9. Gudang Sekolah

152 15 10
                                    

Yuda sejujurnya bukan tipe cowok pembangkang yang hobi membuat onar apalagi di lingkungan sekolah. Jauh dari penilaian orang-orang terhadapnya yang secara sepihak menandai jidat Yuda secara kasat mata dengan label 'berandalan'---hanya karena cowok itu memanjangkan rambut sampai menyentuh kerah dan menindik telinga saat masih SMA---ia sebenarnya tidak pernah melakukan tindak kriminal atau apa pun yang membahayakan. Yuda merasa dirinya normal seperti anak-anak sekolah pada umumnya. Sangat sangat normal.

Merokok?

Tentu. Cowok dari dinasti kerajaan mana yang paru-parunya masih bersih tanpa asap rokok menjelang lulus sekolah menengah akhir? Manusia yang sealim dan sesuci Davi saja pernah ia pergoki merokok di depan gudang, di ujung lorong sekolah yang sepi dan jarang dijamah makhluk---kecuali para makhluk halus yang mungkin sudah menetap di tempat itu untuk beranak pinak membentuk sebuah keluarga besar yang sakinah. Davi mana takut dengan hal yang seperti itu. "Takut itu sama Gusti Alloh!" katanya setiap teman-teman mereka membahas komplotan hantu.

Tawuran?

Ngeri banget. Yuda paling anti sama namanya kekerasan atau sejenis berkelahi dan semacamnya. Apalagi tawuran yang isinya manusia brutal, ugal-ugalan, dan buta tata cara berkelahi secara baik dan benar menurut para ahli. Mana kadang-kadang penyebabnya cuman gara-gara musuh tanpa sengaja menyalip di jalanan. Merasa kalah saing karena knalpot motor lawan lebih berisik suaranya dari pada knalpot motornya sendiri. Sangat tidak elit.

Yuda sebagai alumni Merpati Putih yang bijaksana merasa ilmu beladirinya tidak boleh sampai disalahgunakan. Sebisa mungkin dia akan menjunjung tinggi kode etik dunia pergelut-gelutan sampai ia bertemu seseorang yang memang pantas untuk ditonjok bahkan saat dia sedang tidak melakukan apa-apa. Bukan merusak properti sekolah yang mana sekarang adalah milik keluarganya sendiri.

Minum alkohol?

Pernah. Tapi tidak pernah sampai kesadarannya hilang dan kecanduan. Rasanya juga lebih enak air putih. Mending minum es teh jumbo atau kopi kenangan yang dibeli waktu promo hemat atau diskon natal.

Narkoba?

Untuk yang satu ini Yuda jelas menolak secara tegas. Boro-boro mengonsumsi obat-obatan terlarang, minum obat sakit kepala atau obat flu saja dia masih kurang mahir. Kadang-kadang menyangkut di tenggorokan sampai rasa pahitnya membekas, membentuk rasa trauma yang terkenang sampai sekarang.

Langkah kaki Yuda berhenti beberapa meter dari gudang. Rupanya seseorang sudah lebih dulu menempati tempat itu. Padahal Yuda berniat untuk kembali menyendiri tanpa gangguan dari siapa-siapa, termasuk perempuan yang saat ini sedang bertatapan dengannya.

Tidak menggubris adanya perempuan itu di sana, Yuda meneruskan langkah sampai pada meja rusak yang sengaja diletakkan di depan gudang. Duduk di atasnya yang syukur-syukur masih bisa menopang tubuh kurus Yuda meski sedikit bergoyang.

Dua meter di hadapannya adalah kursi yang diduduki oleh perempuan itu.

"Sering ke sini, Shel?" tanyanya basa-basi.

Perempuan itu memang betulan manusia, bukan kuntilanak atau wewe gombel penunggu gudang. Namanya Sheila. Teman sekelasnya yang terkenal anti sosial. Bicaranya irit sekali, sampai jumlah katanya sehari bisa dihitung jari atau bahkan tidak bersuara sama sekali. Mungkin pita suaranya memakai bahan bakar langka atau apa, Yuda tidak tahu. Yang jelas laki-laki itu pernah mengira Sheila bisu saat masih kelas 10 waktu itu.

Sekarang juga.

Yuda sejujurnya tidak mengharapkan apa-apa dari pertanyaan basa-basinya. Dia sudah sedikit menyiapkan mental apabila kalimat sok ramah---yang baru pertama kali ini terucap---dari bibir bau nikotinnya akan diabaikan, maka dia tidak semestinya merasa sakit hati. Namun, tetap saja. Namanya manusia biasa, hati mungil Yuda tetap merasa kecewa atas perlakuan acuh tak acuh dari Sheila. Maka, untuk sedikit mengobati rasa kecewanya, Yuda diam-diam menganggap perempuan itu tuli dan bisu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Praktek Nikah [HAERYU/SUNSHIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang