always be mine

323 23 8
                                    

Kamar mewah dengan dominasi warna capuccino itu terlihat tenang dan lengang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamar mewah dengan dominasi warna capuccino itu terlihat tenang dan lengang. Seperti tidak ada siapapun di dalamnya.
Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah suara shower yang menyala seperti ada seseorang yang sedang menggunakannya.

Tapi nyatanya tidak ada aktivitas di dalam sana. Hanya seorang pemuda yang terbaring dilantai dengan keadaan basah kuyup.
Matanya tertutup rapat, bibirnya bergetar menahan dingin. Sedangkan tangannya memeluk badannya yang menggigil.

Sore tadi, saat ia sedang sibuk meraba dinosaurus nya tiba-tiba dia mendengar suara seseorang yang sangat familiar di telinga nya.
Meskipun dia tidak bisa melihat tapi dia sangat mengenali siapa pemilik suara itu.

Suara seseorang yang sekali lagi menghancurkan hidupnya. Merenggut kebahagiaannya dan membuat nyawa kedua orangtuanya melayang.

Juna

Arsa mendengar suara Juna dengan begitu jelas saat orang itu seperti sedang berbicara dengan seseorang. Tubuh nya meremang menahan takut. Air wajah nya berubah panik dan berusaha sekuat tenaga menghiraukan rasa sakit di kakinya demi mencari tempat persembunyian yang aman.

"Saa... Arsaa.."
Suara berat laki-laki seperti sedang memanggil-manggil namannya. Membuat Arsa semakin takut dan merapatkan mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

Meski suara itu berbeda dan dia yakin bukan Juna. Tapi tidak menutup kemungkinan dia juga bisa menyakiti Arsa.

"Kemana Arsa..?"
Bagas melihat sekeliling kamar Arsa tidak ada siapapun, pengasuh nya pun ada di bawah sedang menyiapkan makan malam jadi tidak mungkin Arsa juga ada disitu.

Tapi saat dia hendak berbalik, dia melihat dinosaurus yang tempo hari dia berikan pada Arsa tergeletak di lantai dan tidak lupa dengan tongkat elbow miliknya yang posisinya tidak jauh dengan dinosaurus.

Bagas menarik kaki nya menuju arah kamar mandi yang dia yakini Arsa ada di dalam.

Bagaimana bisa Arsa kesana?

"Arsa... Kamu mandi?" Tidak ada suara apapun.
Bagas semakin khawatir karena tidak ada jawaban.

Bagas melepas kacamatanya dan melipat sedikit lengan bajunya ke atas agar memudahkan dia membuka paksa pintu kamar mandi itu.
Dia yakin Arsa pasti menguncinya dari dalam.

Tapi sebelum ancang-ancang mendobrak, bagas mencoba membuka pintu seperti biasa.
Agar Arsa tidak terkejut saat dia mendobrak paksa.

Pintu berhasil terbuka, ternyata Arsa tidak menguncinya dari dalam.

"Sa__

__Arsa! Hei... Arsa ada apa?"

Pintu baru terbuka setengah tapi Bagas sudah melihat Arsa yang tengah terbaring dengan keadaan basah kuyup dan tak mau di sentuh.

"Arsa... Ada apa? Ayok bangun ini basah sa dingin"

Bagas masih mencoba menahan tangan Arsa yang terus menepis apapun yang Bagas lakukan.
Entah apa yang Arsa tengah pikiran kenapa bisa seperti ini. Seingatnya Arsa baik-baik saja saat terakhir dia menemaninya terapi. Bahkan Arsa sempat memintanya untuk pulang cepat ketika ia mengatakan hendak keluar kota untuk urusan kerja.

Dangerous IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang