Belum cukup?

427 25 10
                                    

Part ini belum sempet di up karena beberapa alasan.
Disini cuma ceritain saat Arsa yang dibawa paksa sama Juna.
Ada beberapa part lagi cuma ini dulu aja yang di up.

Happy reading ^^







****

"Kamu memang sudah merampas semua yang ku punya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu memang sudah merampas semua yang ku punya.
Langkah ku, mataku, bahkan kedua orangtuaku. Dan sekarang kamu ingin aku hancur sekali lagi. Juna, apakah ini adil? Disaat kamu membuat ku gila namun, perasaan ku masih tetap seperti ombak di lautan. Kadang pasang dan kadang surut namun rasanya tetap sama.

Tidak berubah"

_Arsa_








**



Malam kian larut bahkan suara angin yang berhembus kencang diluar terdengar jelas ditelinga Arsa. Hangatnya selimut tidak cukup membuatnya merasa nyaman.
rasa takut, gelisah dan was-was ketika mendengar suara langkah kaki yang terdengar semakin dekat.

Darah dari sudut bibirnya belum kering. masih meninggalkan rasa perih dan nyeri secara bersamaan.

Sesekali Arsa meringis sakit ketika tidak sengaja menyentuh luka yang baru saja dia dapatkan dari Juna.
Tidak hanya sudut bibirnya saja yang terluka, beberapa bagian tubuh yang lain pun tidak luput dari pukulan bertubi-tubi yang Juna lakukan sejak dia datang kesini.

Arsa sedih, dia ketakutan karena diperlakukan seperti Bukan manusia.
Dia tidak tau letak kesalahannya. Namun Juna kerap kali bertindak kasar padanya karena hal sepele.

Apa karena Arsa buta dan lumpuh sehingga Juna merasa direpotkan?

Jika iya, kembalikan saja dia pada bagas.

Ah tidak, itu bukan pilihan yang tepat.
Jika Arsa disana pun akan sama merepotkannya.
Lebih baik dia ditinggalkan saja dipinggir jalan lalu biarkan dia mati perlahan itu jauh lebih baik.

"Arsa..." desis Juna tepat disamping telinga Arsa sembari membelai pipi nya sensual.
Ada rasa geli sekaligus takut dengan apa yang Juna lakukan. Karena bagaimanapun juga manusia satu ini seperti Psikopat.

"Aku merindukan mu, tapi kenapa kamu banyak berubah?" tangan Juna berhenti tepat di sudut bibir Arsa yang terlihat robek itu. Lalu mencium nya sekilas.

Arsa berusaha keras untuk terlihat biasa saja. Meski ada getar yang mati-matian ia tahan karena jika dia melakukan hal yang membuat Juna tersinggung. Maka Arsa akan kembali di pukuli seperti tadi pagi.

Arsa masih ingat rasanya, begitu sakit ketika sepatu keras itu menghantam perutnya berkali-kali. Juna mengayunkan kakinya seperti sedang menendang bola.
Sungguh ironis, manusia yang pernah berkata lemah lembut dan mengatakan akan menjaga nya justru adalah monster yang mengerikan.

"Kamu tidak ingin mengatakan sesuatu?"

"A..ku aku.." kalimat Arsa terpotong bersamaan dengan kepalanya yang ditarik kebelakang oleh Juna.

Dangerous IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang