04. Undangan Dari Duke

685 63 0
                                    

Setelah seminggu Christiane mengisi keseharian nya dengan tidur, makan, mandi dan buang air, tak lupa dengan Dea yang menemani hari nya.

Jika kalian tanya apa dia tidak bosan? Maka dengan lugas Christiane menjawab 'apa itu bosan? Aku kan bosan nya pake banget.'

Kebosanan Christiane mampu membuat Dea melihat Christiane berpenampilan seperti mayat hidup, membuat Dea memberikan jarum dan kain untuk menghilangkan rasa bosan Christiane.

Awalnya Christiane merasa merajut bukanlah keahliannya, tapi dihari keempat Christiane berhasil membuat daun yang terlihat seperti sekumpulan cacing.

"Lihat! Aku berhasil membuat daun" ucap Christiane sambil memperlihatkan hasil karya nya pada Dea.

Dea menatap kain yang disodorkan Christiane sambil berdecak kagum "Sepertinya nyonya memiliki tangan emas" puji Dea.

"Heii ubahlah raut wajahmu sebelum mengeluarkan pujian" kesal Christiane.

Bagaimana bisa seseorang memuji karya dengan raut datar? Jika benar benar ada, maka orang itu tidak tau tatakrama. Seperti Dea! Christiane yakin dia sedang berbohong sekarang.

"Lihat! dia hanya mengedikan bahu nya acuh lalu menyeruput teh dengan elegan."

"Kamu benar benar menyebalkan" gumam Christiane sambil menatap kesal Dea.

"Saya anggap itu pujian" ucap Dea.

Mendengar respon Dea, Christiane hanya bisa berdecak kesal. Christiane tidak bisa berkata apa apa karna selama 7hari ini, hanya Dea lah yang membuat rasa bosan nya menghilang.

Bahkan Christiane pernah menyuruh Dea untuk bersikap semaunya selayak teman.

Tapi yang namanya Dea anak count kerajaan Karmez, Dea menolak dengan perkataan "saya adalah seorang pelayan dan selalu seperti itu"

Padahal sikap Dea sekarang seperti seorang bangsawan daripada pelayan, tapi tidak apa apa karna nyonya nya adalah Christiane yang baik hati sehingga tak merasa tersaingi.

Bahkan saat Dea memarahinya karna Etika makan, Christiane hanya bisa berkata "Kalau mau ya tinggal makan, ga perlu pake tatakrama. Memangnya aku Putri Raja sampai harus menjaga tatakrama?"

Tentu saja Christiane langsung mendapat pelajaran Etika dari Dea, membuat hari hari Christiane terbilang sedikit buruk.

"Aku lapar"

Aduan Christiane mampu membuat Dea yang bersantai menghela nafas, Dea sendiri sadar bahwa Christiane bersikap berbeda dari sebelumnya.

Tidak ada Christiane berpipi tirus karna sekarang pipi Christiane terlihat berisi, mungkin alasan Christiane banyak makan karna ingin bayi nya sehat<padahal bukan>

"Akan saya ambilkan" ucap Dea

"Iya ambilah yang banyak"

Dea menundukkan kepala lalu beranjak pergi mengambil makanan sesuai perintah Christiane.

Christiane beranjak dari duduknya, dan berjalan ke arah jendela, ia menatap pemandangan diluar jendela, hembusan angin membuat rambutnya tersapu.

Christiane menarik nafas lalu membuang nya "Untung tidak ada kotoran hewan, karna tempat ini adalah kastil Duke." ucap Christiane

"Sangat berbeda dengan kehidupan ku sebelumnya" Lanjut Christiane sambil tersenyum kecut.

Tanpa sadar air matanya mulai berjatuhan, bohong jika Christiane menikmati kehidupan nya sekarang.

Memang apa enaknya hidup jika terkurung? Dan untuk apa juga hidup damai jika mengetahui kematian di masa depan?

Mending Christiane menjadi 'Irish' meski setiap ingin menikmati udara sekeliling, aroma kotoran hewan selalu masuk ke penciuman nya.

"Benar benar menyebalkan" Christiane mengusap sudut matanya, akhir akhir ini Christiane akui bahwa ia sering menangis saat Dea tidak ada dikamarnya.

Hening sebentar sampai akhirnya Christiane memperhatikan lingkungan diluar jendela  "Setelah ini aku akan merangkai bunga" ucap Christiane sambil menatap bunga bermekaran.

Suasana dikamarnya menjadi damai, sampai akhirnya suara pintu membuat perhatian Christiane teralihkan.

Christiane menatap Dea yang terlihat bahagia (?) "tunggu, firasat ini" Dea yang mendengar suara Christiane pun langsung menghampiri nya.

"Nyonya!" panggil Dea yang semakin mendekat.

Deg deg deg

"Ekhem,em." Dea menormalkan ekspresi nya "Anda diundang makan siang oleh duke" ucap Dea tanpa mengetahui bahwa ekspresi nya masih terlihat bodoh.

"Sialan."

Umpatan itu bukan untuk Dea yang menampilkan raut bodoh dengan suara datar, tapi dengan kata kata nya.

Bukan kah selama ini, Christiane tidak membuat masalah karna keseharian nya adalah berdiam diri dikamar?

Tapi kenapa? Apa alasan nya si duke tiran itu mengundang Christiane? Haruskah ia menolaknya? Tapi raut bodoh Dea yang jarang terlihat ini akan datar lagii.

"Nyonyaa ayo saya bantu persiapkan" ucap Dea yang telihat riang.

TUAN DAMIAN'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang