Halo semuanya🤗Kita ketemu lagi nih kalian penasaran gak sama lanjutannya?
Jujur aja nih yah, cerita ini sekedar kegabutan author, maaf kalo ada yang gak nyambung atau bagaimana, soalnya cerita ini gak ada sama sekali dalam rencana, jadi kalau nulis nih cerita ya ikut pemikiran otak saja.
Happy Reading
Semuanyaaaaaa............
***
Flara memasang wajah suram, ia menghampiri arlan yang sedang duduk santai di kursi taman, kakinya di hentak-hentakkan karena kesal, ini dirinya kenapa sih? Sehabis melihat Rayyan berpelukan dengan mayra kenapa hatinya gelisah.
"Ar, kayaknya gue sakit deh?" seru flara yang sudah duduk di sisi arlan, cowok itu menoleh pada gadis di sampingnya yang memasang aura gelap.
"Sakit apa?"
"Sakit hati." jawabnya kesuh.
Arlan mengangkat sebelah alisnya karena bingung dengan perkataan flara.
"Gue mau pulang ah, gak mau jajan lagi, hati gue sakit soalnya."
"Lo gapapa?"
"Masih di tanyain, gue sakit hati nih, ayo pulang." ucap flara malas, tentunya ia merasa heran dengan dirinya sendiri, kenapa makin kesini perasaannya semakin tak karuan? Padahal sejak ia memasuki novel ini, ia bertekad untuk tidak perduli dengan tunangannya, tapi hati flara berkata lain.
"Ayo."
Flara mendongak, "kemana?" tanyanya kebingungan pada arlan yang sudah berdiri di depannya.
"Katanya mau pulang."
"Oh iya lupa." flara cengengesan sendiri seraya menggaruk pipinya yang tidak gatal.
Arlan hanya geleng-geleng kepala dengan kelakuan flara, lalu keduanya berjalan ke arah motor arlan yang di parkir tak jauh dari taman, namun di pertengahan jalan, mata arlan tak sengaja menangkap sosok cowok yang mengamati mereka sejak tadi dengan pandangan tajam.
Arlan menyeringai kepada orang tersebut disertai dengan tatapan remeh.
***
Semenjak putus hubungan dengan sang kekasih, mayra mengurung diri dalam kamar, ini hari ketiga dimana ia putus dengan Rayyan, dunianya benar-benar hancur, lalu ia harus dengan alasan apa lagi untuk bertahan di dunia ini?
Kenapa Tuhan mengujinya dengan sangat berat untuk ia hadapi sendirian? Bahkan keluarganya yang merupakan rumah ternyaman untuk mereka adalah merupakan neraka bagi mayra, ia menyayangi ayahnya juga menyayangi ibu dan saudara-saudara tirinya, namun bukan kasih sayang yang ia dapat dari yang namanya keluarga, melainkan penyiksaan dan penghinaan.
"Ibu, mayra takut." gumamnya sendiri.
"Kenapa ibu ninggalin mayra sendiri di dunia ini? Mayra gak bisa apa-apa tanpa ibu." gadis itu mulai mengeluarkan air matanya lagi, semua ini gara-gara flara, jika saja flara tak berubah, maka Rayyan tak akan meninggalkannya, tapi apa pantas ia bersaing dengan flara?
BRAK
BRAK
BRAK
"CUKUP MALAS MALASANNYA ANAK SIALAN, SEKARANG KELUAR DAN BERESKAN RUMAH INI." Teriak ibu tiri mayra dari luar kamarnya.
Dengan ter tatih-tatih ia mendekati pintu, lalu membukanya karena memang sudah ia kunci dari dalam.
"Puas kamu malas-malasannya? Sekarang cepat bereskan rumah ini, sudah untung kamu saya Terima di sini."
Mayra hanya menatap sendu pada kepergian sang ibu tirinya, memang benar ia harus tahu posisinya di sini, ia juga beruntung sekali karena masih bisa di Terima dan tinggal di keluarga ayahnya.
***
"Gue kok ngerasa aneh yah sama hubungan Rayyan dan mayra akhir-akhir ini? Kek mereka senggang gitu." celetuk Indy yang sedari tadi memperhatikan bangku kosong milik Rayyan dan mayra.
"Udah tiga hari mereka gak masuk." ratu ikut menimpali.
"Dan udah tiga hari juga nih anak banyak diem." Indy melirik ke arah flara yang menatap bingung kepadanya.
"Gue lagi gak mood nih, gara-gara pms kali." jawab flara.
"Dih kayak buka—"
"Eh si bos kemana ar?" tanya vano yang sudah memasuki kelas bersama yang lainnya.
"Rumah."
"Kenapa?" tanya khael penasaran begitu juga dengan yang lainnya karena selama tiga hari Rayyan tidak masuk sekolah.
"Baru putus."
"WHAT THE......" kaget charel, sama halnya dengan mereka yang mendengar penuturan dari arlan.
"Jangan bohong deh ar." ando merasa tidak yakin dengan apa yang ia dengar barusan.
Arlan tak menjawab dan lebih memilih duduk di bangkunya, sedangkan flara, indy, dan ratu juga syok dengan berita tersebut.
"Fla, gue gak salah denger kan?" Indy menoleh pada flara yang masih terlihat diam saja.
"Wah gak nyangka aja sih." ratu juga ikut kebingungan, bagaimana pun Rayyan dan mayra adalah couple favorit di sekolah.
"Kok mereka bisa putus sih, bukannya waktu itu mereka masih pelukan di taman yah? Lagian kayaknya gak ada chapter di mana mereka putus, apa gue udah ngerubah alur ceritanya sangat jauh yah?"
***
Sampai sini dulu yah, semoga kalian suka
Bye bye👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
FLARA
Random"Gila! Gue pemeran antagonisnya?" °°° Tidak masuk akal sekali, fera, gadis yang tidak terlalu mencolok di sekolahnya, setiap hari hidupnya nyaman tenang dan santai. Tapi setelah kepalanya di bentur oleh bola basket, dirinya di nyatakan meninggal da...