18.Flashback

77 22 34
                                    

Sekuat apapun kamu berjuang, jika dihatinya ada orang lain, dan bukan kamu, maka semuanya percuma.

.
.
.
.
.
.
.

Entah hanya perasaan atau apa, namun nampaknya kali ini Rima dan Laura seperti bertukar sifat. Dari asal mula nya yang Laura cerewet kini mendadak diam, lalu disusul Rima yang biasanya bersikap dewasa kini tiba-tiba mempunyai seperti Laura, cerewet nan bawel.

Bukan hanya satu dua orang yang berfikir begitu, namun seisi kelas sepertinya juga nampak  berfikir seperti itu. Bahkan Dion juga berfikir demikian.

Apakah Rima dan Laura bertukar otak?

Contohnya sekarang, entah kenapa tiba-tiba saja Rima meminta agar Renden berpindah tempat dengannya yang menjadikan dirinya sekarang duduk sebangku dengan Dion dibelakang.

Hati Rim serasa ingin meledak saat tak mendapat penolakan dari Dion, nampaknya cowok itu juga tak keberatan soal Rima yang sekarang duduk bersama nya, oh bagaimana bisa? Benih cinta?

Sedangkan Renden dengan terpaksa sekarang harus duduk dengan Laura di bangku paling depan. Tak ada percakapan, keduanya sama-sama canggung bahkan tak ada ekspresi dari wajah mereka berdua.

Berbeda dengan Rima yang sekarang malah cengar cengir karena akhirnya dapat duduk berdua atau sebangku seperti ini dengan Dion, Wow!

Berbeda dengan Rima yang sekarang malah cengar cengir karena akhirnya dapat duduk berdua atau sebangku seperti ini dengan Dion, Wow!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laura duduk sendirian di bangku depan kelas sambil menatap lekat bagaimana langit menurunkan air dengan derasnya ke permukaan tanah.

Handphone yang berada di pangkuannya dan masih menyala itu ia abaikan, nampaknya hujan berhasil mengalihkan fokus gadis tersebut.

Tadi, ia sedang bersama Rima duduk berdua dan mengobrol seperti biasa. Namun ketika Dion lewat, Rima langsung saja berpamitan ke Laura. Laura tau bahwa sahabatnya itu sekarang sedang mencari perhatian dari Dion.

Hujan yang sangat deras seperti ini mengingatkan Laura pada kali pertama ia bertemu dengan sosok cowok itu untuk pertama kalinya.

Pertama kalinya pertemuan mereka di awali dengan pertengkaran. Mengingat itu membuat Laura tersenyum kecil dan menunduk, ia ingin mengingat kenangan manis itu dengan pasti.

-Flashback On!-

Renden menghela nafas kecil sambil matanya masih berfokus memandang objek didepannya, hujan. Lalu ia menaikkan tudung hoodienya.

Saat ini, ia sedang duduk di kursi depan minimarket. Tadi ia disuruh keluar untuk berbelanja kebutuhan rumah oleh Mamanya, namun entah kenapa hujan tiba-tiba turun padahal saat dia berangkat tadi langit masih sangat cerah.

Dia masih menatap hujan yang terus mengguyur kota Yogyakarta dengan sangat deras. Renden malas berada disini, yang dia lakukan hanyalah memandang hujan, menyesal dia tidak membawa ponselnya tadi.

Penyesalan[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang