12.FLARA

201 9 0
                                    


Halooooo
Maaf lama upnya
Moga kalian gak ninggalin ini cerita yh.

Ikuti akun author
Jangan lupa vote sama komennya yah biar author semangat up nya.

Happy Reading

***

Rayyan termenung di balkon kamarnya, pikirannya di penuhi dengan flara yang tiba-tiba berubah akhir-akhir ini, apalagi tadi saat melihat flara yang menggoda cowok lain, itu membuat ada perasaan aneh dalam hatinya.

"Gue kenapa?"

Flara yang sekarang tidak perduli dengan dirinya membuat dirinya seperti kehilangan sesuatu, apakah ini trik baru gadis itu untuk membuatnya jatuh dalam genggaman nya?, namun sepertinya bukan itu.

"Mikirin apa sayang?"

Rayyan berbalik dan mendapatkan Helena yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Mama?"

Helena tersenyum simpul seraya berjalan menghampiri sang putra, "maaf mama lancang, soalnya dari tadi mama ketok pintu kamu, kamunya gak buka buka, jadinya mama masuk aja." jelas Helena.

Rayyan kembali berbalik dan mengunci pandangannya pada bulan yang malam ini tampak bersinar lebih terang.

"Kamu mikirin apa sih, sampe bengong-bengong gitu?"

"Gak ada."

"Halah, gak usah bohong, pasti kamu mikirin flara sama mayra yah?"

Pertanyaan Helena tepat sasaran, Rayyan menoleh pada wanita yang sangat ia cintai.

"Mah, ray bingung, ray bingung sama perasaan ray sekarang." ucap rayyan dengan nada lirih.

Helena tersenyum seraya mengelus rambut sang putra, "kalau bingung buktiin perasaan kamu, mama gak maksa kamu buat tunangan sama flara, juga mama gak maksa kamu putus sama mayra, semua terserah kamu, tapi mama mohon jangan egois yah, mama tahu kamu pasti bisa memilih yang terbaik buat kamu sendiri."

***

Flara menatap bingung pada seseorang yang ada di depannya, kenapa tiba-tiba si mayranjing menghalangi jalannya?

"Minggir gue mau lewat."

"Flara boleh kita bicara sebentar?"

"Btw lo udang bicara."

"Kita ke rooftop yuk." ajak mayra.

Flara mengangkat sebelah alisnya bingung, "gak ah, kalo mau bicara, bicara di sini aja gue sibuk." ketus flara.

"Tapi flara ini penting banget." jawab mayra yang kekeh dengan ajakannya.

"Apasih, kalo gak mau ngomong di sini yaudah gue pergi aja." flara hendak melewati mayra, tapi segera di cegah oleh gadis itu.

"Oke, aku akan ngomong di sini."

"Nah gitu dong, cepet gue buru-buru nih."

Mayra menghela nafas panjang sebelum berbicara, "flara, kemarin aku berantem sama Rayyan, dan maaf jika aku menyakiti perasaan kamu, tapi aku mohon flara tolong kamu jauhin Rayyan, akau gak snggup jika harus pisah sama dia, aku gak punya siapa-siapa lagi cuman Rayyan yang aku punya, tolong kamu ngalah."

Flara menatap tak percaya pada mayra yang berbicara panjang lebar di depannya, "gue gak nyangka lo se egois ini may, gue tahu lo menderita, tapi lo juga bikin hati orang lain menderita, contohnya gue."

"Aku emang egois karna aku gak mau kehilangan Rayyan, disaat keluargaku tak perduli denganku, ada Rayyan yang hibur aku, ada Rayyan yang dengerin beban hidup aku, ada Rayyan yang nyemangatin aku, aku gak tahu harus apa kalau Rayyan berpaling dariku, aku mohon flara tolong tinggalin rayyan."

"Lo minta itu pada gue yang udah jadi tunangannya, gue emang udah gak ada rasa sama Rayyan, tapi gue sakit hati denger itu may, gue kira lo cewek lugu, tapi nyatanya lo juga gak bisa memahami perasaan gue yang sesama cewek kayak lo."

"Aku udah relain ibu tiada, udah relain harga diriku di injak-injak sama keluarga, dan udah relain kasih sayang ayah buat saudara tiriku, tapi aku gak mau relain Rayyan buat siapapun itu, maaf flara karena udah nyakitin perasaan kamu, tapi aku juga mau bahagia, dan kebahagiaanku hanya ada di rayyan."

"Fine, rayyan buat lo, gue gak mau sama dia." flara pergi begitu saja meninggalkan mayra yang menangis, ia merasa bersalah pada flara, tapi bukanlah ia pantas memperjuangkan kebahagiaannya itu.

Tidak di sangka, rayyan mendengarkan kan percakapan mereka, sekarang ia tahu, pada sia hatinya akan berlabuh.

Rayyan juga tak menyangka mayra akan mengatakan itu pada flara yang notabene nya adalah tunangan Rayyan sendiri, ternyata selama ini ia hanya kasihan pada hidup mayra, dan tak ada perasaan lebih, sedikit sakit juga saat mengetahuinya.

***

Gimana nih?

FLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang