01.Kangen?

287 105 41
                                    

Rima menopang dagunya sambil mendengarkan pelajaran dari sang guru di depan. Sesekali dia melirik ke arah Dion yang memasang wajah bosan. Bosan dan lelah akan pelajaran ini.

Entah kenapa akhir akhir ini Rima jadi lebih sering memperhatikan Dion. Dia memang tidak menunjukkan nya secara langsung namun dalam hati kecilnya Rima ingin memandangi wajah ganteng milik cowok itu.

Jujur, Rima kangen ocehan unfaedah dari Dion dulu. Namun sekarang sudah berbeda, sifat Dion kepada dirinya telah berubah seratus delapan puluh derajat.

Awalnya Rima mensyukuri perubahan Dion, namun dirinya merasa sangat sepi jika tak ada gangguan dari Dion. Gadis itu rindu. Iya, rindu bagaimana cara Dion dulu yang selalu ingin mendapat perhatian darinya atau bagaimana Dion yang terus terusan menempel padanya.

Namun sekarang apa? Yah, cowok itu nampaknya sekarang sudah membenci Rima. Nampaknya dia sudah sadar bahwa selama ini dia hanya melakukan hal yang sia - sia saat berusaha mendekati Rima.

Suatu kejadian itu dapat merubah Dion. Merubah sifat Dion kepada Rima serta tingkahnya terhadap gadis maniak pelajaran ini. Kejadian itu bagi Dion adalah yang terburuk di mana ia bersama Rima. Itu yang membuat Dion kini begitu sangat membenci Rima.

Rima menyeruput jus nya sambil mendengar ocehan dari sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rima menyeruput jus nya sambil mendengar ocehan dari sahabatnya. Wajahnya terlihat sangat malas untuk mendengar curhatan dari sahabatnya saat ini.

"Lu dengerin gua nggak sih, sebenernya?!"

Rima kaget karena tiba - tiba sahabatnya itu sedikit meninggikan suaranya. "Dengerin kok."

"Semua?" ia bertanya dibalas anggukan oleh Rima.

"Kalau gitu coba lu sebutin gua lagi bahas siapa dan kenapa gua bahas?"

Rima menghela nafas nya jenuh. "Lu lagi bahas crush lu dan lu bahas dia karena lu lagi baper karena dia. Gitu kan?" jawab Rima malas.

Lawan bicara Rima langsung memasang ekspresi senang ketika sahabat nya menjawab dengan jawaban tepat, sama persis seperti apa yang ada difikiran nya.

"Lu kenapa sih, Rim? Lemes banget gitu akhir akhir ini?" Laura alias sahabat Rima bertanya ketika menyadari bahwa sahabatnya akhir - akhir ini sangat mudah bosan dan selalu memasang tampang lesu atau tidak bersemangat.

Rima menghela nafas, jujur ia bosan. Namun masalahnya yang ia ajak bicara saat ini adalah sahabatnya sendiri. Rima tidak boleh mengacuhkan sahabat yang sedari dulu selalu menemani nya walaupun sifat Laura sedikit memalukan.

"Nggak papa kok, nih gua senyum!" ujar Rima sambil berusaha tersenyum lebar.

Laura tertawa lebar setelah itu sampai matanya tinggal se garis. "Nah gitu dong! Rima nggak boleh sedih lagi pokoknya. Nanti kalau ada yang nyakitin Rima, bilang aja ke Laura nanti Laura tonjok tuh orang!"

Rima tersenyum mendengar tanggapan dari sahabatnya. Baginya, Laura adalah orang paling penting di dunia nya setelah kedua orang tuanya karena selama ini yang selalu menyemangati dirinya adalah Laura.

Rima bersyukur? Iya, Rima bersyukur mempunyai sahabat yang sangat baik seperti Laura ini. Walaupun sifat Rima kadang mudah berubah, namun ia senang karena Laura bisa memahami atau memaklumi sifatnya. Walaupun sifatnya tidak jelas dan kadang memalukan, namun Rima senang memiliki sahabat seperti Laura yang selalu ada untuknya.

"Kenapa lu ngelihatin gua kayak gitu? Gua tau kok kalau gua cantik!" ucap Laura dengan pede nya.

"Dih, pede banget lu." balas Rima.

"Kalau nggak pede bukan Laura namanya!"

Rima menghela nafas lalu tersenyum pasrah mendengar kata yang keluar dari mulut sahabatnya tersebut. "Iya deh iya, iyain aja."

Hari ini, detik ini, jam ini, Rima kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, detik ini, jam ini, Rima kesal. Kesal dengan Mama nya yang tidak datang untuk menjemputnya. Bukan tidak menjemput, namun Rima harus menunggu lebih lama untuk menunggu Mama nya menjemput dirinya.

Sedangkan Laura sudah pulang sedari tadi bersama Ayahnya. Ayah Laura itu tidak pernah telat datang untuk menjemput Anak tunggalnya itu. Rima iri? Sangat! Rima sangat iri dengan Laura yang selalu dijemput tepat waktu.

"Mama lemot banget sih!" Rima menggerutu.

Rima masih setia di tempat yaitu di depan Alfamart sambil duduk dan memakan snacknya, Sembari celingak celinguk menunggu sang Mama menjemputnya.

Sekolah mereka itu tepat disamping sebuah Alfamart, jadi tidak heran jika banyak Anak-anak yang menunggu disana daripada harus menunggu di sekolah.

Lalu tak lama, manik nya menangkap Dion yang baru saja pulang dengan membonceng seorang gadis di belakang nya. Rima melebarkan matanya bahkan sampai berhenti mengunyah makanannya. Gadis itu terlihat sangat dekat dengan Dion bahkan ia memeluk Dion dari belakang.

Entah kenapa Rima panas melihat nya. Langsung dia mengalihkan pandangannya dan beralih lanjut memakan snacknya sambil kembali menunggu Mama nya datang.














Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















TBC!!!

hai, hai, haiii!!!
gimanaa? udah pada selesai ujian semua, kann? pasti sekarang pada lagi class meeting yaa?

wkwk, di sekolah aku juga lagi class meeting nihh. semangat ya buat class meeting nyaa, semoga kelas kalian menang!!

kalau mau tambah semangat, yu baca cerita ini buat ga bosen lomba lomba terus di sekolah, wkwk.

ada yang mau disampaikan ke karakter ga? kalau ada dipersilahkan dibawah ini ehe

pesan untuk Rima➡

pesan untuk Dion➡

pesan untuk Laura➡

babayyyy!!!! 😋🐾

Penyesalan[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang