BAB 3 [Jemputan]

202 36 5
                                    

Mereka bertujuh menemani Rafli di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka bertujuh menemani Rafli di rumah. Hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Mereka pun pamit pulang, sekalian jemput mobil di parkiran kampus.

Sebelum benar benar pulang, Gema berpesan pada Rafli.

"Kalau ada apa-apa, kabarin kita. Apapun yang bakal terjadi kedepannya, kita hadapin bareng" Lelaki pendek itu tersenyum dengan manis.

Gema memang paling bisa membuat hatinya menghangat.

Setelah semua pergi, Rafli memilih tidur di kamar ibunya. Ia akan memastikan ibunya tidak hilang lagi. Rafli juga sudah menghubungi pastor Leo dan ia berjanji akan datang besok siang.

Sementara itu, sepanjang perjalanan pulang, Marko sibuk memikirkan kejanggalan yang terjadi di rumah Rafli.

"Loteng udah dibersihin, tapi justru loteng jadi sarangnya. Dan apa isi bungkusan putih yang pastor kasih ke Rafli?"

"Kalau memang untuk jaga-jaga, kenapa aroma busuk justru berasal dari tempat dimana bungkusan itu di simpan?"

"Ini bukan roh gentayangan. Ini bukan setan pengganggu"

"Makhluk apa ini?"

***

Keesokan harinya Rafli terbangun dan tidak menemukan ibunya di sampingnya.

"ibu?" panggilnya. Rafli pun berlari keluar kamar. Ternyata Eva ada di ruang jahitnya, sedang menjahit pakaian. Cukup lega, ia pikir Eva hilang lagi.

"ibu kenapa udah ngejait aja? Ibu udah baikan?" tanya Rafli dan di balas anggukan oleh ibunya.

Rafli pun duduk di dekat sang ibu. Sembari melihat kegiatan ibunya, Rafli berusaha mengulik cerita kenapa Eva bisa tiba-tiba 'diganggu' begini padahal sebelumnya baik-baik saja.

"Ibu lagi ada masalah aoa sebenarnya? Ibu lagi stres?" Tanya Rafli dengan lembut.

Eva tersenyum, sembari kakinya terus bergetar di bawah sana.

"Engga, nak. Ibu ga stres kok" Jawab wanita berparas sendu itu.

"Terus kenapa ibu jadi sering ngalamin hal aneh gini?"

Kemudian dengan tarikan nafas panjang, Eva mulai bercerita. Hal yang selama ini ia pendam sendirian. Sementara Rafli fokus mendengar.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB. Pastor Leo juga sudah datang dan langsung memeriksa kamar Eva setelah Rafli bercerita tentang apa yang telah terjadi kemarin.

Pastor Leo hanya masuk selangkah dari pintu kamar si ibu, terlihat mulutnya komat kamit merapalkan do'a. Kemudian ia berbalik dan berkata pada Rafli.

"kamar ini aman. Tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan" ucapnya singkat.

Lelaki pendek itu sontak keheran. Cepat sekali, dan tidak ada hal aneh yang terjadi. Kenapa kemarin Marko seperti menggunakan tenaga dalam?

"itu artinya bungkusan putih itu udah boleh dibuang?" tanya Rafli dengan hati-hati.

(✔)IBLIS [Nct Dream ft Guanlin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang