09.Pulih sementara

1.2K 100 7
                                    

Minggu pagi ini Vero tengah bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit bersama Sanjaya,Papahnya.
Langit terlihat mendung hari ini,suara petir bergemuruh dan tetesan air hujan mulai membasahi jalanan.

"Duh gerimis pah" Ucap Vero agak kesal.

"Yaudah gapapa,kita pakai mobil berati kesananya" Jawab Sanjaya lembut.

Vero mengangguk dan mengacungkan jempolnya kearah Sanjaya.

"Nanti beli buah tangan dulu ya di Hypermart dekat rumah sakit"
Ucap Sanjaya.

"Iya pah" Jawab Vero.

Sanjaya mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang dikarenakan jalanan yang licin karna hujan. Vero terus memandangi kaca mobil ia ingin sekali cepat sampai di rumah sakit dan memeluk Dewa dengan pelukan hangat.

Setelah sekitar 20 menit akhirnya mereka berdua sampai di Hypermart Sanjaya turun dari mobilnya dan menyuruh Vero agar tetap berada di dalam mobil,ia tak mau anak kesayangan nya itu terkena air hujan. Vero memang sedari kecil tak bisa terkena air hujan sedikitpun,jika terkena air hujan tubuhnya akan sakit.

Setelah Sanjaya selesai berbelanja buah-buahan,mereka pun segera melanjutkan perjalanan ke rumah sakit,hanya sekitar 600 meter lagi untuk sampai di rumah sakit.

Sanjaya memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit,tak lupa ia mengambil payung yang berada di bagasi untuk memayungi putra nya itu.

"Ayo buruan keburu hujannya lebat" Ucap Sanjaya sambil merangkul pundak Vero.

Mereka berjalan menuju ruang ICU untuk menjenguk Dewa
akan tetapi Dewa tidak berada di ruangan tersebut.

"Eh maaf sus,pasien atas nama Sadewa dimana ya?" Ucap Vero bertanya kepada suster yang menjaga ruangan tersebut.

"Oh mas Sadewa udah dipindahin ke ruangan opname,karna kondisinya sudah stabil" Jawab Suster itu.

"Ruangannya dimana ya sus?" Tanya Sanjaya.

"Dari ruang ICU lurus aja terus pak,nanti belok kiri di ruang cendrawasih 1" Jawab suster itu menjelaskan.

"Baik, terimakasih ya sus" Ucap Sanjaya.

"Sama-sama pak,saya permisi ya"

Sanjaya dan juga Vero bergegas menuju ruangan cendrawasih 1, Vero tak sabar melihat sahabatnya itu.
Sesampainya di ruangan Dewa tengah tertidur pulas dengan mask oksigen yang terpasang di hidungnya untuk membantu nya bernafas dengan baik.

"Dewa,ini gue vero" Ucap Vero membisiki telinga Dewa.

Dewa membuka matanya perlahan-lahan dan tersenyum hangat kearah Sanjaya yang juga senyum kearahnya.

"Mamah lo udah tau belum kalau lo dirumah sakit?" Tanya Vero penasaran.

Dewa menggelengkan kepalanya dan ekspresi wajahnya terlihat sedih.

"Mau gue telponin Mamah lo?" Tawar Vero.

Lagi dan lagi Dewa menggelengkan kepalanya,Air matanya menetes, perasaan kecewa dan sedih itu terus menghantuinya. Dewa berpikir bahwa mamahnya tidak akan peduli dengan keadaannya.

Sanjaya yang peka akhirnya memeluk tubuh Dewa dengan pelukan hangat dan mengusap rambut hitam miliknya.

"Udah gausah nangis,ada papah disini nak" Tutur Sanjaya.

Ucapan Sanjaya barusan membuat Dewa ingin menangis lebih keras,karna dari kecil ia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, perlakuan kasar Ranjani kepada Dewa membuat nya menjadi pribadi yang sering kali memberontak dan tertutup.

SEPARATED TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang