Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 17:30. Vivian dan Luna berpamitan dan mereka pulang ke rumah masing-masing
Vivian pun pulang menaiki taxi. Saat di perjalanan, Vivian membuka handphone nya karena selama bermain, ia mematikan handphone nya dan menyalakan mode pesawat
Vivian tak menyangka bahwa ada 38 telepon yang tak terangkat dari nomor Azka
"Waduh gawat, Azka kayaknya tau deh aku kabur dari bodyguard nya. Duhh semoga aja dia gak marah deh"
Taxi pun sampai di tujuan dan Vivian segera memasuki rumahnya. Ketika ia masuk, rumahnya begitu gelap dan tiba-tiba ada suara Azka
"Baru pulang hm?"
Seketika lampu pun tiba-tiba menyala dan terlihat Azka sedang duduk di sofa dengan tatapan yang sudah tajam dan membuat Vivian terkejut
"A-azka.."
"Mendekat Vivi"
Tubuh Vivian dengan cepat mendengar intruksi dari Azka
"Duduk"
Vivi langsung duduk di pangkuannya
"Mengapa kau melarikan diri?" Tanya Azka
"M-maaf... Aku.. Aku cuman ingin bermain berdua sama Luna. Maaf Azka" Vivian menundukan pandangannya
"Kau tidak tahu betapa khawatir nya aku ketika mendengar kabarmu yang menghilang. Aku menelepon mu, mencari lokasimu dan bahkan mencari keberadaan mu ketika aku sedang sibuk meeting dengan klien ku. Hahhh...!!"
Vivian terkejut dan hampir ingin menangis
"Maaf maaf, aku mohon jangan marah. Maafkan aku Azka, aku.. Aku salah. Aku minta maaf kumohon"
"Sial! Aku takut kau terluka Vivi ku, dan kau berani melarikan diri padahal aku selalu memberikan apa yang aku beri. Ah...! Apa aku harus menghukummu ya?" Ucap Azka yang memeluk erat Vivian
"Maaf Azka, aku salah kumohon maafkan aku"
"Tidak. Aku akan mengurung mu di kamar dan kau tidak diperbolehkan untuk keluar. Jika kau berani selangkah keluar dari kamar maka kakimu akan ku patahkan" Ucap Azka yang membuat Vivian takut
"Tapi—"
"BERHENTILAH MENGOCEH DAN TURUTI PERKATAAN KU!!"
Vivian terkejut dan ia pun menangis
"Kenapa kau marah hanya karena aku lari dari bodyguard mu! Aku juga butuh privasi! Aku bisa jaga diriku sendiri! Aku bisa melindungi diriku sendiri!! Mengapa kau tega padaku!"
"DIAM VIVIAN!!" Azka menampar pipi Vivian
Badan Vivian bergetar dan ia menahan tangisannya. Ia tak pernah melihat Azka semarah ini bahkan menamparnya
"Sial sial sial!! Seharusnya kau menurut padaku Vivi!! Jika kau menurut, tidak akan ada banyak masalah!"
Vivian hanya bisa menangis dan tak berani menatap Azka. Azka mengelus kepala Vivian dan mengecup dahinya
"Sshh ssh, maaf sayang. Aku hanya kesal karena kau tidak nurut padaku. Jadi menurutlah dan jadilah gadis baik ya, paham kan sayang?"
Vivian mengangguk. Azka pun tersenyum dan ia menggendong Vivian ke kamar
"Mulai sekarang kau dikurung di kamar selama 2 minggu"
Vivian mengangguk pelan
"Aku melakukan ini karena aku sayang padamu Vivian, hanya kau yang aku mau. Kau milikku" Vivian mencium leher Vivian dan membuat mark
Vivian menutup mata nya dengan rapat dan badannya masih bergetar. Ia sangat takut pada Azka namun ia masih mencintainya
"Sekarang tidurlah, aku masih ada beberapa pekerjaan. Kau tidurlah dulu ya" Azka mengecup bibir Vivian dan pergi meninggalkan Vivian
Pintu pun ditutup dan dikunci oleh Azka. Vivian terkurung di kamarnya dan ia merasa lega ketika Azka sudah keluar dari kamar
"Mengerikan.. Aku tidak pernah melihatnya semarah ini. Aku takut... Tapi aku masih sayang padanya... Sudahlah lebih baik aku menurut saja padanya" Gumam Vivian
Vivian pun langsung tertidur karena lelah dengan apa yang terjadi padanya. Ia harap Azka tidak melukainya lagi dan kembali menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bird In Cage
RomanceVivian Zaline, seorang gadis yang terjebak dengan suaminya yang kejam. Ia mengalami KDRT di rumah tangganya. Setiap hari, ia memikirkan bagaimana caranya lari dan bersembunyi dari suaminya namun setiap ia ingin melarikan diri, suaminya selalu bisa m...