*
*Arsa melamun, masih memikirkan rasa panas dan perih pada lengannya saat bangun tidur.
Dia merasa tidak habis jatuh atau mengalami kekerasan .
Seingatnya dirumah ini semua orang berkata lembut dan tidak ada yang berani meninggikan suaranya
Saat dia menolak semua yang tidak dia inginkan.Tidak ada yang berani memaksa nya.
"Arsa? Sudah bangun?
Disini panas sa.. kita pindah Saja ya?" Suara Bagas terdengar saat Arsa masih sibuk melamunkan soal lengan nya.Saat ini Arsa sedang duduk di kursi rodanya menghadap jendela besar yang menembus sinar matahari, membuat pantulan nya terasa hangat.
"Kita kesana ya? Disana udaranya sejuk" saat Bagas hendak mendorong kursi rodanya, Arsa sedikit menahan lengan Bagas, dia sedikit takut jika ada orang selain mama Samantha yang membawanya pergi.
"Jangan takut saa.. aku ini bagas, kamu ingat?"
Arsa melepaskan tangannya dan mengiyakan ajakan Bagas untuk membawanya ke tempat lain. Dia tidak tau siapa itu Bagas, dia hanya mengenali suaranya. suara laki-laki yang memeluk nya erat saat dia berniat bunuh diri.
Dan beberapa kali sempat menemaninya tidur."Aku punya sesuatu untukmu, tunggu disini jangan kemana-mana" setelah sampai Bagas bergegas lari ke kamar nya dan mengambil sesuatu yang cukup besar.
"Coba kamu sentuh" Bagas mengarahkan tangan Arsa pada kotak yang baru saja dia buka dari paper bag.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous II
ChickLitSetelah dendamnya selesai, Juna memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan Arsa. Meski sebenarnya dia masih mencintai pemuda itu, tapi rasa cinta nya terhalang oleh ego nya yang sangat tinggi. Tanpa sepengetahuan juna. Samantha, ibu kandungnya sendi...