01. Si Misterius

3K 164 6
                                    



📓





Senin, iya, hari yang sangat paling tidak diminati oleh banyak orang, termasuk Nana. Nana memang tidak menyukai semua hari di kalender kecuali tanggal merah dan hari libur lainnya. Malas rasanya jika harus setiap hari bangun pagi dan berangkat ke sekolah, jadi ia putuskan untuk mensnooze alarm nya sebentar. Tanpa ia sadari, ia sudah terlambat.



GDUBRAAAKKK!!!




"NANA?!"

"Mamiiiii....."




Yang barusan kalian baca terdengar seperti sesuatu yang terjatuh, itu Nana. Kakinya tersandung dengan kaki yang lain, menghasilkan dentuman lumayan keras yang membuat Mami panik bukan main. Mami segera berlari menuju arah dimana suara bising itu terdengar.

"Astagaaaa, Nana. Hati-hati dong kalau turun tangga!"

Mami segera membantu anak satu-satunya itu untuk berdiri, dengan kaki yang lumayan sakit Nana pun berdiri dan merapihkan pakaiannya yang masih berantakan.

"Mami buatin roti panggang aja, kamu bawa makanannya ke sekolah ya, udah telat nanti kamu gak dapet jadwal kereta." Dalam kondisi terburu-buru, Nana mengambil roti dan ia hampit di bibirnya seraya memasangkam sepatu tali miliknya, Nana terburu-buru sekali hingga seluruh pakaian sekolahnya terlihat berantakan.

"Nana pergi sekolah ya Mi, dadah!"

"Kebiasaan. Anak kok doyan telat!" Mami bedecak melihat putra sematawayangnya itu berlari menuju pintu dan pergi, meninggalkan pintu rumah yang terbuka lebar tak ia tutup kembali. Kebiasaan Nana memang.








Plukk...!!

Haaaahhhhh......


Baru saja berlari melewati beberapa rumah, Nana tak sengaja menjatuhkan roti panggang yang hanya satu-satunya sarapan yang ia punya. Nana menatap roti itu dengan tatapan menyedihkan dan menghela nafas yang begitu panjang.

"Yaampun! Sial banget Nana. Benci banget sama hari senin..." Ia pun memungut roti yang sudah kotor itu lalu membuangnya ke tempat sampah. Alhasil Nana pagi ini tidak sarapan sama sekali. 

Untungnya, Nana tepat waktu menuju stasiun kereta yang setiap harinya ia naiki, salah satu transportasi yang selalu Nana pakai kala ia berangkat ke sekolah, hanya menempuh jarak 20 menit hingga sampai di sekolahnya itu.

Nana segera masuk menuju gerbong kereta itu dan mencari keberadaan kursi kosong, namun nihil. Ini hari senin, semua kereta pagi pasti sangat penuh oleh siswa/i ataupun pekerja kantoran, mahasiswa juga tak jarang menaiki kereta. Alhasil Nana hanya bisa berdiri di tengah kerumunan yang padat.

Salahkan anime yang ia tonton semalaman suntuk, karena sekarang Nana menahan mati matian rasa kantuknya. Kepalanya terasa berat dan kelopan matanya tidak berhenti turun, Nana bersumpah ia sangat mengantuk. 'Bahaya nih kalo Nana ketiduran bisa kelewat turunnya' begitulah yang Nana pikirkan.








Tiiingggg... Tuunggg... (Attention please...)





Suara yang berasal dari speaker gerbong kereta itu memberitahukan kereta akan sampai pada stasiun selanjutnya, banyak orang yang tengah bersiap-siap untuk turun. Tubuh kecil Nana tidak kuat untuk menahan dorongan dari orang-orang yang akan pergi keluar meninggalkan kereta, Nana berusaha agar tubuhnya tidak terjatuh. Bahu itu saling bertubrukan dengan bahu yang lainnya, terburu-buru untuk keluar dan terburu-buru juga untuk masuk.

Sampai pada tubuh Nana yang tiba-tiba terdorong kencang kedepan. Nana reflek mendorong seseorang yang ada di depannya dengan tangan yang mencengkram kerah kemeja pria itu. Tubuh kecil Nana pun terjatuh sempurna, terjatuh di atas tubuh pria lain.







BRUKK!!

Akhhh!!



Pekikan itu menyadarkan Nana, ia yang sedang menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria yang tak Nana kenalpun langsung mengangkat wajahnya. Nana terpaku, terpukau, jatuh cinta....

'Yaampun, ganteng banget...'  batin Nana.

Nana menatap lama sekali pria yang sebenarnya terlihat kesakitan itu, bagaimana tidak? Tubuhnya ditindih oleh Nana, dan Nana tidak bergerak sama sekali, malah ia menatap intense pria tersebut. Di tengah kerumunan yang mungkin sudah tak begitu penuh, tetap saja posisi sepertinini dapat mengundang atensi banyak penumpang lainnya, tapi Nana tidak pedulu sama sekali. Ia malah terus memandangi pria tampan itu.

Rambut hitam rapih sedikit memakai hair spray, poninya yang menutupi jidat, wajahnya yang mulus, bulu mata yang lebtik, hidung mancung, bibir yang terlihat tebal di bagian atas... bagaimana bisa ada lelaki yang sangat sempurna di dunia ini? Nana biasa melihat lelaki spek anime ini hanya di anime romcom yang selalu ia tonton.





'Ini anak kenapa sih? Creepy banget..'

El mengangkat tangannya dan mendorong wajah lelaki yang sudah berani menindihnya itu, wajahnya ia dorong lumayan kencang hingga lelaki aneh itu sadar bahwa dirinya sedang berada di atas tubuh El. Setelah lelaki itu beranjak dari atas tubuhnya, El langsung berdiri dan merapihkan pakaiannya yang terlihat kusut. El tidak suka pakaian kusut, jadi pasti ia akan sebal.

Seraya mengibas-ngibaskan seragamnya, El melihat lelaki itu masih tak bergeming sedang terduduk di lantai gerbong menatap ke arahnya, wajah yang sangat menyebalkan, El sangat sebal dengan lelaki itu.

"Ma-maaf ya.. Nana gak sengaja." Ucapnya.

El hanya dian dan menatap lelaki itu tajam. Sudah cukup dengan semua kekacauan ini, El tidak ingin melanjutkan percakapannya, ia malah pergi mencari tempat duduk yang kosong dan pergi meninggalkan lelaki itu. Lebih tepatnya mengacuhkannya.

Wah, baru saja Nana berbicara ia benci hari Senin, tapi sepertinya ia akan sangat menyukai hari Senin ini. Nana benar-benar di buat terpaku melihat ketampanan lelaki itu. 'Siapa namanya? Uniform kita sama? Kok Nana gatau dia ya? Kelas apa ya?' Itu saja yang terputar di pikirannya. Sampai Nana tidak merasakan lagi kantuk yang menyerangnya, tubuhnya seketika segar dan siap menjalani hari yang sangat bahagia ini.






















=== To Be Continued ===

.
.
.

Makanya hati-hati Nana...
Maaf ya kalo gajelas 😭



Mii 🌷

CRUSH | minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang