6. Blossom

392 82 1
                                    

Lebih dari satu minggu berlalu, tidak ada kabar dari Michael, kecewa timbul di hati Ana walaupun dia tidak punya cukup waktu untuk melayaninya. Misi spesial ke Tajikistan untuk menangani membludaknya pengungsi dari Afghanistan menjadi prioritas utamanya sampai satu bulan ke depan.

Berada di lapangan selalu menguras tenaga, hari ini seperti hari-hari biasanya selama sudah satu minggu berada di salah satu negara Asia tengah, Anantari baru kembali ke hotel setelah lewat dari jam sembilan malam. Tujuan pertamanya selalu ke kamar mandi, kucuran air hangat selalu berhasil meredakan lelah setelah lebih dari dua belas jam bekerja di tengah para pengungsi.

Begitu keluar dari kamar mandi dia memasang ponselnya yang sudah mati berjam-jam lalu dengan charger. Bekerja tanpa gangguan telepon memang lebih efisien, tetapi pasti banyak beberapa telepon penting yang luput dari perhatiannya.

Denting suara pesan bertubi-tubi menyerbu ponsel ketika akhirnya benda itu berhasil menyala. Kedua matanya dengan cepat menyusuri jajaran pesan yang belum terbaca, salah satunya dari Michael. Enam pesan dan tiga kali misscall. Tanpa sadar bibirnya membentuk sebuah senyum. Baru selang beberapa detik dia membuka pesan dari Michael, ponselnya tiba-tiba berdering. Michael.

¨Halo.¨

¨Kamu bener-bener susah wanita yang susah dicari, Ana.¨

Senyum kembali tercipta di bibirnya, dia mengusirnya ketika merespon perkataan Michael. ¨You think so?¨

¨Aku mencoba menelpon kamu beberapa kali. Kamu di mana?¨

¨Tajikistan.¨

¨Tajikistan?¨ suara Michael terdengar lebih tinggi dari sebelumnya.

¨Iya, salah satu negara di asia tengah.¨

¨Kamu mencoba melucu? Aku tahu di mana Tajikistan.¨

¨Apa kamu berhasil aku buat tertawa?¨

¨Ha ha,¨ balas Michael, yang menimbulkan cengiran lebar di bibir Ana. ¨Sudah berapa lama kamu berada di Tajikistan, dan kenapa kamu nggak bilang-bilang.¨

¨Pertama, aku berada di sini sudah hampir satu minggu. Kedua, aku nggak tahu kalau sekarang harus memberitahu ke mana aku pergi kepada seseorang bernama Michael Gillian. Ketiga, nggak ada kabar dari kamu setelah ... waktu itu.¨ Michael memang seperti menghilang setelah kencan mereka di restoran Italia, sesuatu yang entah kenapa membuat Ana sedikit kecewa.

¨Sorry, aku sangat sibuk dengan pekerjaan. Ada urusan bisnis ke Singapura dan Korea yang harus aku selesaikan.¨ Terdengar tarikan napas dari ujung sana. ¨Sampai kapan kamu berada di Tajikistan?¨

¨Sebulan.¨

¨Satu bulan?!¨ Suara Michael kembali meninggi, kali ini membuat Ana terkekeh.

¨Ada misi khusus yang harus aku jalankan, aku kembali nanti di akhir oktober.¨

¨Aku pikir kita bisa melanjutkan kencan kedua di akhir minggu ini, bukan di akhir oktober.¨

Dada Ana mengembang mendengar perkataan Michael, bibirnya tidak berhenti menyunggingkan senyum, persis seperti anak SMA yang sedang jatuh cinta. Dia mengerutkan keningnya sendiri ketika kata cinta melintas di kepalanya, tidak mungkin dia jatuh cinta terhadap Michael hanya karena dua kali bertemu di bus dan satu kali kencan. Terlebih lagi, dia tidak ingin jatuh cinta. Tidak saat ini.

¨Akhir oktober itu nggak lama.¨

¨Nggak lama? Itu empat minggu, gimana aku bisa menunggu empat minggu?¨

¨Kamu bisa menelponku di akhir minggu ini, dan berpura-pura itu adalah kencan kedua.¨

Michael menghela napas diujung sana. ¨Aku pikir, aku akan bisa melihatku kembali akhir minggu ini.¨

SEMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang