Mulai sekarang, biasain diri untuk gak terlalu maksain sesuatu, belajar mengerti dan ikhlas, biar gak nyakitin diri sendiri. Ya, karena faktanya gak sesuai dengan apa yang diinginkan.
.
.
.
.
.
.
.
.Gadis itu menatap dirinya sendiri dalam pantulan cermin di depannya. Wajah dengan ekspresi sendu sendiri tadi itu tidak berubah.
"Rima," panggil seseorang dari belakang.
Rima Natasha Quenza atau gadis yang kerap di panggil Rima itu lantas melihat siapa yang memanggilnya di pantulan cermin juga. Terlihat seorang wanita muda dengan dress hitam yang melekat di tubuhnya sedang bersedekap dada.
Rima menoleh ke belakang. "Iya?"
Wanita itu nampak menghela nafas pelan, lalu ia berjalan ke arah Rima yang masih saja duduk di depan meja rias nya.
"Udahan dulu sedihnya. Ayo ke bawah, yang lain udah nunggu. Lagian nggak enak juga sama Kory kalau kita datengnya telat," tutur wanita itu.
Rima tersenyum kecil lalu mengangguk. Sejak menikah dengan Renden, sahabatnya itu menjadi lebih dewasa dibanding dirinya.
Laura, seorang gadis yang sudah mengubah statusnya menjadi seorang wanita dua tahun lalu. Menikah di usia dua puluh tahun dengan Renden adalah pilihannya sendiri waktu itu.
Rima lantas langsung berdiri dari duduknya, lalu berjalan terlebih dahulu keluar kamar, diikuti Laura dibelakangnya.
Sampai di depan rumah, mereka ditunggu oleh dua orang lelaki yang sudah rapi dengan kemeja dan jas nya masing-masing. Satu nya masih sibuk dengan ponselnya, sedangkan satunya sibuk mengurusi anaknya yang sedang rewel.
"Darry!" tegur pria itu saat anak di gendongannya itu dengan jailnya memainkan wajah Ayahnya.
Sementara Laura hanya tertawa kecil melihat interaksi antara Putranya dan juga suaminya. Wanita ini telah benar - benar berubah. Dari yang dulunya manja dan cerewet kini menjadi seorang Wanita yang tegas dan bertanggung jawab.
"Oh, udah siap?" ujar cowok yang satunya. Ponselnya dimatikan begitu melihat kedua perempuan cantik yang berdiri di hadapannya.
"Ayo berangkat, bentar lagi kayaknya acara udah mau mulai," ujar Renden sembari menyerahkan Darry kepada Laura, karena Darry itu lebih nurut dengan Mama nya ketimbang Ayahnya.
Laura dengan senang hati langsung mengambil alih Putra pertamanya itu. Anak kecil berusia satu tahun itu mendadak menjadi pendiam dan penurut ketika sudah di dekat sang Mama.
"Ayo." cowok satunya menggandeng tangan Rima, lalu membuka pintu mobilnya, dan Rima segera masuk ke dalam mobil tersebut.
Dijadikan ratu seperti ini sama sekali tak membuat hati Rima bergetar. Fikiran serta hatinya sekarang masih tertuju kepada Dion. Seseorang yang telah pergi beberapa tahun lalu darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan[END]
عاطفيةKau tau mengapa penyesalan diciptakan diakhir? Agar kau belajar berhati-hati, berpikir lebih matang, memperhitungkan semua keputusanmu. Sebab yang terlambat menyadari, seringkali tak bisa kembali. Banyak hal yang sulit dimengerti. Dan mungkin, disa...