Lamaran

286 20 0
                                    

Hari-hari mereka lalui bersama. Vivian dan Azka semakin dekat bahkan mereka berpacaran karena mereka berdua saling menyukai satu sama lain. Saat ini Vivian sedang bermain di dunia fantasi dimana disana banyak sekali permainan yang menyenangkan

Ia bermain dengan Azka. Riang dan tawanya merupakan hal yang Azka sukai bahkan senyumannya yang membuat ia teringat dengan ibunya membuatnya semakin terobsesi dengan Vivian

Ia berniat ingin menikahi Vivian setelah ia menyelesaikan kuliahnya agar Vivian bisa sepenuhnya menjadi miliknya. Ketika itu, Vivian sedang bermain wahana roller coster dan setelah bermain, Azka membelikan Vivian ice cream untuknya

Vivian langsung melahap nya dengan senang

"Azka ini sangat menyenangkan, aku tidak pernah ke dunia fantasi selama ini karena bayar masuknya sangat mahal tapi saat ada kau, aku bisa melakukan apa saja yang aku inginkan. Terimakasih Azka" Vivian tersenyum manis padanya

Melihat itu, Azka tersenyum senang

"Asal kau bahagia, aku akan melakukan apa saja untukmu Vivian" Goda Azka

Kau tidak tau Vivian? Senyummu sangat manis bahkan membuatku semakin tergila gila padamu. Aku tidak ingin ada siapapun yang melihat senyummu kecuali aku. Kau milikku Vivian gumam Azka dalam hati

"Oh ya Azka, bulan ini aku ada ujian. Jadi... Mungkin aku tidak ada waktu untuk bertemu denganmu, apa kau tidak apa apa?" Tanya Vivian

"Ya, selesaikan ujian mu dan aku akan memberitahu mu sesuatu yang penting dan ini sangat penting" Tanggap Azka

"Huh? Penting? Apa itu?" Tanya Vivian dengan rasa penasaran

"Kau akan tahu nantinya sayang, fokus dengan ujian mu saja dulu. Aku akan menyemangati mu selalu" Azka mengecup dahi Vivian

Ujian pun dimulai. Vivian mulai sibuk belajar dan fokus dengan ujiannya, sedangkan Azka melakukan pekerjaan nya seperti biasa. Ia menyiksa bahkan tak segan-segan membunuh siapapun yang menghalangi jalannya




Kian lama, waktu ujian pun telah selesai. Vivian yang sudah pusing dengan ujian tersebut akhirnya bisa tertidur dengan tenang dan damai.

Di sisi lain, Azka sedang menikmati penyiksaan klien nya yang telah menghianati nya bahkan mencuri uangnya. Ia duduk di kursinya sembari menghisap sebatang rokok dengan kaki kanan yang berada di atas kaki kiri

"AAAKH! TUAN! SAYA MINTA MAAF! SAYA HANYA MEMBUTUHKAN UANG UNTUK MEMBAYAR HUTANG, SAYA MOHON JANGAN BUNUH SAYA" Teriak sang klien tersebut

"Bisakah kalian membungkam mulutnya, sangat berisik membuat mood ku rusak!" Azka menatap tajam pada klien tersebut

Tentunya bawahan Azka langsung membungkam mulut klien itu dan terus menyiksa nya sampai Azka bosan

"Ah! Aku lupa, burung merpati ku sudah selesai dengan ujiannya. Aku harus cepat melamarnya dan menjadikannya miliku. Sepenuhnya"

"Bagaimana jika ia menolak tuan?" Tanya Ren

"Pfft Hahahaha, dia tak akan bisa menolak ku karena aku selalu bersikap manis padanya. Ia pasti menerima lamaranku, jika tidak... Aku pasti akan membawanya dengan paksa" Azka tersenyum miring

"Hahh..! Selesaikan ini, aku ingin bertemu dengan gadisku" Azka berjalan pergi

Ren pun mengangguk dan memberi kode lewat mata untuk menyingkirkan klien tersebut. Klien pun mati dengan mengenaskan dan dibuang begitu saja.

Di sisi lain, Vivian sedang Menikmati tontonan yang ada di tv nya. Saat itu juga terdengar suara bel rumah, Vivian langsung berjalan ke pintu luar rumah dan membukakan pintu tersebut

Vivian terkejut melihat Azka yang berdiri di depannya sembari memegang buket bunga yang sangat indah dan harum. Azka tersenyum manis pada Vivian. Ia memakai jeans berwarna hitam dan jas berwarna hitam

"Kejutan! Ini untukmu sayang" Azka memberikan buket bunga itu ke Vivian

"Waahh... Kau sangat tampan Azka. Terimakasih atas bunganya, aku sangat menyukainya" Balas Vivian

Azka langsung memeluk erat tubuh Vivian yang mungil itu

"Hahh... Aku merindukan mu Vivian, aku merindukan wajahmu, tubuhmu, baumu... Aku menyukai semua yang ada di dirimu" Ucap Azka

Wajah Vivian memerah mendengar itu. Jantungnya berdetak dengan kencang

"A-azka... Lebih baik masuk dulu, b-bagaimana jika ada orang lain yang melihat kita" Ucap Vivian

Azka tertawa melihat Vivian yang tersipu malu. Ia pun berjalan masuk ke rumah Vivian

"Apa yang kau lakukan hari ini?" Tanya Azka

"Hanya menonton film saja, memangnya kenapa?"

"Tidak apa apa. Hanya saja... Apa kau lupa dengan kata-kataku yang mengatakan bahwa aku akan memberitahu mu sebuah hal yang penting" Azka menoleh ke arah Vivian yang sedang membuatkan minuman untuk Azka

"Aku ingat, memangnya apa yang penting?" Vivian memiringkan kepalanya

"Sebelum itu, aku ingin kita pergi ke tempat Art Gallery dimana kita bertemu. Bisakah?"

Vivian pun mengangguk dan bersiap-siap. Ia memakai dress berwarna pink muda disertai pita di belakangnya dan rambutnya ia gerai begitu saja

Ketika selesai, mereka pun pergi ke tempat dimana awal pertemuan mereka. Vivian penasaran apa yang Azka ingin katakan. Tak terasa, mereka pun sampai di tujuan dan Azka langsung membawa Vivian ke tempat dimana mereka bertemu

Vivian melihat banyak pajangan lukisan disana dan tak henti-hentinya ia memuji para lukisan seniman yang sangat indah itu. Namun, tak disadari Vivian terkejut ketika melihat Azka yang sedang melakukan gaya ala lamaran yang ada di drama korea

"Viviku, aku telah lama mencintaimu dengan tulus dan aku mengetahui bahwa kau adalah gadis yang pertama yang membuatku jatuh cinta. Jadi, aku ingin menikahimu. Maukah kamu menjadi istriku?"

Vivian sangat terkejut dan tak menyangka bahwa Azka akan melamarnya. Para tamu yang melihat itu juga ikut terkejut

"Terima! Terima! Terima!" Ucap para tamu tersebut

"Aku—" Vivian terhenti sejenak.

Bird In CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang