Hari ini mata pelajaran pertama adalah Kimia. Salah satu mata pelajaran yang aku sukai. Kimia adalah pelajaran yang menurutku seru karena dari kimia aku tahu bahwa seluruh alam semesta terbentuk dari satu hal yang bernama Atom. Dengan belajar kimia aku tahu bahwa sejatinya alam semesta yang rumit ini terdiri dari hal-hal yang kecil.
Guru yang mengajar mata pelajaran ini bernama Miss. Halina. Satu dari beberapa guru favorit yang ada di SMA Hutan Hujan. Bagaimana tidak, Miss. Halina adalah guru yang berusia cukup muda, 28 tahun. Itu yang membuat interaksi kami para siswa dengan Miss. Halina sering kali 'nyambung' karena usianya yang tidak terlampau jauh dari kami.
Penampilannya selalu menarik perhatian seisi kelas dengan setelan baju yang modis. Setiap hari, Miss. Halina selalu memiliki setelan baju dengan nuansa yang baru dan kekinian. Tapi ciri khas dari penampilannya yang tidak pernah berubah adalah rambutnya yang selalu dikepang.
Postur tubuh Miss. Halina tidak terlalu tinggi dan wajahnya masih tampak seperti siswi-siswi di sekolahku. Jadi kalau orang tidak tahu, pasti menyangka Miss. Halina juga salah satu siswi di SMA Hutan Hujan ini. Itu wajar karena usianya yang masih sangat muda dan cara berpenampilannya yang juga seperti anak muda.
"Selamat Pagi anak-anak" Miss. Halina melangkah masuk ke dalam kelas. Hari ini ia memakai pakaian yang cukup sederhana, kemeja abu-abu dengan rok hitam sepanjang lutut dan dasi kupu-kupu berwarna merah tak lupa sabuk kecil berwarna merah terikat di pinggangnya. Yang paling menarik adalah sepatunya, Sepatu Be Limited Edition model Sneakers.
Sangat jarang warga Distrik Hutan Hujan memakai sepatu selain Sepatu Be, karena pastinya akan basah kuyup oleh derasnya air hujan. Umumnya Sneakers dipakai oleh orang-orang di Distrik yang jarang terjadi hujan atau memang ada orang yang sangat niat dengan membawa 2 sepatu sekaligus. Sepatu Be untuk outdoor dan sepatu lainnya seperti Sneakers untuk indoor.
Lain hal dengan yang digunakan oleh Miss. Halina, Sepatu Be Model Sneakers. Itu Sepatu Be yang sangat langka dan banyak dicari oleh orang. Harganya pasti mahal bukan main. Tapi tampaknya itu bukan sebuah masalah untuk para guru. Guru adalah salah satu pekerjaan dengan gaji yang cukup tinggi ditambah lagi fasilitas penunjang yang sangat banyak. Menjadi guru adalah idaman banyak orang di Kerajaan Rimba Selatan tapi tentunya tak mudah untuk menjadi guru, ada banyak sekali tahapan yang harus dilalui.
"Pagi miss..." kami menjawab sapaan dari Miss. Halina. Dia sudah sampai di meja guru dan meletakan barang-barangnya. Itu adalah barang yang sedikit memancing rasa penasaranku. Miss. Halina membawa dua kotak kecil, tabung gas, korek api dan dua buah kepingan kaca transparan.
"Ada yang tahu hari ini kita akan mempelajari apa?" Miss. Halina bertanya pada para siswa sambil melangkah ke tengah kelas. Rambutnya yang dikepang rapi mengalun dengan anggun.
"Tidak tahu miss..." para siswa menjawabnya dengan suara yang lantang dan tanpa ragu disertai ekspresi bersemangat seperti anak kecil yang selalu kepo. Setiap kali pelajaran Kimia, Miss. Halina selalu menanyakan hal itu dan jarang ada siswa tahu apa yang akan diajarkan pada saat itu.
Tapi hari ini lain dari hari-hari sebelumnya. Dia Si Botak, Agni mengangkat tangannya. Sontak seluruh mata terfokus kepadanya dan tentunya kepalanya yang botak. Gaya rambut yang cukup aneh untuk sorang anak SMA.
"Iya Agni, kamu tahu apa yang akan kita pelajari hari ini?" Miss. Halina memberi isyarat dengan tangannya mempersilahkan Agni untuk berbicara.
"Pastinya kita tidak akan belajar memasak hari ini" mendengar kata-kata itu para siswa lainnya menyoraki Agni. Kelas menjadi riuh dipenuhi suara-suara siswa. Satu dua tertawa dan ada beberapa yang hanya mengatakan "huuuu..."
"Kalau itu aku juga tahu botak" ujar salah satu siswa. Dia siswa yang paling lantang merespon jawaban ugal-ugalan dari Agni. Dari tempat dudukku tidak terlihat siapa yang mengatakan itu. Yang jelas siswa itu pasti sedang memasang senyum merendahkan dan mungkin mengerutkan sedikit dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risawa
FantasyNamaku Sina Rimba, aku adalah siswa kelas sepuluh di SMA Hutan Hujan. Aku termasuk orang yang beruntung dapat bersekolah di sana. Namun, aku bukanlah seorang yang spesial ataupun bergengsi seperti kebanyakan siswa lainnya, aku hanyalah seorang anak...