10.Cuci darah pertama

1.5K 87 21
                                    

"Karena kondisi pasien yang segera menjalani cuci darah,maka kami akan melakukan operasi kecil untuk pembuatan akses pembulu darah"

Vero menggaruk kepalanya yang tidak gatal ketika dokter laki-laki di hadapannya itu menjelaskan tentang pengobatan yang harus dijalani oleh Sadewa, Sejujurnya Vero tidak paham dengan itu semua.

"Saya nggak paham dok tapi tolong lakukan yg terbaik" Tukas Vero dengan ekspresi kebingungan.

Dokter Andy, dokter yang akan menangani Dewa itu tersenyum lebar Anak muda dihadapannya terlihat begitu polos dan lugu.

"Tidak apa-apa jika kamu tidak paham, intinya kami akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan pasien" Jelas dokter Andy.

Vero mengangguk sebagai jawaban.

"Terimakasih ya dok" Vero mengeluarkan dompet hitam nya dan mengambil uang untuk diserahkan kepada dokter tersebut.

Dokter Andy menggelengkan kepalanya karna melihat tingkah dan kepolosan Vero, Maklumi saja ia baru pertama kali mengurus ini semua di rumah sakit. Sanjaya tidak dapat menemani karna ada pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini juga.

"Bayarnya di bagian administrasi ya" Ucap Dokter Andy.

"Ah gitu ya, baru pertama kali saya ngurusin ini semua dok maaf ya" Jawab Vero yang tengah menahan malu.
Vero pun memasukkan kembali dompetnya kedalam saku.

Dokter Andy hanya tersenyum.
"Iya Vero tidak masalah,selalu doktrin Dewa untuk tidak putus asa ya,kami akan melakukan operasi kecil hari ini juga"

"Dewa gabakalan mati cepet kan dok?"

Entahlah, Pertanyaan Vero barusan bisa dibilang sangat polos akan tetapi ia menanyakan hal itu karna ia khawatir dengan keadaan Dewa.

"Tenang saja, asal rajin cuci darah semuanya akan baik-baik saja Vero"

Jawaban dokter Andy berhasil membuat Vero terdiam, perasaanya gelisah karna takut kalau Dewa akan tiba-tiba pergi meninggalkannya.

"Saya mau dia hidup lebih lama,tolong ya dok"

"Saya dan dokter lain akan membantu semampu kami,sisanya kita serahkan ke tuhan ya,karna penderita gagal ginjal kronis harus melakukan cuci darah seumur hidupnya."

Mendengar penjelasan dari dokter Andy semakin membuat perasaan Vero gundah.

***

Dewa duduk bersandar di brankar dan Vero duduk di kursi sebelah brankar,mereka tak saling bicara karna mereka tengah bergulat dengan pikiran mereka masing-masing, suasana begitu hening dan dingin.

"Takut ver" Ucap Dewa sambil melihat sekelilingnya.

"Kata dokter Andy cuci darah ga semenakutkan itu kok,santai aja rasanya kayak digigit semut" Celetuk Vero.

"Iya semut,semut megalodon!" Balas Dewa kesal, dirinya tengah menduduki bangku kelas 10 sekarang dan 2 bulan lagi akan menduduki bangku kelas 11,akan tetapi mendengar perkataan Vero barusan,Vero seperti menganggap dirinya anak kelas 2 Sekolah Dasar yang sedang dibujuk agar mau disuntik imunisasi Td.

"Cuci darah ni darahnya dicuci pakai rinso kah?" Ucap Vero sambil melihat-lihat mesin pencuci darah itu dengan seksama.

"Dongo banget si lo"

Vero memutar bola matanya malas,padahal kan dia hanya ingin menghibur agar suasana tidak terlalu tegang dan menakutkan seperti apa yang dibayangkan.

"Gausah pundung gitu,gue tau maksud lo mau ngehibur gue kan? gue kehibur kok ver" Ucap Dewa kala melihat wajah Vero yang semakin ditekuk.

"Kata dokter Andy cuci darahnya seumur hidup"
Vero menarik nafas panjang dan menghembuskan nya secara perlahan.

Dewa tersenyum tipis
"Iya, nggak akan lama".

Vero mengerutkan keningnya ia seperti tak setuju dengan apa yang dikatakan Dewa barusan.
"Tapi seumur hidup itu lama,maksud lo apaan ngomong kayak gitu?"

"Gak lama,kalau tiba-tiba besok gue dicabut nyawanya gimana? umur gaada yang tau ver"
Sorot mata Dewa terlihat sendu.

Vero seketika terdiam mendengar jawaban Dewa.
Takut
ia takut jika harus kehilangan Sadewa.

"Lo gaboleh pergi ya" Tanya nya pada Dewa.

"Gue gaakan pergi ver,tenang aja" Jawab Dewa meyakinkan bahwasannya ia tak akan meninggalkan Vero hanya karna penyakit yang di deritanya.

"Kamu bisa sembuh Dewa" imbuh Vero seraya menggenggam erat tangan Dewa yang dingin.

Setelah selesai melakukan cuci darah pertama, Sadewa dan Savero sedang berjalan menuju bagian administrasi untuk membayar biaya pengobatan, di perjalanan menuju tempat administrasi,pandangan Sadewa tertuju kepada seorang anak kecil laki-laki yang tengah dihibur oleh dokter Andy.

Setelah selesai melakukan cuci darah pertama, Sadewa dan Savero sedang berjalan menuju bagian administrasi untuk membayar biaya pengobatan, di perjalanan menuju tempat administrasi,pandangan Sadewa tertuju kepada seorang anak kecil laki-laki yang ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sontak Sadewa pun menghampiri anak kecil tersebut berniat untuk menghibur nya juga, Vero yang melihat Dewa menghampiri anak itu segera mengikuti nya dari belakang.

"Hai,kamu sakit apa?" Tanya Dewa dengan lembut.

"Eh ada kak Dewa, Aka ayo kenalan sama kakaknya" Ucap dokter Andy yang melihat keberadaan Dewa.

Anak kecil itu mengangguk dan mengulurkan tangan kanannya.
"Halo kak aku Arkana,Kaka bisa panggil aku Aka" Jawab Anak itu malu-malu.

"Aka tau gak? Kaka ini punya penyakit yang sama kayak Aka,jadi Aka ga sendirian sayang,jangan sedih lagi ya" Tutur Dokter Andy sambil mengusap rambut hitam milik Arkana.

Mendengar hal itu perasaan Sadewa campur aduk,ia sedih karna anak sekecil itu harus menjalani perawatan cuci darah yang dirinya sendiri saja belum tentu mampu untuk melakukannya sampai akhir.

"BENERAN OM DOKTER?" Ucap Arkana kegirangan, Arkana sering kali diejek oleh temannya karna dirinya jarang sekali berangkat sekolah dan selalu menghabiskan waktunya di rumah sakit, Aka yang masih sekecil itu selalu berpikir bahwa hanya dirinya yang mempunyai penyakit tersebut.

"Kaka namanya Sadewa,Aka bisa panggil kakak Dewa ya,terus ini yang disebelah kaka namanya kak Vero, kita berjuang bareng ya Aka,kalau Aka sembuh duluan nanti kaka hadiahin Aka mainan mau kan?" Ucap Dewa yang bertujuan untuk memberikan semangat kepada Arkana.

Arkana mengangguk setuju dan tiba-tiba memeluk Sadewa dengan pelukan erat, Sadewa membalas pelukan itu dengan pelukan erat dan juga hangat.

"Dewa, ayo bayar ke bagian administrasi,habis itu pulang istirahat" Ajak Vero.

"Kaka duluan ya, nanti kita ketemu lagi oke? kaka sayang Aka" Ucap Dewa sambil melambaikan tangannya kearah Arkana.

"AKA JUGA SAYANG KAKA,KAKA SEMANGAT YA" balas Arkana disertai lambaian tangannya yang kecil itu.

Perasaan bahagia itu tercipta di hati Dewa, ia tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya, hanya dengan pelukan dari seorang anak kecil itu membuat Dewa lebih bersemangat untuk menjalani pengobatannya.

Ternyata sederhana ya bikin orang lain bahagia:)

Bersambung . . .

[KOREKSI KALAU ADA KESALAHAN/TYPO DALAM PENULISAN, TERIMAKASIH]

Ada pesan buat Arkana (Aka) ga nih??
tulis di sini yaa^^

SEPARATED TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang