Hay, kangen gak?Vote sama komen yah, biar author tambah semangat up nya.
Happy Reading.
***
Dua gang sedang berkumpul di jalanan yang sepi, kedua kubu saling menatap sengit lawan masing-masing, memancarkan aura pembunuhan.
"Kita ini mau apa?" tanya ando dengan nada polosnya.
Charel menggeplak kepala ando dengan gemas, "si bego, kita main berbie lah ngapain lagi."
Plak
"Berbie jidatmu, kita war lah tolol" kini giliran vano yang memukul kepala charel.
"Dahlah males gue." ucapnya lagi.
Beralih pada alzan yang berjalan mendekat pada sang musuh yaitu Rayyan, jarak keduanya sangat dekat.
"Gimana? Udah siap kalah?"
Rayyan tersenyum miring mendengarnya, "lo sendiri? Udah siap?" tanya Rayyan balik.
"Gak usah ngeremehin."
"Yang slalu kalah siapa?"
"Sialan lo, SERANG."
Kedua kubu tersebut langsung berlari untuk melawan lawan masing-masing, kini jalanan sepi itu riuh dengan suara bogeman dari serangan mereka.
"Dasar gendut, ayo lawan gue." charel memasang kuda-kuda di depan lawannya, dan tanpa aba-aba ia langsung menendang perut besar milik musuhnya yang membuat musuhnya terjatuh, jangan herang dengan charel, meski ia melawan orang gendut, tapi tenaganya lebih besar dari dia.
"Rasain, ando di lawan." ando tersenyum remeh pada musuhnya yang berhasil ia kalahkan.
"Ck, merepotkan." gumam khael malas seraya melawan musuhnya dengan santai.
"Hajar, hajar, hajar." vano menendang-nendang kepala lawannya yang sudah tak berkutik.
"Lemah." desis arlan, ia melawan tiga orang sekaligus, tapi bukannya dia yang kalah malah tiga orang tersebut.
Sedangkan pertarungan Rayyan dan alzan sangat sengit, keduanya sama-sama tak ada yang tersungkur, keduanya sama-sama kuat, namun, lebih unggul Rayyan, kenapa bisa? Ya karna Rayyan protagonis di sini.
Rayyan menendang perut alzan membuat sangat empu tersungkur lalu terbatuk beberapa kali, belum sempat bangun, Rayyan kembali memukul alzan mengakibatkan alzan terkulai lemas.
"Heh, mana bacotan lo tadi?" tanya Rayyan dengan nada temennya. Ia yang semula berjongkok di depan alzan kini bangkit.
"Seperti biasa, lo kalah."
"ATTAK." teriak Rayyan dengan lantang.
"BERHASIL."
***
Flara keluar dari minimarket, niatnya ia akan kembali, tapi, kenapa ia malah bertemu dengan Rayyan dkk, agar tidak di ketahui, ia memakai kupluk hoodie nya, sebisa mungkin ia berjalan dengan tenang.
"Flara, ngapain keluar malem-malem?"
Flara terhenti, ia menyumpah serapahi khael yang mencekal pergelangan tangannya. "Maaf salah orang kali." jawab flara tanpa menoleh pada khael.
"Dari suaranya aja udah gue kenal." charel melepas kupluk hoodie yang di padang gadis itu, membuat mereka bisa melihat wajah flara.
"Aish, pura-pura gak kenal aja bisa kan?" protesnya, karena jujur, ia sangat malas berhubungan dengan mereka.
"Ngapain keluar?" tanya khael sekali lagi.
"Gabut di rumah gak ada orang ya jadinya gue keluar." jawabnya dengan nada malas.
"Bahaya keluar sendirian." flara cengo dengan apa yang di katakan khael barusan, hey, sejak kapan seorang khael yang kul bangets perduli dengannya? Sejak kapan coba.
"Kalo di rumah juga gak ada orang mending lo ikut kita ke markas, buat ngobatin luka kita semua." charel menarik tangan flara secara tiba-tiba, membuat sangat empu terkaget-kaget.
"Eehhhh......."
Flara di naikkan ke motor charel, yang lain juga sudah siap untuk berangkat, tunggu, ini beneran ia dibawa ke markas ATTAK gitu? Yang isinya cowok semua? Loh, loh, loh, ndak bahaya tah?
Ternyata tak butuh waktu lama, mereka sampai di markas ATTAK, di sana sepi, mungkin para anggota yang lain langsung pulang sehabis tawuran.
Tunggu, jadi beneran nih ia jadi dokter gadungan buat mereka ber enam?
"Kenapa diem, ayo masuk"
Flara mengernyitkan alisnya heran, kemana mulut vano dan ando yang berbisa eh maksudnya yang selalu mengatakan kata-kata makian mereka buat dirinya?
Flara sudah duduk lesahan di karpet dengan pemuda-pemuda tersebut, kecuali vano yang mengambil kotak obat.
"Heran gue, kok lo pada minta obatin ke gue sih?"
"Karna lo tunangan gue." flara langsung menatap Rayyan dengan cengo, kenapa dengan manusia satu ini.
"Hubungannya apa coba?"
"Ya berarti lo itu bu bos kita, ya tanggung jawab lo kalo kita terluka." jelas Ando.
"Tunggu kalian gak lagi kesambet berjemaah kan? Atau jangan-jangan kalian amnesia abis tawuran." jangan tanyakan kenapa pertanyaan flara sangat ngawur begini, tentu ia bingung dengan sikap mereka yang secara tiba-tiba, shock loh dia.
"Aelah tinggal ngobatin apa susahnya sih." protes charel yang sedikit kesal.
Flara memejamkan matanya sebentar lalu ia membukanya kembali, mungkin ia harus menuruti perintah mereka dulu, baru nanti bertanya, yah harus bertanya sih, ini tuh seperti bukan sulap bukan sihir.
***
👋😄halo
Gimana?
Penasaran kan?Oh ya, cerita ini ringan konflik kok, makanya santai santai aja
Vote dan komennya yh
٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ
KAMU SEDANG MEMBACA
FLARA
Random"Gila! Gue pemeran antagonisnya?" °°° Tidak masuk akal sekali, fera, gadis yang tidak terlalu mencolok di sekolahnya, setiap hari hidupnya nyaman tenang dan santai. Tapi setelah kepalanya di bentur oleh bola basket, dirinya di nyatakan meninggal da...