelasnya semua sorot mata tertuju kepadanya. Tidak hanya itu. Mereka juga mengerumuni tempat duduk Gistara sambil memandangi tulisan-tulisan diatas sticky note serta beberapa bingkisan di sana.
Gistara mematung kemudian berkata, "Heyy! Ada apa ini? Kalian lagi ngapain kok pada berkerumun di meja gue?"
Salah satu dari temannya menjawab seraya tertawa kecil.
"Aduh Gista, ini loh ada bingkisan dari pacar-pacar lo."
"Iya nih. Lo diratukan banget ya." Yang lain menyahut dengan nada yang mengejek.
Tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Gistara menggeleng tak yakin menanggapinya.
"Wait. Gue nggak punya pacar, jangan ngaco ya lo pada."
Kalau semisalnya Gistara punya pacar mana mungkin dia mempublikasikan hubungannya ke media, apalagi ke teman-temannya di sekolah. Karena Gistara tahu untuk sekarang yang dia pentingkan adalah karirnya. Bisa-bisa karirnya hancur karena dia berpacaran.
Gistara memang sangat cantik. Lebih dari kata cantik malah dia nyaris sempurna. Pantas saja banyak yang naksir sama dia. Tapi yang aneh dari gadis itu tidak menyukai seorang laki-laki pun semenjak lulus SMP beberapa tahun lalu. Wajar saja Gistara begitu, cewek cantik 'kan harus pilah-pilih cowok juga.
Tiba-tiba Aiko muncul menghampiri Gistara, "Udah mending lo duduk dulu. Nanti juga lo tau sendiri kok."
"Minggir kalian. Tuan putri mau duduk." seru dari pria bernama Setya.
Gerombolan siswa-siswi pun akhirnya duduk kembali ke tempatnya semula. Gistara pun mulai mendaratkan pantatnya di singgasananya.
"Ai, ini dari siapa aja?"
Tanya Gistara seraya membaca tulisan 'I have crush on you, Gis.'
"Dari fans lo, Gis."
Gistara mengkerut melihat kotak berwarna peach. Kotaknya sederhana namun Gistara tertarik untuk membukanya. Di kala gadis itu membuka kotak tersebut ia sempat membaca tulisan yang menempel diatasnya.
'Temui gue di rooftop sekarang.'
Setelah membaca tulisan itu Gistara segera beranjak menuju rooftop.
"Eh, Gis. Lo mau kemana? Tungguin gue."
Sesampainya di rooftop nampak seorang pria berbadan tegap membelakangi Gistara. Pria yang tidak dikenal itu menyeringai senang saat menyadari targetnya sudah datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gistara & Her doctor
Teen FictionMenjadi seorang aktris memang tidak mudah untuk Gistara yang menderita penyakit jantung. Namun, Gistara bukan perempuan yang lemah. Hanya jantungnya saja yang lemah tetapi, tidak dengan tekadnya. Senyumnya yang ia sematkan setiap hari membuat semang...