05.Luka

1.9K 124 2
                                    

Suara rintik hujan menari-nari di telinga Sadewa yang sedang melamun di jendela kamarnya. Sejuknya udara malam itu masuk ke kamar nya melalui celah-celah jendela.

Dewa menyukai hujan. Cowok itu menyukai suara yang ditimbulkan oleh tetes tetes air hujan,aroma yang khas dari tanah yang basah,dan segalanya tentang hujan.

Bintang di langit malam selalu mengajarkannya semua tentang kehidupan, Salah satunya meski terlihat kecil,bintang bisa bersinar terang di tengah kegelapan.

Suara pintu yang diketuk sebanyak tiga kali itu membuat lamunan Dewa teralihkan,Cowok yang sedang memakai baju kaos berwarna putih itu mengembangkan senyuman lebarnya.

"Itu pasti Bibi!"

Dewa segera membukakan pintu untuk Bibinya yang sedang membawakan susu dan biskuit di nampan yang dipegang nya.

"Tuan muda,ini Bibi bawakan susu sama biskuit,dimakan sebelum tidur ya tuan."Ucap Bi Ratna pada anak majikannya itu

"iya Bi, taruh di meja belajar Dewa aja,makasih ya Bi" Ucap Dewa dengan senyum yang terlihat sangat tulus.
Perhatian kecil yang diberikan oleh Bi Ratna untuk Dewa membuatnya merasa senang.

"Sama-sama tuan" Dengan lembut,Bi Ratna mengusap pundak Cowok itu,Bi Ratna memang dari dulu ingin sekali memiliki anak laki-laki namun tuhan belum memberikan karunianya.

"Mamah masih kerja bi?" Tanya Dewa.

"Nyonya katanya hari ini lembur tuan,karena ada banyak sekali client yang harus ia temui" Jawab Bi Ratna.Ranjani,Mamah Sadewa memiliki perusahaan yang besar dan cukup terkenal di Jakarta yang membuatnya tak sempat untuk berada di rumah.

Dewa mengangguk -angguk.
"huft Mamah sesibuk itu ya bi, Dewa selalu kesepian disini."

"Kan masih ada Bibi,ada Suami bibi juga"

Aryo,yang merupakan Sopir pribadi Dewa merupakan Suami dari Bi Ratna,mereka sudah bekerja dengan Ranjani selama belasan tahun,dari Dewa yang masih berumur 5 tahun.

Dewa tersenyum mengerti.Cowok itu menghembuskan nafasnya panjang.

Bi Ratna memandang nya prihatin. Dia tau betul apa yang sedang Dewa rasakan,namun Bi Ratna memilih untuk tetap diam sembari mengusap punggung Dewa.

Suara bel dan ketukan pintu terdengar dari luar rumah,yang membuat Bi Ratna bergegas untuk membukakan pintu itu.

"SIAPA BI??" Teriak Dewa dari dalam kamarnya.

"Ini Kakek sama Nenek kamu datang nih Dewa,sini turun."
Ucap Bi Ratna dengan antusias,karna ia tau Sadewa pasti sangat rindu dengan Kakek Neneknya.

Dewa yang mendengar hal itu tentunya sangat senang,ia segera berlari menuju lantai bawah untuk menemui Kakek dan Neneknya.

"KAKEKK,NENEKK" Teriak Dewa sambil memeluk Kakek dan Neneknya.

"Cucu Kakek sama Nenek sudah besar ya" Ucap Diego,Kakek Dewa sambil mengusap rambut hitam Cucunya.

"Loh Kakek kok sekarang pakai kursi roda si?Kakek sakit apa?" Tanya Dewa menatap iba ke Diego.

"Namanya juga sudah tua, Kakek ga sakit kok" Balas Ani,Nenek Dewa.

Dewa mengangguk paham.

"Bibi tolong buatkan teh yang paling enak buat Nenek sama Kakek ya" Perintah Dewa.

"Baik tuan muda,siap laksanakan"
Bi Ratna segera ke dapur dan membuatkan teh untuk Diego dan juga Ani.

Dewa duduk di ruang tengah bersama dengan Nenek dan Kakeknya,mereka saling melepas rindu karna sudah 3 tahun tidak bertemu karena Diego sangat sibuk mengurus bisnisnya.

SEPARATED TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang