Terkurung Di Dalam Kamar

360 20 1
                                    

Keesokan harinya, Vivian terbangun dengan tubuh yang sudah diobati oleh Azka

"Sudah bangun sayang?"

Azka tengah berada di samping Vivian sembari memegang sebuah buku. Teringat hal kemarin membuat Vivian ketakutan, badannya bergetar dengan wajah yang pucat

"Ssh don't be scared at me, my Bird. Aku hanya menghukummu semalam agar kamu tau bahwa kamu hanya milikku, aku tidak ingin milikku diambil oleh orang lain", jelas Azka sembari mengusap kepala Vivian dengan lembut

Vivian langsung mendorong tangan Azka

"Kau kejam!"

Mendengar itu, Azka tertawa

"Kejam? Ini bukan kejam sayang, jika aku sudah kejam bukankah aku sudah membunuhmu"

"Tapi kau menyakitiku!"

"No no, i'm just give you a punishment because you dare break the rules I give. Kau merusak peraturan yang aku beri sayang, jadi aku hanya memberi hukuman agar kau sadar," Azka terkekeh

"Aku hanya bosan! Aku ingin keluar jalan-jalan-"

"Cut off the Bulsshit! Kalau kamu bosen, kamu kan bisa bilang ke aku atau menunggu ku dengan patuh, tapi kamu malah apa hm? Kamu. Malah. Ingin. Pergi. Dengan. Lelaki. Lain!"

Azka menatap tajam Vivian, ia menaruh buku yang ia pegang dan menahan kedua tangan Vivian di ranjang

"I don't like when you being close with other man, okay? I'm jealous! So don't ever dare do that again or else," ucap Azka

Vivian mengangguk dengan cepat, jantungnya berdegup dengan kencang karena ia takut melihat tatapan Azka yang seakan-akan menusuk ke dalam tubuhnya

"Good girl"

Azka melepas Vivian dan beranjak pergi keluar

"Aku sudah menyiapkan makanan untukmu jadi jangan lupa untuk makan, aku ada pekerjaan yang masih harus dikerjakan. Tunggu aku dengan patuh di rumah dan jangan pernah berani melarikan diri atau aku akan mematahkan pergelangan kakimu, you understand?"

"I-iya"

Azka pun menutup pintu dan mengunci pintu itu lalu pergi dengan mobilnya. Sementara itu, Vivian merasa lega karena Azka telah pergi dikarenakan sebelumnya hawa di dalam kamar menjadi pengap dan gelap. Bahkan, Vivian merasa sesak karena hawa yang mencekam itu

"Seharusnya aku tidak menerima lamarannya, aku sangat menyesal. Sekarang aku terkurung dan tak bisa keluar bebas," Vivian meringkuk dengan tatapan nya yang sedih

Ia pun segera beranjak dan berjalan ke meja kecil yang berada di dekat ranjang. Ia segera memakan makanan yang disiapkan oleh Azka

"Enak juga makanan yang dibuat Azka biasanya para maid yang membuatkan makanan untukku," ujar Vivian

Beberapa menit kemudian...

"Huftt kenyangnyaa~"

Dengan cepat ia membereskan piring dan gelas tersebut, kemudian para maid datang dan mengambil piring dan gelas tersebut

"Ada yang bisa kami bantu lagi nyonya?" Tanya salah satu maid yang bernama Sisi

"Tidak ada," tanggap Vivian

Para maid pun menundukkan badannya lalu pergi meninggalkan Vivian dan tak lupa mereka mengunci kembali pintu agar Vivian tak bisa melarikan diri

Vivian menghela nafasnya, ia bingung ingin melakukan apa karena tidak ada yang bisa yang ia lakukan di dalam kamar tersebut

Vivian hanya berbaring di tempat tidur, melihat langit yang cerah dari jendela luar membuat Vivian ingin pergi keluar

Namun, ia tahu bahwa Azka tidak akan membiarkannya keluar dengan kakinya sendiri melainkan ia membutuhkan izin dari Azka

"Mengapa rasanya aku seperti dikurung seperti burung, aku tidak menyukai ini," keluh Vivian

Tak lama, ia pun tertidur di kasurnya sampai Azka datang. Pada malam hari, terdengar pintu utama terbuka

Para maid dan penjaganya segera menyambut kedatangan tuan mereka

"Selamat datang tuan," sapa mereka

"Apakah dia tetap berada di dalam kamarnya?" tanya Azka sembari memberikan jubahnya hitam nya pada maid

"Iya tuan, sepanjang hari ia hanya berada di kamar," balas Sisi

Azka dengan cepat pergi ke ruangan dimana Vivian berada. Ia segera membuka kunci pintu tersebut dan memasuki ruangan

"Vivian sayang, aku pulang," sahut Azka

Vivian menoleh ke arah Azka, "Selamat datang Azka"

"Apa kau merindukanku?" tanya Azka sembari mendekatkan dirinya pada Vivian

Vivian mengangguk, "Aku bosan Azka berada di kamar sepanjang hari, aku mau melukis kembali kumohon"

Azka berpikir sejenak, "Baiklah, aku akan memberikan satu ruangan spesial dimana kau bisa melukis disitu, just for you i will do anything"

Muka Vivian menunjukkan kegembiran, ia segera memeluk Azka

"Terima kasih Azka, aku sangat mencintaimu"

Azka tersenyum senang, "Aku juga mencintaimu Viviku"

Kemudian, Azka pun membersihkan dirinya sedangkan Vivian melanjutkan tidurnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bird In CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang