08.Malam yang buruk

1.3K 103 6
                                    

Dewa berlari cepat ke kamar mandi dengan badan yang sesekali oleng ke kanan dan ke kiri. Setelah sampai di sana,cowok itu segera menuju ke wastafel dan mengeluarkan semua isi perutnya. Dewa tidak tahu kenapa dia merasa mual dan pusing secara tiba-tiba.

"Sialan ni badan,gue ga hamil kan?" tanya Dewa kepada dirinya sendiri. 5 detik kemudian cowo itu mentertawakan dirinya sendiri karna hal konyol yang baru ia ucapkan tadi.

Setelah selesai mencuci tangan dan membasuh mukanya,Dewa berjalan perlahan menuju ke halaman belakang rumahnya.

Dewa duduk di ayunan dan menikmati pemandangan malam itu, ia memijat pangkal hidungnya pelan berharap agar pusingnya cepat reda.

"Gue kenapa si? kok akhir-akhir ini sering banget pusing sama mual,mau konsultasi ke dokter tapi takut" Ucapnya di dalam hati.

"Dewa!"

Suara seseorang itu berhasil membuyarkan lamunannya dan menoleh ke belakang.
Dewa terkejut karna Ranjani berdiri di belakangnya

"Kenapa kamu belum tidur?masuk!" Ujar Ranjani yang terlihat jengkel.

Dewa menghela nafasnya.
"Iya mah,lagian besok libur kan? Dewa masih pengen disini sebenarnya".

"Bandel banget ya dibilangin orang tua,masuk Sadewa!"

Bentakan keras itu berhasil membuat Dewa kesal bercampur sedih,entah kenapa mood Dewa akhir-akhir ini sangat kacau.
Dewa menghentakkan kakinya ke lantai dan berjalan cepat menuju kamarnya.

"DIAJARIN SIAPA KAMU GASOPAN KAYAK GITU? JANGAN-JANGAN TEMENMU ITU YA? YANG UDAH NGEHASUT KAMU BUAT DURHAKA SAMA ORANG TUA!"

Dewa menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Mamahnya.
"Tau apa Mamah sama temen Dewa?MAMAH TAU APA? MAMAH CUMAN BISA MENILAI ORANG DARI TAMPILAN NYA JANGAN SEBUT VERO KAYAK GITU LAGI!" Ucap Dewa yang terpancing emosi.

"Oh jadi namanya Vero,kamu kira Mamah gatau,kamu sering telat pulang karna dia kan?" Ucap Ranjani.

"Urusannya sama Mamah apa?"Jawab Dewa yang mukanya terlihat memerah.

"Mamah ga mau debatin ini sama kamu, Mamah cuman minta kamu jauhin Vero!" Sentak Ranjani.

Mendengar hal itu perasaan Dewa sangat marah,ia mengambil kunci montor nya dan segera berjalan ke arah garasi.

"MAU KEMANA KAMU SADEWA!" Teriak Ranjani sangat kesal.

Dewa tidak memperdulikan Mamahnya dan segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Tubunya yang lemas itu membuat pandangan nya kabur dan tak jarang ia hampir menabrak pengemudi lain.

BRUK

Karena tak kuat menahan pusing,Dewa hilang keseimbangan dan terjatuh di jalanan.
Orang-orang berlari menghampiri nya untuk mengecek keadaan nya.

"ver. . . vero" Panggil Dewa sebelum matanya terpejam dengan sempurna.

"DEWA BANGUN,GUE DISINI"

***

Dewa berada di rumah sakit sekarang, ia tengah berjuang antara hidup dan mati di ruang ICU karna lukanya yang cukup parah.

Vero terlihat sangat panik,ia berjalan kesana kemari menunggu dokter untuk memberitahukan keadaan Dewa.

"Bertahan Dewa,gue mohon"

Dokter yang selesai mengecek keadaan Dewa,segera keluar untuk memberitahukan keadaan nya kepada Vero.

"Gimana dok keadaan teman saya?" Tanya Vero cemas.

"Mohon maaf sebelumnya saya ingin bertanya,apakah sebelum kecelakaan ini teman kamu sedang mengalami Chronic Kidney Disease (gagal ginjal kronis)?" Tanya Dokter itu.

"HAH? Temen saya ga ngalamin penyakit itu dok."Ucapan Dokter itu membuat nya sangat kaget,karna memang sebelumnya Dewa tak pernah mengalami penyakit seserius itu.

"Jadi begini setelah saya chek semua,Dewa mengalami gagal ginjal kronis,saya rasa penyakit ini bukan karna faktor kecelakaan." Jelas Dokter itu.

"Apa bisa disembuhkan dok? tolong saya mohon selamatkan nyawa teman saya,saya mohon" Ucap Vero yang wajah nya terlihat pucat karna panik dan cemas.

"Kemungkinan kecil bisa sembuh,pasien gagal ginjal hanya perlu rutin cuci darah dan jaga pola makan untuk memperpanjang usianya" Jelas Dokter itu kembali.

Vero mengangguk paham.

"Apakah saya boleh masuk kedalam dok?" Tanya Vero.

"Silahkan,tapi kenakan pakaian khusus terlebih dahulu ya" Jawab dokter itu mengizinkan.

Vero mengangguk mengiyakan dan segera memakai pakaian khusus untuk masuk kedalam ruangan ICU.

Vero berjalan perlahan menuju ke arah ranjang Dewa,ia menggenggam erat tangan Dewa.

"Kenapa lo bisa punya penyakit seserius itu si? bertahan ya gue gamau lo kenapa napa" Ucapnya pelan.

Vero mengambil hp nya dan segera membuka aplikasi untuk membaca Qur'an dihadapan Dewa, berharap agar ia cepat siuman.

Vero membacakan surat Anbiya ayat 83,dan juga doa minta kesembuhan.

Tak berselang lama,mata Dewa terbuka dengan perlahan.

"DEWA, akhirnya lo siuman gue khawatir banget sama keadaan lo" Ekspresi wajah Vero terlihat lega.

Dewa memandang mata Vero dan mengeluarkan cairan dimatanya.

"Kenapa kok lo nangis? ada yang sakit ya? gue panggilin Dokter ya."

Dewa menggelengkan kepalanya.

"Bahkan orang pertama yang ada di sisi gue saat kondisi gue kayak gini itu lo Ver,bukan Mamah" Batin Dewa.

"Jangan kayak gini lagi ya,lo bikin gue khawatir tau ga si,untung tadi gue cepet-cepet bawa lo kerumah sakit" Vero kembali menggenggam erat tangan Dewa.

"maaf ya ver, g-gue ngerepotin lo terus" Ucap Dewa pelan.

Vero menggeleng tidak setuju
"Lo gapernah ngerepotin gue! cepet sembuh ya gue kangen mabar sama lo HAHAHA"

Ucapan Vero barusan berhasil membuat Dewa tersenyum lebar.

"Masa jenguk di ruang ICU udah habis ya, kalau kondisi Dewa sudah stabil kami akan segera memindahkan nya ke ruangan opname" Jelas Suster yang bertugas di ruangan ICU itu.

"Gue keluar dulu ya,besok pagi gue kesini lagi sama papah buat jengukin lo" Ucap Vero

Dewa mengangguk dan tersenyum hangat kearah Vero yang berjalan pergi dari ruangan itu.

Bersambung . . .

[KOREKSI KALAU ADA KESALAHAN/TYPO DALAM PENULISAN, TERIMAKASIH]

SEPARATED TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang