BAB 14 [Akhirnya tiba]

171 24 19
                                    

Di kediaman Marko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kediaman Marko..

Papa Marko yang bernama Tomi berjalan memasuki ruang do'a pribadinya.

"sayang?" panggil Margaret, istrinya.

Tomi menoleh, "Marko sebentar lagi sampai, sayang. Saatnya aku nebus dosa aku dulu" Mendengar ucapan Tomi, Margaret sedikit tercekat. Dia tidak menyangka bahwa hari ini akan tiba. Wanita itu pun pergi mematikan seluruh aliran listrik dan kontak lampu yang ada di rumah ini, kemudian menyusul suaminya ke ruang do'a.

Bisa dilihat di ruangan itu terdapat patung salib besar, tergantung di dinding. Tomi menatap istrinya dengan tatapan teduh kemudian perlahan memegang pipinya.

"kita bantu Marko, ya?" dengan pelan dan sepenuh hati Margaret mengangguk. Mereka pun duduk bersimpuh di lantai, menyatukan tangan dan mula berdo'a.

***


"Marko, ada roti lagi ga?" Mereka berdelapan sudah melanjutkan perjalanan lagi setelah mengemasi barang dan makan. Tapi sepertinya Haidar lapar lagi.

"mau berapa potong roti lu makan, Dar?" tanya Jerome dengan sedikit tawa.

"laper, anjir" jawab Haidar.

"nih, sisa satu. Makan aja " Marko memberi Haidar satu potong roti terakhirnya. Dengan penuh semangat, Haidar memakan roti itu.

"Raf, btw ini boneka lu" Marko memberikan Rafli boneka rubah yang tadi ia ambil.

"loh, Ini punya gua. Kok bisa ada di Elu?" tanya Rafli sembari mengambil kembali bonekanya.

"Gua ada urusan penting bareng boneka lu tadi" jawab Marko bercanda.

Di tengah obrolan mereka, tiba-tiba Celvin berteriak, "Woi, anjing! ini apaan! " Celvin memaki kala melihat ada binatang melata yang lengket di kaki putihnya. Mendengar pekikan itu, yang lain sontak mengerubungi Celvin.

"ini Pacet" ujar Noah. Ia berjongkok dan perlahan menaikkan celana Celvin. Namun lelaki berkulit cemerlang itu bertambah berteriak lagi saat melihat ada banyak pacet yang lengket di kakinya. Enam orang yang lain jadi parno dan memeriksa tubuh mereka.

Noah lantas merogoh tasnya dan mengambil mancis berwarna merah bertulis "Alfamart".

"panas sedikit ya" ucap Noah. Ia langsung memantik mancis dan mengarahkan apinya ke kaki Celvin. Satu-satu dari Pacet itu pun berjatuhan. Panas dan agak perih, Celvin tidak bisa tahan.

"udah, jangan cengeng" Juan menyenggol lengan Celvin yang terlihat mau nangis.

Singkatnya, Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Semakin mereka masuk, pasokan cahaya semakin berkurang. Jerome mengeluarkan hp-nya guna menghidupkan senter. Cuma Jerome saja karena yang lain sudah pada mati hp-nya. Sekitar 3 menitan berjalan tiba-tiba mereka diberhentikan oleh seorang kakek tua.

(✔)IBLIS [Nct Dream ft Guanlin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang