Always together

290 19 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Bagas mengeratkan pelukannya pada Arsa yang terlelap beberapa jam lalu.
Setelah dokter memeriksa.
hasilnya membuat Bagas semakin murka dan dia berjanji tidak akan membiarkan Juna mendekati Arsa bahkan dalam mimpi sekalipun.

Meski Bagas melimpahi nya dengan cinta akan sulit bagi Arsa percaya kembali pada seseorang.
Kepercayaan dirinya sudah hilang akibat ulah Juna yang menoreh luka untuk yang kesekian kali nya.
Dan Arsa akan memandang semua orang itu sama seperti Juna.

"Saa... Aku tidak sama dengan Juna. Tolong jangan takut" Bagas berbicara meski tau Arsa tidak akan menjawabnya.

Tubuhnya yang semula berisi kembali turun drastis. Karena Arsa kerap kali menolak untuk makan. Minum saja dia tidak berani.
Alhasil Bagas harus membawa dokter pribadinya untuk mengawasi Arsa agar anak itu tidak dehidrasi.
Tuan fallen pun berulang kali menelfon nya untuk menanyakan keberadaan Arsa, karena ibu tirinya tidak bisa tidur memikirkan Arsa yang tiba-tiba hilang.

Sedangkan Juna?

Bagas belum tau kabar pria brengsek itu. Kabar terakhir yang Bagas dengar Juna masih mengurung dirinya sendiri dikamar.

*

"Seorang Bagas yang sudah melunak hahaha...!!"
Tiba-tiba terdengar suara berat laki-laki yang seperti sedang mengejeknya.

"Diam bodoh! Arsa sedang tidur!"

"Ekhmm.. baiklah maaf maaf"

Chris sekertaris sekaligus sahabatnya datang tanpa permisi dan membuat keributan.
Dia adalah orang pertama yang Bagas hubungi saat membawa Arsa pergi. Dan dia juga yang kerap kali membujuk Arsa untuk makan saat Bagas tidak ada.

Bagas bangkit perlahan lalu membenarkan posisi Arsa agar tidur nya lebih nyaman.
Dan menghampiri Chris.

"Menurutmu apa Juna akan diam saja melihat Arsa di bawa pergi begitu saja?"

"Tidak"

"Lalu apa rencana selanjutnya?"

"Menjaga Arsa, apalagi?"

"Bagaimana jika mereka melaporkan mu dengan tuduhan penculikan?"

"Jangan lupa, dia juga menganiaya Arsa bahkan melecehkannya. Sebelum dia melaporkanku,
aku sudah membuat visum untuk Arsa."

"Jenius !"

Chris tertawa sambil mengunyah kacang yang dia bawa dari dapur.
Sedangkan Bagas sesekali memerhatikan Arsa yang tidurnya terlihat tidak tenang.

Saat ini mereka berada di Kanada.
Bagas yang membawa Arsa dalam keadaan tidak sadarkan diri selama beberapa hari akibat rasa takut berlebihan yang Juna lakukan.
Malam itu setelah dari rumah sakit Bagas membuat Chris kalang kabut karena ulah bos nya yang se enak jidat.

Saat itu Chris sedang bersama kekasihnya
Dan Bagas menelepon untuk menyiapkan pesawat pribadinya malam itu juga.

"Ayahmu tidak mencari Arsa?"

"Dia menelepon ku berulang kali"

"Lalu?"

"Menurutmu aku harus memberitahu keberadaan Arsa? Jangan mimpi. Aku akan membahagiakan Arsa mulai detik ini"

"Bagaimana dengan operasi mata? Mata cukup mudah di dapatkan disini. Mau ku carikan?"

"Carikan yang terbaik sembari menunggu Arsa membaik. Aku harus memperbaiki mental Arsa terlebih dulu"

"Siap laksanakan tuan muda!"

Bagas mendelik mendengar jawaban Chris dan melemparkannya dengan kulit kacang yang baru saja dia kupas.

**

"Juna... Ayok keluar dulu nak, kamu harus makan. Mama takut kamu sakit." Mama Samantha terus mengetuk pintu kamar Juna meski tidak ada jawaban dari dalam.
Juna hanya mau bicara lewat pesan beberapa kali jika dia tidak ingin di ganggu.

Tapi orangtua mana yang tidak khawatir anaknya hampir tidak makan berhari-hari?

Mungkin di dalam kamar terdapat lemari pendingin, tapi hanya untuk makanan ringan. Tidak cukup untuk memenuhi nutrisi harian.

"Masih belum mau keluar?"

"Belum mas, mas Bagas udah kasih tau dia dimana? Anakku gimana mas dia baik-baik aja kan?"

"Bagas tidak mau memberitahu soal Arsa, dia hanya mengatakan Arsa baik-baik saja."

"Anak-anak ku mas..."

Air mata Samantha tumpah, mengeluarkan segala sesak di dada yang selama ini dia tahan.
Dia sudah cukup lelah untuk memikirkan semuanya, harusnya sejak awal dia memisahkan Arsa dan Juna tidak membiarkan mereka satu atap. Maka kejadian seperti ini tidak akan terjadi, mungkin bisa di cegah.

"Percayalah... Putraku tidak akan menyakiti Arsa."

Tuan fallen yang dari awal sudah menyadari jika putranya menyukai Arsa jadi dia tidak begitu kaget ketika tau Arsa hilang dibawa pergi oleh Bagas.
Dia tau betul perangainya, jika sudah menyukai sesuatu dia akan menjaga nya baik-baik.

Toh dia sudah tau keberadaan Bagas sekarang.
Sengaja tidak memberitahu sang istri karena dia ingin memberi kesempatan untuk Arsa pulih.
Jika dia memberitahu Samantha pasti akan sampai juga ke telinga Juna.
Dan itu tidak bagus untuk Arsa.

Dan itu tidak bagus untuk Arsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Frustasi di tinggal ayang.

Dangerous IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang