(✔)IBLIS [Nct Dream ft Guanlin] | END

BAB 6 [Hampir Mati]

"gak. Papa gak ngizinin kamu ke situ ya, Marko" Itulah jawaban yang didapat Marko saat meminta izin pada sang papanya.

"tapi, pa-"

"apa? Kamu gak tau apa yang bakal kamu hadapi, Marko. Anathema bukan sekte sembarangan. Mereka yang ikut campur, bakal mati. Kamu kira iblis yang bakal kamu hadapi itu setara sama arwah setan gentayangan?" habis lah sudah, Marko dicecar oleh sang papa.

Terlihat raut khawatir di wajahnya. Tapi Marko tetap kekeh mau pergi.

"tapi aku juga gak mungkin biarin temen-temen aku berjuang sendirian, pa. Mereka butuh aku"

"kamu anak papa satu-satunya, Marko" sang papa menatap lekat pada sang anak.

"kamu anak tunggal. Papa tau kamu spesial, kamu punya apa yang gak dimilikin orang lain. Tapi ini sama aja kayak bunuh diri"

Raut wajah Marko berubah sendu, "papa yang bilang kalau mukjizat Tuhan gak boleh disia-siain. Tuhan udah milih Marko itu artinya Dia tau kalau Marko bisa"

Perdebatan yang cukup panjang antara bapak dan anak itu masih terus berlanjut. Hingga datanglah sang mama. Orang yang paling bisa meluluhkan kerasnya hati sang papa.

"biarin aja dia pergi, sayang. Aku tau; aku udah ngelahirin anak yang kuat" ucap mama Marko yang membuatnya tersenyum.

"biarin dia berjuang atas nama Tuhan. Kalaupun dia gagal, Tuhan sendirilah yang akan nuntun dia ke surga"

Mendengar hal itu, sebenarnya sang papa masih enggan memberi izin. Tapi bagaimanapun juga, sebuah kesalahan jika ia membiarkan Marko tidak menggunakan kemampuannya. Semua kekuatan Marko merupakan keturunan dari sang papa. Ini adalah resiko yang harus di tanggung bersama.

Maka dengan berat hati dan tarikan nafas panjang, papanya mengangguk.

"oke. Kalau memang hati kamu kuat untuk pergi, pergilah" mendengar hal itu, Marko tersenyum senang.

"tapi ada beberapa hal yang harus kamu tau tentang hutan kelam itu"

Kemudian sekitar jam 2 siang, pesan masuk ke grup bersama milik mereka.

Marko

|Shalom.
|Jam tiga kumpul di
cafe biasa. Abis itu baru
packing barang

***

Mereka berdelapan pun berkumpul di cafe biasa. Membicarakan arah dan tujuan mereka pergi nanti. Karena perjalanan ini bukan sembarang perjalanan, mereka membutuhkan seorang leader atau ketua. Marko lah yang disepakati bersama.

"kita bakal pergi ke black forest, Jerman. Gak ada singgah sana sini apalagi liburan. Paham, ya?" yang lain mengangguk.