11.FLARA

215 6 0
                                    


Halooooo

Update lagi nih semoga kalian suka

Maaf kalo gak nyambung karena emang ceritanya mikir pas lagi nulis.

Ikuti akunnya juga yah dan jangan lupa vote and komen

Byee

Happy Reading

***

"Ar lo suka gue kan?"

Flara duduk di tepi danau dengan arkan di sampingnya, sepulang dari minimarket tadi, ia bertemu dengan arlan di jalan, lalu ia mengajak arlan ke tempatnya sekarang karena ingin menyegarkan hatinya yang sedikit potek karena kejadian tadi.

"Iya."

Sontak flara menoleh pada arlan dengan mata melotot terkejut, wah jujur sekali nih orang yah.

"Terlalu jujur gak baik juga, bikin orang jantungan." gumam flara pelan namun masih bisa di dengar oleh arlan.

"Kenapa? Gak boleh?" tanya arlan.

"Heh! Lo tau kan gue ini tunangan temen lo, lo ada niat nikung temen lo sendiri gitu?"

"Selagi temen gue gak peduli tunangannya, gak masalah buat ambil tunangan temen gue darinya." jawab arlan santai, pandangannya terus mengarah pada air danau.

"Ih, jahatnya." celetuk flara.

Arlan menoleh pada flara dan menatap gadis itu intens, membuat flara bergidik ngeri.

"Ngapain lo natap gue kek gitu?"

"Lo cantik, banget malah, Rayyan emang buta karena sia-siain elo, lo itu gak pantes buat dia ngapain masih ngeharapin dia? Gue suka sama lo dari dulu, dan perlu lo ingat kalo lo beneran bakal gue rebut dari Rayyan, paham sayang?" arlan tersenyum manis pada flara yang justru terlihat mengerikan di mata flara.

"Ayo pulang."

***

Flara langsung berlari ke dalam rumahnya tanpa memperdulikan arlan lagi, dirinya takut oy, arlan terlihat obsesi sekali pada dirinya, apakah setelah ini ia akan baik-baik saja?

"Hey, tiati dong hampir jatuh gue." kesal charel yang di bentur oleh flara, namun flara tak memperdulikan nya sama sekali.

"Napa tu bocah?" herannya sendiri.

Sedangkan khael menatap tajam pada arlan yang masih berdiri di depan rumahnya dengan senyum di bibirnya.

"Ngapain lo disini ar?" tanya charel yang melihat arlan.

"Nganterin flara."

"Lo apain dia sampe dia ketakutan?" tanya khael mengintimidasi dengan aura gelapnya.

Arlan masih tersenyum, "cuman lakuin apa yang seharusnya gue lakuin."

Khael menggeram marah, "dasar si obsesif gila." maki khael lalu pergi begitu saja, menyisakan arlan yang masih setia tersenyum dengan charel yang hanya planga plongo karena tak paham akan kejadian saat ini.

"Gue pamit."

"Eh, iya tiati ar."

Setelah kepergian arlan, charel masuk ke dalam masih dengan ke adaan bingung, "kenapa dah ama mereka?"

***

"Gak mungkin, gak mungkin, ini salah seharusnya arlan tuh suka sama mayra bukan sama gue, dan kenapa gue baru inget kalo arlan tuh antagonis pria yang memiliki obsesi tinggi, dia gila cuman ketutupan sifat dinginnya aja, gue harus jauh-jauh dari dia mulai sekarang." flara merebahkan tubuhnya yang terasa sangat pegal, pikirannya tak tenang karena terus mengingat arlan.

"Arghhh sialan, gue gak boleh terjebak dengan arlan."

Arlan itu gila, dia tak akan pernah melepas apa yang sudah ia klaim menjadi miliknya, si obsesian gila, dalam cerita aslinya, mayra lah yang menjadi korban obsesinya, namun sekarang alurnya sudah berubah akibat jiwanya yang masuk kedalam novel ini, semoga saja bukan dirinya yang akan menjadi korban obsesinya.

***

Hai guys

Gimana nih ceritanya? Seru gak?

Tolong beri tahu author yah

Dan jangan lupa semangatin author agar authornya makin semangat buat nulisnya.

Bye bye👋

FLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang