*
Sudah hampir dua jam lamanya Juna memperhatikan tarikan nafas Arsa yang teratur.
Dia sesekali terbangun dan
memastikan jika Arsa masih bernafas.Pasca operasi beberapa minggu lalu, Arsa sempat mengalami serangan jantung yang membuat tubuhnya mengejang beberapa saat. Dan disaat yang kebetulan juga Juna yang menjaga nya.
Kengerian itu sudah dua kali Juna rasakan dan rasa nya masih sama menakutkannya.Arsa ini senang sekali membuat orang ketakutan.
Dan disinilah dia. Setelah membuat Arsa tidur dengan berpura-pura sebagai oranglain.
Sakit memang, tapi jika dia mengaku bahwa dirinya Juna. Dia tidak yakin Arsa akan mau menerima uluran tangannya.Sungguh Juna merasa sudah menjadi orang paling brengsek dari sekian banyak orang bejad lain nya.
Dia sudah tidak pantas di sebut manusia.
Lihatlah hasil dari perbuatannya.
Arsa menjadi sasaran dendam nya yang tak berdasar. Dia merasa sangat bersalah sudah melampiaskan semuanya pada Arsa.Dalam tidurnya pun anak itu tidak tenang.
Terus bergerak gelisah seperti sedang ketakutan, tapi akan kembali tenang jika ada seseorang yang mengusapnya.Sungguh Arsa hanya sedang menjelaskan bahwa dia membutuhkan perlindungan dari kejam nya seorang Herjuna.
*Flashback
"Ma... Kenapa gelap? Kenapa tidak dinyalakan saja lampu nya ma?_
Ma- mama...kenapa kaki ku sulit digerakkan?"Suara yang mampu menusuk hati siapapun bagi yang mendengarnya. Arsa terus menanyakan kenapa semua yang ia lihat hanya kegelapan dan perihal kakinya yang sulit digerakkan.
Dari sekian banyak nya orang yang menjaga nya tidak ada satupun yang berani menjawab pertanyaan itu.Pun dengan mama Samantha dia masih mencoba meredam tangisnya tatkala Arsa menanyakan hal itu. Sebenarnya dia tidak siap menghadapi situasi ini. Tapi mau bagaimana lagi? Dia wali Arsa sekarang yang sah secara hukum.
Meski ingatan anak itu berhenti ketika ibu nya meninggal dan yang dia tau saat ini di sampingnya adalah mama Mira bukan mama Samantha."Kenapa gelap! Tolong nyalakan lampu nya ku mohon ini gelap... Ma... Mama marah sama Arsa? Mama hukum Arsa dengan matikan lampu ya ma? Arsa sudah nakal kan ma? Tolong maafin Arsa ma.. Arsa takut gelap mama tau itu kan?"
Sungguh Samantha sudah tidak sanggup menahan suara tangisnya dan langsung memeluk Arsa begitu erat. Mengusap punggungnya sekedar memberikan kekuatan dan memberitahu jika dia tidak sendirian.
"Lepas! Akan ku cari sendiri dimana saklar Lampu nya."
Arsa mencoba melepaskan pelukannya dan memberontak cukup keras karena dia merasa seluruh kakinya terasa kaku dan matirasa.
Dia tidak bisa menggerakkan kakinya.
Arsa mulai ketakutan dan berpikir macam-macam dia tidak mungkin buta kan? Dia tidak lumpuh kan? Apa karena dia jatuh kemarin dia jadi seperti ini?
Arsa menarik-narik rambutnya dan memukul apa saja yang ada di dekatnya termasuk mama Samantha tak luput dari amukan Arsa.
hingga membuat jarum infus yang masih melekat terlepas t akibat gerakan nya yang acak. darah segar pun mengalir dari bekas infusan yang terlepas itu, Lalu dia mencabut apa saja yang menempel pada tubuhnya. Termasuk alat bantu pernafasan nya yang masih melingkar di hidung mancungnya.Arsa masih terus berusaha melukai dirinya sendiri berharap ini hanya sekedar mimpi dan bukan kenyataannya.
"Arsa.. cukup nak.. jangan begini berdarah tangannya sayang.."
"Gelap maa... Uhuk!.. Uhuk! Lam_pu ma...."
Mama Samantha masih terus mencoba menenangkan Arsa yang sudah mulai terbatuk-batuk akibat nafasnya yang tersengal.
Meski Arsa terus menolak sentuhan nya, Samantha justru semakin mengeratkan pelukannya. Dia tidak akan membiarkan Arsa menderita sendirian setelah ini. Dia berjanji akan melindungi Arsa dari siapapun termasuk anaknya sendiri."Uhukk!! Uhuk... Ma...kena_pa
Masih gelap..."Tubuh Arsa semakin merosot kedalam pelukan mama nya seiring dengan suntikan yang dokter berikan,
Matanya mulai terasa berat dan menutup sendirinya. Dokter sudah menduga dengan respon yang Arsa berikan. Dia pasti akan histeris dan tidak percaya dengan apa yang ia alami.
Jadi suatu tau Arsa sudah sadar dia akan berada dikamar itu dan berjaga-jaga memberikan obat penenang.*Flashback end.
"Arsa.. jika sekarang aku katakan aku masih mencintaimu, apakah kamu percaya?" Juna tak henti-hentinya memainkan Surai lembut milik Arsa. Sambil meniup-niup pelan mata anak itu seperti yang dulu dia lakukan ketika Arsa sulit di ajak tidur.
Dia merindukan moment-moment dimana Arsa yang selalu membuatnya gemas dan geregetan dengan segala tingkah lakunya yang konyol.
Bisakah dia memutar waktu?
Jika bisa dia akan menukar apa saja asal dia bisa mengubah keadaannya.
Dia masih sangat mencintai pemuda itu. Tapi ego nya terlalu tinggi akibat dendam.
Padahal Juna tau sendiri jika Arsa tidak ada kaitannya dengan kemalangan yang menimpa sang adik tercinta.
Justru dia juga korban dari ayah kandungnya ditambah dia menjadi sasaran Juna yang salah."Cepat sembuh sayang, aku janji akan menepati semua janjiku untuk menjagamu. Aku tidak akan melukai mu lagi. Nyawaku sebagai jaminannya"
Juna mengecup bibir Arsa sekilas, Rasanya masih sama. Lembut dan dingin. Persis seperti ice cream.
Dia merindukan dimana saat pertama kali melihat Arsa mengenakan selimut T-rex nya dan tertawa saat Juna memberi nya kue. Meski saat itu dia masih mengantuk berat.Atau moment pertama kali Arsa mencium nya di dapur yang membuat nya terkejut saat memasak makan malam. Arsa yang terus memeluknya seperti koala, menganggu nya saat bekerja hingga tertidur dengan sendirinya, atau ketika dia melihat Arsa cosplay menjadi onigiri saat mereka tidur bersama.
Sungguh Juna sangat merindukan Arsa nya.
Dia rindu segala tingkah balitanya.Tapi semuanya mungkin sudah terlambat, Arsa sudah sangat membencinya.
"Ka_ Ju..na kaa.."
"Arsa??!"
Juna terkejut saat mendengar suara Arsa mengigau sambil menyebut namanya. Jantungnya berdebar cukup kencang takut-takut Arsa tau jika yang menjaganya adalah dirinya.
"Ma_aaf ka.. ampun_ sa_kit ka..
_jangan"Juna bersimpuh dibawah ranjang Arsa, dia sudah tidak bisa mendengar semua yang Arsa ucapkan. Dia menangis tersedu, rasanya sangat sakit saat mendengarnya ketakutan. Apalagi karena dirinya sendiri.
Juna merasa menjadi manusia paling bodoh dan paling jahat karena sudah melukai seseorang yang bahkan tidak tau salah nya apa.Bahkan Juna merasa sudah tidak layak mendapatkan maaf dari Arsa.
Apa dia harus membayar dengan nyawanya?
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous II
ChickLitSetelah dendamnya selesai, Juna memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan Arsa. Meski sebenarnya dia masih mencintai pemuda itu, tapi rasa cinta nya terhalang oleh ego nya yang sangat tinggi. Tanpa sepengetahuan juna. Samantha, ibu kandungnya sendi...