BAB 13 [Rumah Dua Lantai]

166 29 5
                                    

"Rafli!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rafli!"

"Rafli!"

Mereka bertujuh panik bukan main kala mengetahui Rafli hilang di tengah hutan begini. Mereka mencari di sekitar tenda hingga radius 100 meter tapi tetap keberadaan Rafli tidak di temukan.

"apa jangan-jangan Rafli diculik orang sekte,ya?" tanya Haidar yang mulai kepanikan. Sejujurnya Marko pun tidak memiliki clue apa-apa. Ia tidak bisa merasakan aura apapun. 

"Astaga, lu dimana sih, Raf" Geram Gema. Dia adalah yang paling kesetanan mencari lelaki kecil itu kian kemari, menyibak semak-semak belukar.

Marko pening, ia berjongkok dan memejamkan matanya, berharap mendapatkan petunjuk dari Tuhan. Hingga kemudian sekelebat cahaya melintas di penglihatannya. Ia seperti melihat sebuah boneka di dalam tas. Dirasa ini merupakan sebuah tanda, Marko segera mengajak yang lainnya kembali ke tenda.

Marko membongkar isi tas Rafli. Benar saja, Rafli membawa sebuah boneka rubah kecil lucu dan menggemaskan. Ketika ia meremas boneka itu, saat itulah Marko dapat merasakan keberadaan lelaki pendek itu.

"ikut gua"

Marko kemudian berlari diikuti yang lain tanpa banyak bertanya. Kalian tau kemana ia berlari? Marko berlari menuju rumah dua lantai tempat mereka bersembunyi tadi malam.

Mereka tidak pernah berpikir bahwa Rafli akan ke sini. Rumah itu terlihat jauh lebih menyeramkan daripada semalam. Dengan hati-hati dan diikuti yang lain, Marko membuka pintu yang tidak terkunci itu.

Ekspresi lelaki bermata elang itu berubah kala memasuki rumah. Perabotannya masih tersusun cukup rapi tapi sangat berdebu dengan bersarang laba-laba.

"Rafli?" panggil Marko.

"Rafli, lu di sini?" Tanyanya.

"Marko..." mereka mendapat balasan dan itu suara Rafli. Suaranya berasal dari lantai dua.

"Jerome, Juan, coba periksa lantai 2" ujar Marko.

Mendengar hal itu, Jerome langsung menolak, "gila kali, gak mau gua"

"buruan naik, gua jaga bawah. Kalau ada apa-apa, lari aja langsung" Jerome dan Juan saling bertatapan. Baiklah, meski gemetar, mereka memberanikan diri untuk naik ke lantai dua. Lima orang lainnya menunggu di bawah dengan penasaran dan cemas.

"WAAA!"

Marko dan yang lain tersentak kaget mendengar teriakan Juan dan Jerome. Belum sampai dua menit, mereka sudah lari turun dengan tubuh bergetar ketakutan.

"Rafli.. Rafli.."

"kenapa? Rafli dimana?" tanya Marko tidak sabar.

"Rafli di atas, dia kerasukan" Kata Juan. Mendengar hal itu, semua langsung panik.

Tap tap tap

Suara langkah kaki menuruni tangga. Lelaki bertubuh pendek itu jalan menuruni anak tangga dengan membawa sebilah pisau. Gerakannya tampak gemulai dan anggun sekali. Semua otomatis bertambah takut. Namun wajah Rafli tak terlihat menyeramkan. Ia tersenyum manis, sambil mengelus mata pisau itu.

(✔)IBLIS [Nct Dream ft Guanlin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang