Diakhir hidup Irish, ada kejadian dimana seorang pelayan menculik Penerus Duke.
Rakyat bergosip bahwa pelayan itu adalah Anak Count di Kerajaan Karmez yang dibawa setelah anggota keluarganya dibantai oleh duke.
Entah balas dendam atau apa, tapi Pelayan yang menculik Penerus Duke akhirnya mati karna hukum penggal.
"Aku harap kau sadar kebusukan wanita yang kau nikahi." itulah kata kata terakhir pelayan itu sebelum Duke memenggal kepala nya.
Kalau dipikir pikir, Pelayan itu mirip dengan Pelayan yang sedang menatap teduh Christiane.
"Aku.." lagi lagi kata kata yang harus diucapkan hilang dari pikiran Christiane.
"Maaf ketidak sopanan saya nyonya" ucap Dea sambil menundukan kepala nya, Christiane yang masih bingung harus merespon apa, akhirnya memilih menangguk pelan.
"Dea" panggil Christiane.
"Jika mati bukan cara yang terbaik, apa yang harus aku lakukan?" tanya Christiane yang membuat pupil mata Dea melebar.
"Kau bilang kau hanya punya aku kan? Jadi aku berusaha agar tidak mati" lanjut Christiane.
Mungkin aladan Dea melakukan penculikan karna Penerus Duke adalah anak dari Christiane sehingga ia berhak untuk menjaga anak dari kampung halaman nya(?) pikir Christiane.
"Saya tidak tahu nyonya" jawab dea.
Christiane yang mendengar jawaban Dea hanya bisa mendesah kecewa.
"Apa benar kamu tidak punya solusi untuk ini?" tanya Christiane yang dijawab dengan gelengan dari Dea.
Sebenarnya ada jawaban yang bisa Dea berikan, tapi jawaban yang Dea persiapkan bisa membuat Christiane kehilangan kehormatannya sehingga ia memilih untuk diam, hingga beberapa detik kemudian
"Nyonya bisa memperbaiki hubungan dengan Duke"
"Itu bukan solusi" ucap Christiane pelan.
"Kira kira, apa ya solusi agar aku berpisah dengan Duke" gumam Christiane. "Jika dipikir pikir hubungan itu bisa diakhiri dengan dua cara, yaitu mati dan pe-"
"Nyonya." panggil Dea.
Christiane yang tadinya melihat cahaya, tiba tiba gelap lagi karna panggilan dari dea. Christiane menatap Dea seolah bertanya 'kenapa'
"Ini sudah waktunya makan siang" ucap Dea
Christiane yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas pelan dan berbaring lagi. "Ini bukan waktunya mengisi perut" malas Christiane
"Kau tau kan? Saat ini aku harus mencari jalan keluar agar tidak mati. Jadi-"
"Katanya nyonya tidak akan meninggalkan ku"
Kata kata Dea berhasil membuat Christiane menghentikan perkataannya. Christiane menatap Dea sehingga ia melihat raut wajah yang di sedih sedihkan.
"Kamu tau?" ucap Christiane sambil menggantung kata katanya. "Kamu sudah terlihat menyedihkan tanpa membuat raut sedih" lanjut Christiane yang membuat wajah Dea menjadi datar.
"Saya akan membawa makannya" ucap Dea. Dea menundukan kepala nya lalu melangkah pergi meninggalkan Christiane.
"Hei, Hei! Aku benar benar tidak lapar!"
"Hei! Berhenti!"
"Kubilang berhenti!!"
Christiane terus menyuruh Dea berhenti tanpa beranjak dari kasurnya, melihat Dea semakin mendekat ke arah pintu Christiane mulai beranjak tapi usaha nya sia sia.
Suara pintu tertutup kencang membuat Christiane duduk di kasurnya, dengan dramatis Christiane menatap nanar pintu yang tertutup rapat.
kruyuk
"S-sepertinya bukan ide buruk makan siang didalam kamar" ucap Christiane dengan malu malu, meski didalam kamar hanya dirinya sendiri.
Christiane menyenderkan punggungnya ke pembatas kasur, ia menutup mata dan mengosongkan pikirannya.
"Sepertinya aku akan menjalani hari tanpa keluar kamar sejengkal pun" ucap Christiane.
Solusi yang tidak buruk dari solusi sebelumnya, telebih Christiane tidak tau harus bertingkah apa saat ia keluar dari kamar.
Jangan lupakan fakta bahwa dirinya bukan Christiane asli, jangan kan tau tatakrama. Belajar dan menulis saja Ia tak bisa, ditambah Christiane asli pasti mengurus perkerjaan Duch-eh?
Christiane mengerjapkan matanya berulang kali, ia baru sadar dengan point lain.
"Aku mati bukan karna Duke saja, tapi juga Rakyat yang tidak suka padaku." ucap Christiane.
Christiane teringat dengan dirinya sebagai Irish yang berdoa agar Duchess mengalami hal buruk dikehidupan nya sehari hari.
Suara pintu mengalihkan perhatian Christiane, ia melihat Dea yang melangkah menghampirinya.
"Kenapa dia tidak bawa apapun?" gumam Christiane.
Christiane menggelengkan kepalanya, bukan itu yang harus dipikirkan sekarang pikir Christiane
"Apa kau tau pengurus pajak?" tanya Christiane saat Dea sudah didepannya.
"Saya tau nyonya" jawab Dea meski sempat kebingungan dengan pertanyaan dari Christiane.
"Bisa kah kau memberi tau pengurus pajak untuk menurunkan pajak? Lalu bilang juga bahwa mereka tidak perlu lagi memberikan uang pada keluarga ku diSveland" ucap Christiane.
"Apakah anda yakin nyonya?" tanya Dea dengan ragu ragu.
"Ya!" ucap Christiane dengan cepat, toh ia bukan Christiane asli sehingga tidak perlu peduli dengan Keluarga nya sengsara.
Belum tentu kan keluarga Christiane menangisi Christiane asli yang meninggal karna hukum penggal? Lebih bagus Christiane menurunkan pajak untuk keselamatan nya.
"Baik nyonya, apa ada perintah lain?" tanya Dea yang diangguki Christiane.
"Apa makanan nya akan diantar oleh pelayan lain?" tanya Christiane yang diangguki Dea.
"Kalau begitu, kamu saja yang membawanya selepas memberi tahu pengurus pajak" lanjut Christiane.
"Saya membutuhkan waktu lama untuk kembali lagi sambil membawa makanan" ucap Dea yang mengandung arti 'kau tidak ingin makan.'
"Tidak apa apa, lalu beri perintah bahwa kedepannya hanya kau yang boleh memasuki kamar ku"
Mendengar perkataan Christiane yang terdengar santai, raut wajah Dea menjadi datar. Dea terus menatap Christiane hingga Christiane merasa tidak nyaman.
"Hei, berhentilah melihatku dengan tatapan membunuh." ucap Christiane.
"Apa anda merencanakan sesuatu" tanya Dea dengan aura yang menakutkan.
"Wahh, kau tidak percaya denganku?" tanya Christiane sambil menatap Dea tak percaya.
Diam nya Dea mampu membuat Christiane berdecak kesal "Ambilah peralatan yang sekiranya bisa membuatku bunuh diri saat kau tak ada."
Dea yang mendengar itu langsung melangkah pergi lalu kembali lagi membuat Christiane menatapnya bingung.
"Kenapa kembali lagi? Apa kamu lupa tug-"
Derit pintu terdengar lagi, menampilkan lima orang pelayan. "Segera ambil benda rajam dan benda yang bisa dipakai untuk bunuh diri" ucap Dea sambil menatap datar Christiane.
"Wah, pelayan satu ini" gumam Christiane sambil menatap kesal Dea.
Apakah semua pelayan sikapnya seperti Dea? Atau hanya Dea saja? Dia kan anak Count meski ini bukan kerajaan Sveland.
"Meski kurang ajar sepertinya dia tidak membantah soal perintah hanya dia yang bisa masuk ke kamarku" batin Christiane saat keseharian hanya diisi dengan mandi, makan, tidur sambil ditemani Dea.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN DAMIAN's
Randomㅤ [ TIME TRAVEL ] Irish pernah mendengar cerita tentang penyihir yang hidup ratusan tahun, Irish juga pernah mendengar bahwa manusia akan terlahir kembali di abad yang berbeda. Tapi, selama 19tahun Irish hidup. Irish belum pernah mendengar cerita...